Berita Palembang
Pemkot Palembang Terapkan Ganjil Genap Atasi Kemacetan, Begini Kata Pengamat Transportasi
Masalah kemacetan lalu lintas menjadi salah satu masalah yang dihadapi terutama di kota-kota besar, seperti kota Palembang. Pertambahan jumlah
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Masalah kemacetan lalu lintas menjadi salah satu masalah yang dihadapi terutama di kota-kota besar, seperti kota Palembang. Pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang pesat di perkotaan tidak diimbangi dengan perluasan infrastruktur jalan, menyebabkan kemacetan semakin parah.
Kemacetan lalu lintas menyebabkan kerugian ekonomi yang besar akibat waktu yang terbuang dan peningkatan biaya operasional kendaraan.
Pengamat Transportasi Prof. Ir. Hj. Erika Buchari, M.Sc, Ph.D menilai sudah layak penerapan aturan kendaraan ganjil genap di kota Palembang, dalam upaya mengatasi kemacetan yang ada. Meski disatu sisi ada cara lainnya.
"Sangat bisa diterapkan, mengingat alasan kita untuk melakukan atau mengatasi kemacetan, " kata Erika, Jumat (28/2/2025).
Dijelaskan Erika, jika diterapkan aturan kendaraan ganjil genap, maka jumlah kendaraan yang melintas saat aturan berlaku akan berkurang.
"Kalau genap ganjil berlaku, maka separuh lagi sudah tercover belum dengan angkutan yang ada," paparnya.
Dengan melihat kondisi saat ini dikota Palembang yang telah memiliki LRT, Teman Bus dan Federer, pastinya hal itu bisa menjadi solusi masyarakat menggunakan modal transportasi untuk beraktifitas.
"Kita (Palembang) punya dan sudah ada 7 rute Feeder, dan akan ada lima rute lagi dan sudah banyak tersebar dengan angkutan umum lainnya seperti LRT dan Teman Bus, tinggal kita lihat ngefek dak dengan peralihan tadi apakah jadi ramai nanti, " paparnya.
Dijelaskan Erika, aturan genap ganjil harus dilihat dahulu jumlah kendaraannya, jika ada seribu kalau penerapan genap ganjil maka 500 lagi tidak bisa naik mobil, apalah mereka punya motor apa tidak, dan angkutan umum ada apa tidak, cukup apa tidak.
"Kalau melihat angkutan umum kita sudah punya, dan sudah banyak feeder ada juga bus artinya sudah cukup. Dan jika genap ganjil meningkatkan lagi di angkutan umumnya, " paparnya.
Untuk pelaksanaannya sendiri, Erika menilai hal itu bisa segera dilakukan namun untuk itu diperlukan sosialisasi dahulu ke masyarakat, dan jika sudah berlaku harus ada sanksi tegas.
"Jadi kita terapkan dulu bagaimana demamnya bagaimana, dan saat ini sudah cukup sekarang ini untuk diterapkan, dan tinggal lihat perkembangan, " tuturnya.
Pastinya dilanjutkan Erika, harus ada uji coba dimana yang macet seperti Jalan Sudirman, atau di Merdeka atau Radial, atau Angkatan 45 dilihat dulu.
"Penerapannya pasti perlu latihan dulu untuk menerapkannya dilakukan sosialisasi 3 bulan, 1 bulan peringatan dan 3 bulan sudah maka kenakan sanksi, dan sanksinya benar- benar bisa memberikan efek, jangan sampai nanti ganti plat sendiri dirumah, tetapi harus tegas dan tilang digitalnya jalan sehingga ketahuan yang melanggar, " paparnya.
Ditambahkan Erika, dalam mengatasi kemacetan itu banyak hal, seperti Trip assignment atau pembebanan lalu lintas adalah proses pemodelan yang memprediksi rute yang akan dilalui pengguna jalan.
Bidar Palembang dan Pacu Jalur Riau, Serupa tapi tak Sama, Pengalaman Novie Ikut Pelatihan ABCID |
![]() |
---|
Peby Anggi Pratama Resmi Dilantik Jadi Ketua HIPMI Palembang, Tingkatkan Kerjasama Dengan Pengusaha |
![]() |
---|
Universitas MDP Buka Program Studi Desain Komunikasi Visual, Syarat-Biaya Pendaftaran & per Semester |
![]() |
---|
Sertin Agustina Raih Gelar Magister Administrasi Publik di FISIP Universitas Sriwijaya, IPKnya 4.0 |
![]() |
---|
Ganjar Iman Bakal Dilantik Jadi Anggota DPRD Sumsel, PAW Syamsul Bahri yang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.