TKW Minta Dipulangkan

Fakta Pilu Puspa Dewi, TKW Asal Prabumulih Minta Bantu Pulang, Dulu Viral Babak Belur Dihajar Suami

Terungkap fakta pilu Puspa Dewi, TKW asal Prabumulih yang ternyata sempat viral menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga babak belur

Penulis: Edison | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
TKW VIRAL -- Nilawati ketika diwawancarai sejumah wartawan di rumahnya di Jalan Pendawa RT 02 RW 05 Kelurahan Karang Raja Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih, Kamis (13/2/2025). Nilawati merupakan ibu dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang viral di media sosial minta pemerintah Prabumulih dan Simsel agar memulangkannya ke Indonesia karena harus bayar Rp 26 juta. 

Laporan wartawan Tribun Sumsel, Edison Bastari 

 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Hanya bisa menangis dan pasrah, demikianlah yang bisa dilakukan Nilawati, ibu dari Puspa Dewi (36) Tenaga Kerja Migran Indonesia (PMI) yang viral meminta dipulangkan dari Singapura ke Indonesia.

Terungkap fakta pilu Puspa Dewi yang ternyata sempat viral menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga babak belur, namun hingga kini suaminya tak kunjung ditangkap. 

Mengenakan celana hitam, baju kaos dan rambut diikat, Nilawati hanya bisa menangisi nasib anaknya yang ingin memperbaiki hidup setelah menghadapi prahara rumah tangga, namun malah tak tahan hidup di negeri orang. 

Sedangkan sebagai ibu, Nilawati tak bisa berbuat apa-apa karena tak punya uang.

Ditemui di rumahnya di Jalan Pendawa RT 02 RW 05 Kelurahan Karang Raja Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih, Nilawati menceritakan bagaimana anaknya Puspa Dewi berangkat ke luar negeri. 

Puspa Dewi merantau ke luar negeri menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) bukan pertama kali, namun pada 2022 pernah ke Malaysia juga melalui jalur non formal alias ilegal.

Namun karena habis kontrak, anak pertama Nilawati dari suami pertamanya itu terpaksa kembali ke kampung halaman kota Prabumulih pada Agustus 2024.

"Anak saya ini pertama berangkat melalui agency yang ada di Lampung, karena habis kotrak lalu pertengahan tahun lalu kembali ke Indonesia," kata Nilawati bercerita kepada wartawan dengan posisi duduk bersila di ruang tamu, Kamis (13/2/2025).

Baca juga: Viral Tangis TKW Asal Prabumulih Minta Bantuan, Harus Bayar Rp26 Juta Jika Ingin Pulang ke Indonesia

Lalu setelah pulang ke Prabumulih, Puspa Dewi kembali berangkat namun melalui calling Visa dan langsung berangkat pada 7 Januari 2025 ke Singapura.

Kemudian setelah tiba di Singapura, Puspa Dewi mendapatkan majikan orang India. 

"Dia nangis-nangis terus dan mengadu ingin pulang karena tidak tahan, bahkan sempat mengancam ingin bunuh diri dan terjun dari apartemen. Tapi selalu saya nasehati agar tidak melakukan aksi nekat dilarang agama itu," katanya dengan mata berlinang.

Karena selalu dinasehati itu, Puspa Dewi hari demi hari bertahan di majikan India selama 7 hari sembari melapor ke agen agar dicarikan agen lain. 

"Agen akhirnya menjemput dan membawa anak kami ini kembali ke tempat penampungan. Agen kemudian meminta uang Rp 26 juta jika ingin pulang ke Indonesia," lanjutnya.

Uang sebesar Rp 26 juta itu kata Nilawati sebagai ganti kerugian tiket pesawat, akomodasi dan lainnya yang keseluruhan dibiayai oleh pihak agen.

"Dia menelpon saya tapi saya tidak punya uang, bagaimana mau membayar sementara uang itu besar," lanjutnya lirih.

Agen, kata Nilawati memberikan waktu selama 5 hari untuk membayar namun karena tidak memiliki uang sehingga tak bisa membayar.

"Agency menawarkan dua pilihan yakni pulang dengan mengganti kerugian atau tetap bekerja dengan dicarikan majikan baru. Akhirnya dia bekerja di majikan baru orang Tionghoa, mengurus anak-anak dan mengurus rumah," cerita Nilawati.

Namun bukannya membaik setelah berganti majikan, Puspa Dewi justru trauma dan tidak mau bekerja bahkan terus-terusan menangis hingga saat ini.

Ditanya apakah Puspa Dewi mengalami kekerasan fisik atau pelecehan, Nilawati menuturkan jika hal itu tidak dialami namun hanya tertekan karena selalu disalahkan.

"Saya sebagai ibu ya tidak tega dengan nasib anak daya ini, apalagi setiap video call dia seperti orang stress dan selalu melamun seperti orang banyak fikiran. Melihat keadaanya seperti itu saya langsung nangis," tuturnya.

Disinggung apakah Puspa Dewi sudah pernah gajian, Nilawati menyebut selama sebulan di Singapura Puspa belum pernah menerima gaji sebesar 550 dollar Singapura seperti dijanjikan setelah dipotong agency.

"Aturan awalnya potongan gaji 3,5 bulan. Tapi karena ditarik dari orang India, potongannya diperpanjang menjadi 4,5 bulan tidak dapat gaji," bebernya. 

Dengan air mata menetes dan beberapa kali disapu, Nilawati berharap anaknya itu dapat dipulangkan pemerintah ke Indonesia khususnya Prabumulih.

"Pulangkan anak kami pak, karena disini ada dua anaknya yang masih kecil ditinggalkannya," kata Nilawati sedih.

Anak Puspa Dewi atau cucu Nilawati yang tinggal di Prabumulih masing-masing berusia 7,5 tahun dan 15 tahun.

Puspa Dewi sendiri nekat ke luar negeri untuk memghidupi kedua anaknya dan mengangkat derajat keluarganya.

Puspa Dewi sendiri diakui Nilawati pernah viral menjadi korban KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) oleh suaminya sendiri sampai patah tangan dan lebam di sekujur tubuhnya.

Kasus itu telah dilaporkan kepada polisi namun sampai saat ini pelaku tak kunjung ditangkap.

"Sedih sekali nasib anak saya ini, pernah dipukuli suami sampai patah tangan lalu ditinggal. Nekat keluar negeri untuk membiayai dua anaknya, jadi tolong pak, cuma itu saja yang aku minta, pulangkan anak kami. Tolong pak," katanya berlinang air mata 

Hingga saat ini pihak Dinas Tenaga Kerja dan Kelurahan setempat sudah datang namun belum ada kepastian apakah bisa memulangkan anaknya atau tidak.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved