Berita Viral

Fakta Pagar Laut Membentang 30 KM di Tangerang, JRP Sebut Dibangun Secara Swadaya untuk 3 Tujuan

Jaringan Rakyat Pantura (JRP) di Kabupaten Tangerang, mengungkapksn fakta di balik pagar laut yang membentang 30 KM di perairan Tangerang-Banten

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Tangkap layar video Ombudsman RI
Misteri pagar bambu sepanjang 30,16 kilometer yang membentang di perairan Kabupaten Tangerang, Banten, mengganggu aktivitas nelayan dan warga pesisi. Jaringan Rakyat Pantura (JRP) di Kabupaten Tangerang, mengungkapksn fakta di balik pagar laut yang membentang 30 KM di perairan Tangerang-Banten. 

TRIBUNSUMSEL.COM --Jaringan Rakyat Pantura (JRP) di Kabupaten Tangerang, mengungkapksn fakta di balik pagar laut yang membentang 30 KM di perairan Tangerang-Banten.

Pagar tersebut dikatakan dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat.

Pagar laut itu sengaja dibangun unuk tiga tujuan, salah satunya mencegah abrasi.

"Pagar laut yang membentang di pesisir utara Kabupaten Tangerang ini sengaja dibangun secara swadaya oleh masyarakat."

Baca juga: Ini Sosok Selebriti Pemilik Pagar Laut Tangerang Sepanjang 30 KM Dibongkar Nelayan, Tenar & Viral

Seorang nelayan di Pulau Cangkir membeberkan dalang di balik pemasangan pagar laut yang terbentang sejauh 30 kilometer di perairan Kabupaten Tangerang, Banten.
Seorang nelayan di Pulau Cangkir membeberkan dalang di balik pemasangan pagar laut yang terbentang sejauh 30 kilometer di perairan Kabupaten Tangerang, Banten. (Youtube Wartakota)

"Ini dilakukan untuk mencegah abrasi, mencegah pengikisan tanah di wilayah pantai yang dapat merugikan ekosistem dan permukiman," jelas Koordinator JRP, Sandi Martapraja, Sabtu (11/1/2025), dilansir Tribunnews.com.

Tujuan kedua, lanjut Sandi, adalah untuk mitigasi bencana tsunami.

Untuk) mitigasi ancaman tsunami, meski tidak bisa sepenuhnya menahan," imbuh dia.

Lalu, tujuan terakhir, area di sekitar pagar laut bisa dimanfaatkan sebagai tambak ikan, apabila kondisinya bagus.

Sandi lantas menegaskan, pagar laut itu memang sengaja dibangun masyarakat setempat untuk mencegah anama ancaman kerusakan lingkungan.

Tambak ikan di dekat tanggul juga dapat dikelola secara berkelanjutan untuk menjaga ekosistem tetap seimbang."

"Tanggul-tanggul ini dibangun oleh inisiatif masyarakat setempat yang peduli terhadap ancaman kerusakan lingkungan," jelas Sandi.

Hal berbeda justru disampaikan Surwan, warga yang tinggal di kawasan wisata Mangrove Desa Konjo.

Ia mengatakan keberadaan pagar laut justru menghambat aktivitas para nelayan yang melaut.

Buntut adanya pagar laut, ujar Surwan, para nelayan tidak bisa melajukan kapalnya secara bebas.

Sosok Pemilik Pagar

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved