Bulan Ramadhan

Tulisan Arab dan Arti Ya Ayyuhalladzina Amanu Kutiba Alaikumus Siam, Diwajibkan atas Kamu Berpuasa

Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa puasa Ramadhan adalah “ibadah yang telah disepakati hukumnya dalam syariat” untuk mencapai ketakwaan

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
KEWAJIBAN BERPUASA -- Ilustrasi dalil tentang kewajiban puasa Ramadhan, Ya Ayyuhalladzina Amanu Kutiba Alaikumus Siam, Surat Al Baqarah ayat 183. 


Dalam keseluruhan konteksnya, ayat ini memberikan pemahaman bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, namun juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan kesabaran, dan mencapai ketakwaan. 


Dalam hadits yang datang dari Ibnu Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

 بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ 

Artinya: 
“Islam dibangun atas 5 perkara (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. (HR. Bukhari)

 Hadits ini memperkuat posisi puasa sebagai salah satu pilar dalam agama Islam. Mayoritas ulama sepakat bahwa puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang baligh, berakal, dan mampu.

Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa puasa Ramadhan adalah “ibadah yang telah disepakati hukumnya dalam syariat” dan menjadi cara umat Islam untuk mencapai ketakwaan. 

Dalam ayat tersebut juga diterangkan dengan jelas, tujuan berpuasa adalah takwa. 

Apa itu takwa ? Allah menerangkan di dalam surat Ali Imran ayat 133-134.

surat Ali ‘Imran ayat 133-134. Firman tersebut berbunyi:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ


“Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa”

Ayat tersebut kemudian diakhiri dengan kalimat al-Muttaqin yang selanjutnya dijelaskan pada ayat ke 134 yang berbunyi:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema‟afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”

Jadi takwa adalah menjadi pribadi yang taat, segera mohon ampun, sedekah dalam sempat sempit, menahan amarah, memaafkan dan berbuat baik.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved