Berita Nasional
Mengenal BUMN PT Produksi Film Negara yang Baru Melantik Ifan Seventeen Jadi Direktur Utama
Mengenal Perum Produksi Film Negara (PFN) merupakan perusahaan Indonesia jenis BUMN yang berkiprah di bidang perfilman, kini menunjuk Ifan Seventen
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal Perum Produksi Film Negara (PFN) merupakan perusahaan Indonesia jenis BUMN yang berkiprah di bidang perfilman.
PT PFN merupakan badan usaha milik negara Indonesia (BUMN) yang bergerak di di bidang industri audiovisual perfilman Indonesia.
Baru-baru ini, Ifan vokalis band Seventeen disorot usai ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN), pada Senin (10/3/2025).
Baca juga: Profil Ifan Seventeen, Musisi jadi Direktur Utama PT PFN, Pernah Aktif Dukung Prabowo saat Kampanye
Melansir dari Tribunnewswiki.com, PFN berawal dari perusahaan Java Pacific Film (JPF) yang didirikan oleh Albert Balink di Batavia.
JPF mengalami beberapa pergantian nama sebelum akhirnya menjadi PFN pada tahun 1975.
Berdiri pada 6 Oktober 1945, Perum PFN berkomitmen menjadi panutan dalam industri film nasional.
Berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1988, Perum PFN didirikan untuk turut serta membangun ekonomi dan ketahanan nasional melalui penyelenggaraan usaha produksi film serta usaha pelayanan jasa teknik film perfilman nasional, sebagai salah satu sarana penerangan, sejarah, pendidikan, kebudayaan, dan hiburan yang perlu dikembangkan dalam rangka pembentukan karakter bangsa dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Sebelum bernama Perum Produksi Film Negara (Perum PFN), perusahaan ini bernama Java Pacific Film yang didirikan oleh Albert Balink pada tahun 1934 dan berganti nama menjadi Algemeene Nederlandsch Indische Film (ANIF) pada tahun 1936.
Pada masa penjajahan Jepang, ANIF diakuisisi dan berganti nama menjadi NIPPON EIGASHA (1941) yang diketuai oleh T. Ishimoto dan berfungsi sebagai alat propaganda Jepang.
R.M. Soetarto menginisiasi pengambil alihan Nippon Eiga Sha dari kekuasaan Jepang dan mengganti nama perusahaan menjadi Berita Film Indonesia (BFI) pada 6 Oktober 1945, yang kemudian diperingati sebagai hari lahirnya Perum PFN.
Serah terima disaksikan langsung oleh Mr. Amir Syarifudin, Menteri Penerangan saat itu dan berganti nama menjadi Perusahaan Film Negara di tahun 1950.
Baca juga: Viral Video Anggota DPR Terima Amplop Saat Rapat dengan Pertamina, Herman Khaeron: Itu Fitnah Keji
Perusahaan ini berjasa besar dalam pendokumentasian perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan dalam bentuk film.
Produksi Film Negara berganti nama menjadi Pusat Produksi Film Negara (PPFN) di tahun 1975 sesuai dengan Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No. 55B/MENPEN/1975 sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Kementerian Penerangan Republik Indonesia.
Pusat Produksi Film Negara (PPFN) kemudian berganti nama menjadi Perusahaan Umum (Perum) Produksi Film Negara sesuai dengan PP Nomor 05 Tahun 1988 pada 7 Mei 1988 hingga saat ini.
Pada 27 Januari 2014, Perum PFN berganti identitas perusahaan (logo). Perum PFN tercatat memiliki 46.000 lebih judul film yang terarsip di Biro Arsip Nasional.
Film monumental dan fenomenal produksi Perum PFN di antaranya adalah Si Unyil dan Pengkhianatan G 30 S/PKI.
VISI
Sebuah perusahaan milik negara yang sehat, mampu memproduksi film yang hebat, dan menghasilkan hiburan yang berkualitas.
MISI
Menggabungkan bakat kreatif dengan inovasi dan teknologi, dalam rangka memproduksi dan mendistribusikan film yang menginspirasi cinta dan penghargaan terhadap sejarah dan warisan budaya Indonesia.
TATA NILAI PERUSAHAAN
Perum Produksi Film Negara menetapkan tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam melakukan aktivitasnya.
Tata nilai perusahaan tersebut sebagai komitmen perusahaan untuk mewujudkan visi dan misinya berdasarkan standar global dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Daftar Filmografi
Pareh (1935) dikenal sebagai Java Pacifc Film
Terang Boelan (1937) dikenal sebagai ANIF
Antara Bumi dan Langit (1950)
Inspektur Rachman (1950) dikenal sebagai Perusahaan Film Negara (PFN)
Untuk Sang Merah-Putih (1950) dikenal sebagai Perusahaan Film Negara (PFN)
Djiwa Pemuda (1951)
Rakjat Memilih (1951)
Si Pintjang (1951) dikenal sebagai Perusahaan Film Negara
Penjelundup (1952) dikenal sebagai Perusahaan Film Negara
Sekuntum Bunga Ditepi Danau (1952)
Mardi dan Keranya (1952) dikenal sebagai Perusahaan Film Negara
Sajap Memanggil (1952)
Meratjun Sukma (1953)
Belenggu Masjarakat (1953)
Kopral Djono (1954)
Kembali ke Masjarakat (1954)
Si Melati (1954)
Antara Tugas dan Tjinta (1954)
Merapi (1954)
Peristiwa Didanau Toba (1955)
Djajaprana (1955)
Rajuan Alam (1956)
Tiga-Nol (1958)
Ni Gowok (1958)
Lajang-Lajangku Putus (1958)
Kantjil Mentjuri Mentimun (1959)
Daun Emas (1963) dikenal sebagai Perusahaan Film Negara
Kelabang Hitam (1977) dikenal sebagai PPFN
Warok (1978) dikenal sebagai PPFN
Si Pincang (1979) dikenal sebagai PPFN
Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa (1979) dikenal sebagai PPFN
Harmonikaku (1979) dikenal sebagai PPFN
Sinila (Peristiwa Gunung Dieng) (1979) dikenal sebagai PPFN
Cita Pertiwi (1980) dikenal sebagai PPFN
Si Gura-gura (1980) dikenal sebagai PPFN
Laki-laki dari Nusakambangan (1980) dikenal sebagai PPFN
Orang-Orang Laut (1980) dikenal sebagai PPFN
Juara Cilik (1980) dikenal sebagai PPFN
Hadiah Buat Si Koko (1980) dikenal sebagai PPFN
Serangan Fajar (1981) dikenal sebagai PPFN
Kereta Api Terakhir (1981) dikenal sebagai PPFN
Dia yang Kembali (1982) dikenal sebagai PPFN
Senja Masih Cerah (1982) dikenal sebagai PPFN
Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI (1982) dikenal sebagai PPFN
Djakarta 1966 (1982) dikenal sebagai PPFN
Film dan Peristiwa (1985) dikenal sebagai PPFN
Penumpasan Sisa-sisa PKI Blitar Selatan (Operasi Trisula) (1986) dikenal sebagai PPFN
Surat untuk Bidadari (1992) dikenal sebagai PPFN
Pelangi di Nusa Laut (1992) dikenal sebagai PPFN
Kuambil Lagi Hatiku (2019) dikenal sebagai PFN
Lantik Ifan Seventeen Jadi Dirut
Adapun kabar soal ditunjuknya Ifan sebagai Dirut PT PFN dibenarkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Juru Bicara Kementerian BUMN Putri Violla, menuturkan Ifan tidak hanya memiliki pengalaman di bidang musik, tetapi juga pernah menjadi produser film.
"(Ifan) menjadi Direktur Utama PFN, betul, mendapatkan kepercayaan. Jadi memang ada pengangkatan direksi," ujar Juru Bicara Kementerian BUMN Putri Violla, yang ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (12/3/2025) dilansir dari Kompas.com.
Ia mengakui adanya sorotan publik bahwa Ifan, yang seorang musisi, menjadi pimpinan perusahaan perfilman.
"Sebenarnya kalau kita lihat kiprahnya dari Ifan itu bukan cuma di dunia musik saja, karena sudah punya pengalaman jadi produser, sehingga kemudian bisa menjadi direksinya," kata dia.
Selain mempertimbangkan latar belakang, Kementerian BUMN juga mendorong kepemimpinan muda di perusahaan pelat merah.
Adapun kabar ditunjuknya ini bermula terdapat sejumlah karangan bunga berisi ucapan selamat yang berjejer di depan kantor PT PFN di Jatinegara, Jakarta Timur.
Salah satunya dari akun Instagram iVolks Creative.
Dalam unggahan Instagram Story, iVolks Creative membagikan foto bersama Ifan Seventeen dengan latar belakang karangan bunga ucapan selamat.
"Selamat bertugas Riefian Fajarsyah/Ifan Seventeen (Co-Founder iVolks Creative) atas jabatan barunya sebagai Direktur Utama Produksi Film Negara! Semoga sukses dan dapat lebih memajukan industri film,” tulis akun tersebut pada Rabu (12/3/2025).
Dipilihnya vokalis grup band Seventeen ini sebagai Dirut PFN tentunya menimbulkan pro kontra dari publik.
Banyak netizen yang menilai bahwa jabatan yang diberikan kepada Ifan tak tepat sasaran.
Kini, Instagram dari pelantun lagu Kemarin, @ifanseventeen menuai hujatan dari publik.
"Coba seberapa kompeten lu bikin film ? Sutradarain satu film. Pengen tau apa yang bikin lu jadi dirut perusahaan perfilman padahal gak ada ilmunya di film," balas akun @rezka****.
"Mas, nek aku dadi sampean isin sumpah. Kamu bakat di musik jangan maruk!!," komentar akun @indah****.
"Monmaap ini ga salah pilih kan?," kata akun @nadia****.
Sebagai informasi, PT PFN adalah perusahaan milik negara yang sebelumnya bergerak di bidang produksi audiovisual.
Namun, saat ini PT PFN telah bertransformasi menjadi lembaga yang berfokus pada pembiayaan industri film.
Sontak, kabar ini menuai sorotan dari masyarakat Indonesia.
(*)
Baca berita lainnya di google news
Bukan Rp230 Juta, Mahfud MD Dengar Gaji Anggota DPR RI Tembus Miliaran, Wajar Dikritik Rakyat |
![]() |
---|
Saat Demo di Depan Gedung DPR, Buruh Injak-injak Spanduk Bergambar Zulkifli Hasan dan Eko Patrio |
![]() |
---|
Roy Suryo Apresiasi Hakim Setelah PK Silfester Matutina Gugur, Sudah Seharusnya Dieksekusi |
![]() |
---|
Herannya Mahfud MD Tahu Harta Kekayaan Immanuel Ebenezer Rp17,6 Miliar, Gak Mungkin Tiba-tiba |
![]() |
---|
Mulai 2026, Beli Elpiji 3 Kg Wajib Pakai KTP, Pemerintah Pastikan Subsidi Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.