Berita Viral

Kisah Ahmad Guru Honorer Meninggal Dunia Saat Ikut Ujian PPPK di Mamuju, Istri Lihat Suami Pingsan

Ahmad (45), peserta tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meninggal dunia saat hendak mengikuti ujian tes di Mamuju, Rabu (4/12/2024)

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
Tribun Sulbar / Abdul Rahman
Rekan dan istri alamarhum Ahmad menangis histeris saat berada di RS Bhayangkara Mamuju, Jl Arteri, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (4/12/2024). Ahmad (45), peserta tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meninggal dunia saat hendak mengikuti ujian tes di Mamuju, Rabu (4/12/2024) 

TRIBUNSUMSEL.COM - Peristiwa memilukan dialami seorang peserta tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meninggal dunia saat hendak mengikuti ujian tes di Mamuju, Rabu (4/12/2024).

Peserta PPPK itu merupakan tenaga pendidik di MTS 1 Pasangkayu, bernama Ahmad (45).

Pilunya, detik-detik meninggalnya Ahmad disaksikan langsung oleh sang istri, Lisnawati(35) yang juga satu ruangan mengikuti ujian PPPK tersebut.

Baca juga: Pilu Anak Bungsu Selamat dari Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri, Bertahan 2 Hari dengan Luka Parah

peserta tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meninggal dunia
Ahmad peserta tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meninggal dunia saat hendak mengikuti ujian tes di Mamuju, Rabu (4/12/2024).

 

Lisnawati menyaksikan suaminya jatuh pingsan saat berada di dalam ruang tes BKN Mamuju, Sulawesi Barat, Jl RE Martadinata, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Mamuju.

"Iya berdekatan, hanya dua kursi antara saya dengan almarhum (suami) dan di sebelah almarhum ada papa Nabila (ipar saya). Saya sempat tanyakan kondisi kesehatannya (suami), tiba-tiba saya lihat jatuh saat mau tes," ungkap Lisnawati saat bercerita dengan rekanya di RS Bhayangkara Mamuju, Jl Arteri, Mamuju.
 
Istri Ahmad itu tak kuat menahan tangis saat melihat suaminya meninggal dunia di saat ia berjuang bersama-sama menjadi pegawai PPPK Kementerian Agama.

Lisnawati terpukul mengingat perjuangan sang suami telah menanti sejak lama selama 15 tahun.

"Lama sekalimi kasihan ini na tunggu suamiku (almarhum) tes PPPK, saya sangat terpukul dan sakit hati," ujar Lisnawati dengan isakan tangisnya.

Lisnawati menuturkan, sudah sejak lama almarhum suaminya memiliki riwayat penyakit jantung, bahkan pernah lama dirawat di RS Wahidin Makassar.

Bahkan sebelum berangkat tes, Ahmad sempat mengeluhkan sakit.

Nmun ia tetap kukuh berangkat dari Pasangkayu bersama istrinya demi mengadu nasib mengikuti tes PPPK karena sudah bertahun-tahun jadi seorang honorer.
 
Tetapi, ajal justru menjemputnya di lokasi tes PPPK kantor BKN Mamuju. Ia tiba-tiba jatuh dan tak sadarkan diri.

Sempat dilarikan ke RS Bhayangkara, rumah sakit terdekat dari kantor UPT BKN Mamuju, namun nyawanya Ahmad tak tertolong.

Kini jenazah Ahmad di bawa ke kampung halaman Desa Bate Tangga Kanang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
 
Kronologi

Peserta bernama Ahmad (45) itu tiba-tiba terjatuh saat hendak mengikuti tes di dalam gedung Badan Kepegawaian Negara (BKN) Jl RE Martadinata, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Mamuju, Rabu (4/12/2024).

Panitia seleksi PPPK Kementerian Agama Sulbar Rizal mengatakan, korban sempat memasuki ruangan tes namun tiba-tiba saat dalam ruangan dia tiba-tiba terjatuh.

Tim kesehatan sempat mengecek kondisi korban hingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso Mamuju untuk ditangani.

"Namun menurut dokter Ahmad meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit," ungkap Rizal kepada Tribun-Sulbar.com.

Sejumlah rekan hingga istri menangis histeris melihat jenazah Ahmad (43) yang meninggal dunia saat mengikuti tes PPPK Kementerian Agama Provinsi Sulbar di UPT Badan Kepegawaian Negara (BKN) Mamuju.

Baca juga: PILU Pasutri Lansia di Lubuklinggau Tak Berdaya dalam Kondisi Sakit, Diduga Ditelantarkan 5 Anaknya

Ruangan perawatan RS Bhayangkara Mamuju itu terdengar isak tangis istri dan rekan-rekan mendiang Ahmad.
 
Menurut keterangan rekannya sesama guru di MTS 1 Pasangkayu bernama Nur Asia, almarhum Ahmad meninggal di pukul 08.30 WITA tadi pagi.

"Tadi pagi pukul 08.00 WITA, saya ditelfon teman di Mamuju, kalau almarhum drop dan ingin dilarikan ke RS Bhayangkara Mamuju," terangnya, saat ditemui di kantor MTS 1 Pasangkayu, Desa Ako, Kecamatan Pasangkayu.

Kemudian pada pukul 08.30 WITA, Nur Asia mendapat telepon lagi yang mengatakan bahwa Ahmad meninggal dunia, saat di perjalanan menuju RS Bayangkara.

Nur Asia menjelaskan sebelum almarhum drop, dia sudah menunjukkan gelagat aneh.

"Saya dengar, katanya pak Ahmad di sana selalu terlihat ceria,  padahal yang saya tahu beliau sementara sakit," ujarnya.

Dia menerangkan, almarhum Ahmad memang memiliki riwayat penyakit tulang belakang yang selalu kambuh, akibat pernah jatuh saat bermain bola.

Bahkan sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit untuk transfusi darah.

Semasa hidup, almarhum juga kerap meminum obat penghilang nyeri.

"Karena penyakitnya itu, banyak kali dia drop di sekolah, tapi tetap masuk kerja," terangnya.

Akan tetapi menurut pihak keluarga, almarhum meninggal akibat penyakit jantung.

Lebih lanjut, Nur Asia mengatakan rekannya itu mulai masuk di MTS 1 Pasangkayu pada tahun 2009, sebagai guru honorer.

"Tahun ini dia mendaftar PPPK bersama istrinya. Sempat saya larang untuk tidak ambil ujian di Mamuju karena khawatir penyakitnya itu kambuh, tapi dia tetap bersikeras,"  ujar Nur Asia.

Di matanya, almarhum Ahmad merupakan pekerja keras dan dedikasi tinggi.

Dia dikenal sebagai pribadi yang ramah, serta setia kawan.

"Bertahun-tahun saya kenal, baik sekali orangnya," ujar Nur Asia, sambil meneteskan air mata.

Hal senada juga dikatakan oleh kepala MTS 1 Pasangkayu, Jabaruddin Roar.

"Rajin sekali almarhum itu, biar sementara sakit tetap kerja," ujarnya.

Almarhum Ahmad tinggal di Desa Pedanda, Kecamatan Pedongga, Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat.

"Saat ini jasadnya masih di Mamuju, dan akan dibawa ke kampung halamannya Polewali Mandar (Polman). Kami dari pihak sekolah rencana mau ke sana untuk melayat," tambah Jabar.
 (*)

Baca berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved