PT Sritex Pailit
Selain Sritex, Inilah Deretan Bisnis Dikelola Keluarga Iwan Lukminto, Ada Hotel Hingga Museum
Keluarga Lukminto, pemilik PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang resmi dinyatakan pailit diketahui memiliki sejumlah lini bisnis lain.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM - Keluarga Lukminto, pemilik PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang resmi dinyatakan pailit diketahui memiliki sejumlah lini bisnis lain.
Diketahui, Sritex pertama kali didirikan oelh Haji Muhammad Lukminto atau Ie Djie Shien mulai dari usaha kios sederhana bernama UD Sri Rejeki di Pasar Klewer, Kota Solo.
Usaha Muhammad Lukminto kian berkembang yang sahamnya dikendalikan Keluarganya sendiri.
Baca juga: Jejak Karier Iwan Kurniawan Lukminto Dirut PT Sritex yang Pailit PHK Karyawan, Baru 2 Tahun Menjabat

Saat ini, tampuk kepemimpinan perusahaan dipegang oleh generasi kedua, yakni kakak beradik Iwan Setiawan Lukminto sebgai Komisaris Utama dan Iwan Kurniawan Lukminto sebagai Direktur Utama.
Namun, pada 1 Maret 2025, Raksasa tekstil Asia Tenggara PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang (Sritex pailit).
Laporan keuangannya pun berdarah-darah. Sritex harus menanggung utang jumbo sebesar 1,597 miliar dollar AS atau jika dirupiahkan setara dengan Rp 25 triliun (kurs Rp 15.600).
Perusahaan juga menderita rugi selama empat tahun berturut-turut sejak 2021.
Meski dikenal sebagai perusahaan tekstil, keluarga Lukminto dikenal agresif meraup untung dari lini bisnis yang terdiversifikasi, mulai dari hotel hingga wisata.
Tak heran, jika kekayaan keluarga Lukminto berhasil mereka sulap hingga mencapai US$515 juta atau setara dengan Rp7,8 triliun.
Apa saja bisnis yang dimiliki Keluarga Lukminto?
1. Tekstil
Awalnya, Sritex hanyalah sebuah usaha dagang atau UD Sri Redjeki yang didirikan oleh sang Ayah, Lukminto untuk memproduksi kain mentah dan bahan putihan di Solo pada 1966.
Setahun kemudian, Lukminto membuka pabrik cetak pertama yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Surakarta.
Pabrik kedua yakni pabrik tenun dibangun pada 1982.
Pabrik tekstil itu kemudian direlokasi ke Desa Jetis, Sukoharjo dengan nama PT Sri Rejeki Isman atau Sritex.
Pada 3 Maret 1992, pabrik Sritex diresmikan Presiden Soeharto bersama 275 pabrik aneka industri lainnya di Surakarta.
Setelah sukses di dalam negeri, Sritex mencoba menembus pasar Eropa pada 1992.
Kabar Terbaru Eks Karyawan PT Sritex Ngadu Belum Dapat THR Jelang Lebaran, Kurator Tunggu Dana Cukup |
![]() |
---|
Kabar Baik 5000 Eks Karyawan PT Sritex Bakal Kembali Direkrut, Investor Baru Bakal Operasikan Pabrik |
![]() |
---|
PT Sritex Pailit Ternyata Punya 11 Anak Perusahaan, Anggota DPR Minta Pemilik Tanggung Jawab |
![]() |
---|
Gegara Ketidakpasian Informasi, Buruh Sritex Terancam Tidak Terima THR dan Pesangon |
![]() |
---|
Update PT Sritex Ternyata Bakal Diakuisisi Perusahaan BUMN, Menaker: Ada Beberapa Kandidat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.