PT Sritex Pailit

Selain Sritex, Inilah Deretan Bisnis Dikelola Keluarga Iwan Lukminto, Ada Hotel Hingga Museum

Keluarga Lukminto, pemilik PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang resmi dinyatakan pailit diketahui memiliki sejumlah lini bisnis lain.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
ig/ik.lukminto
BISNIS GURITA KELUARGA LUKMINTO. Potret Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto dan dalam Perayaan HUT Sritex ke-58, (16/8/2024). Keluarga Lukminto, pemilik PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang resmi dinyatakan pailit diketahui memiliki sejumlah lini bisnis lain. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Keluarga Lukminto, pemilik PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang resmi dinyatakan pailit diketahui memiliki sejumlah lini bisnis lain.

Diketahui, Sritex pertama kali didirikan oelh Haji Muhammad Lukminto atau Ie Djie Shien mulai dari usaha kios sederhana bernama UD Sri Rejeki di Pasar Klewer, Kota Solo.

Usaha Muhammad Lukminto kian berkembang yang sahamnya dikendalikan Keluarganya sendiri.

Baca juga: Jejak Karier Iwan Kurniawan Lukminto Dirut PT Sritex yang Pailit PHK Karyawan, Baru 2 Tahun Menjabat

BOS PT SRITEX - Momen Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto dikuatkan karyawannya tak kuasa menangis saat pamitan dengan karyawan setelah terpaka PHK ribuan.
BOS PT SRITEX - Momen Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto dikuatkan karyawannya tak kuasa menangis saat pamitan dengan karyawan setelah terpaka PHK ribuan. (Tangkapan layar Youtube Kompas TV)

Saat ini, tampuk kepemimpinan perusahaan dipegang oleh generasi kedua, yakni kakak beradik Iwan Setiawan Lukminto sebgai Komisaris Utama dan Iwan Kurniawan Lukminto sebagai Direktur Utama.

Namun, pada 1 Maret 2025, Raksasa tekstil Asia Tenggara PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang (Sritex pailit).

Laporan keuangannya pun berdarah-darah. Sritex harus menanggung utang jumbo sebesar 1,597 miliar dollar AS atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 25 triliun (kurs Rp 15.600). 

Perusahaan juga menderita rugi selama empat tahun berturut-turut sejak 2021.

Meski dikenal sebagai perusahaan tekstil, keluarga Lukminto dikenal agresif meraup untung dari lini bisnis yang terdiversifikasi, mulai dari hotel hingga wisata. 

Tak heran, jika kekayaan keluarga Lukminto berhasil mereka sulap hingga mencapai US$515 juta atau setara dengan Rp7,8 triliun. 

Apa saja bisnis yang dimiliki Keluarga Lukminto?

1. Tekstil

Awalnya, Sritex hanyalah sebuah usaha dagang atau UD Sri Redjeki yang didirikan oleh sang Ayah, Lukminto untuk memproduksi kain mentah dan bahan putihan di Solo pada 1966. 

Setahun kemudian, Lukminto membuka pabrik cetak pertama yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Surakarta.
 
Pabrik kedua yakni pabrik tenun dibangun pada 1982.

Pabrik tekstil itu kemudian direlokasi ke Desa Jetis, Sukoharjo dengan nama PT Sri Rejeki Isman atau Sritex.
 
Pada 3 Maret 1992, pabrik Sritex diresmikan Presiden Soeharto bersama 275 pabrik aneka industri lainnya di Surakarta.

Setelah sukses di dalam negeri, Sritex mencoba menembus pasar Eropa pada 1992.

Perusahaan yang kini menjadi raksaksa tekstil di Asia Tenggara itu berhasil membuat seragam bagi NATO dan tentara Jerman yang kualitasnya diakui.

Sejak saat itu, Sritex berkembang memproduksi rata-rata 24 juta potong kain per tahun untuk 40 negara.

Perusahaan ini juga mengerjakan pakaian dengan merek ternama seperti Uniqlo, Zara, JCPenney, New Yorker, Sears, serta jaringan Walmart.

Pada 2007, Lukminto menyerahkan kepemimpinan Sritex ke putra sulungnya, Iwan Setiawan Lukminto.

Di kepemimpinan Iwan Setiawan, Sritex berkembang menjadi perusahaan tekstil besar. 

Baca juga: Harta Kekayaan Iwan Setiawan Lukminto, Komisaris PT Sritex yang Pailit PHK Karyawan

2. Gedung Olahraga

Salah satunya yang populer adalah Gedung Olahraga (GOR) Sritex yang berada di tengah Kota Solo.

GOR Sritex menjadi salah satu tujuan utama untuk arena atau venue bola voli dan basket. 

Tak jarang, lokasi ini juga dijadikan sebagai penyelenggaraan acara yang melibatkan massa.

Sampai saat ini, GOR tersebut masih aktif digunakan untuk menyelenggarakan turnamen olahraga. 

Terbaru, GOR Sritex menjadi salah satu lokasi yang ditunjuk untuk pertandingan para basket Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024.

3. Hotel

Lukminto Grup bahkan memiliki sekitar sepuluh hotel di Solo, Yogyakarta, dan Bali.

Melansir dari Forbes, melalui anak perusahaan PT Wisma Utama Binaloka, Sritex Group akan mengoperasikan sejumlah hotel dan restoran, termasuk Diamond, Grand Orchid, dan @Hom
 
Kemudian, Hotel Holiday Inn Express di Yogyakarta dan Bali, serta ada Holiday Inn, Holiday Inn Express, Horison, dan Solo Mansion.
 
Pada 2013, PT Sri Rejeki Isman Tbk secara resmi terdaftar sahamnya dengan kode ticker dan SRIL pada Bursa Efek Indonesia.

4. Museum

Melansir dari situs resmi, Tumurun Private Museum merupakan museum pribadi yang dikelola keluarga Lukminto di Surakarta. 

Nama museum ini berasal dari kata turun-temurun yang berarti 'mewariskan dari generasi satu ke generasi lainnya'. 

Di museum ini berisi berbagai seni instalasi. 

Pendirian museum ini dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada sang ayah yang juga seorang kolektor dan penikmat karya seni. 

Ada pula seni kontemporer, lukisan, dan koleksi mobil antik mulik keluarga Lukminto.

Awalnya, museum ini merupakan museum pribadi milik keluarga, namun saat ini sudah dibuka untuk umum dengan sistem berbayar.
 
5. Industri Kertas  

Melansir dari Forbes, PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT) adalah perusahaan industri kertas.

Perusahaan menyediakan karton box, paper tube, dan paper cone. 

Investasi dan Grosir Melansir dari Singapore Exchange, Sritex juga mendirikan Golden Legacy Pte Ltd, Golden Mountain Textile, Trading Pte Ltd, di mana perusahaan ini bergerak di bidang investasi dan perdagangan grosir yang berada di Singapura. 

Sementara itu, menyikapi kondisi Sritex, Presiden Prabowo Subianto telah mengutus empat menterinya, yakni Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Menteri Tenaga Kerja untuk segera mengkaji beberapa opsi dan skema untuk menyelamatkan Sritex.

(*)

Baca berita lainnya di google news

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved