citizen jounalism

Efektivitas Dongeng dalam Meningkatan Kesadaran Anti-Bullying pada Anak di Panti Asuhan

Sementara itu, anak-anak yang rentan terhadap bullying biasanya berasal dari kelompok yang terpinggirkan.

|
Editor: Slamet Teguh
Dokumen
Kegiatan Community Service di Panti Asuhan Pondok Yatim - Efektivitas Dongeng dalam Meningkatan Kesadaran Anti-Bullying pada Anak di Panti Asuhan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Bullying bukanlah sekadar insiden sesaat, melainkan pola perilaku berulang yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan. Anak-anak yang melakukan bullying seringkali berasal dari posisi sosial yang lebih tinggi, misalnya mereka yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap lebih populer.

Posisi ini kerap mereka manfaatkan untuk menyakiti atau mengontrol orang lain.

Sementara itu, anak-anak yang rentan terhadap bullying biasanya berasal dari kelompok yang terpinggirkan.

Mereka mungkin memiliki perbedaan fisik, status sosial ekonomi yang rendah, menjadi penyandang disabilitas, atau berasal dari komunitas migran dan pengungsi.

Faktor-faktor ini sering membuat mereka menjadi target bullying. 

Anak-anak memiliki cara pandang yang berbeda mengenai bullying. Definisi mereka tentang bullying, kemampuan mereka mengenali berbagai bentuknya, serta kesadaran mereka terhadap dampaknya, sangat bervariasi. 

Dengan memahami bagaimana anak-anak melihat bullying, kita dapat memberikan edukasi yang lebih relevan, menciptakan lingkungan yang
aman, serta membantu mereka menghadapi dan mencegah perilaku ini.

Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat bersama siswa/i SMAN Sumsel Palembang berkunjung ke Panti Asuhan Pondok Yatim untuk melakukan kegiatan community service pada anak-anak di Panti Asuhan Pondok Yatim. Kegiatan ini disambut dengan ceria dan terbuka oleh anak-anak, sikap mereka saat kami datang ada yang terlihat ramah, hangat dan juga ada yang cenderung pendiam dan tertutup.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak -anak melalui bullying, dikarenakan masih banyak yang belum paham mengenai bullying. Namun, setelah diberikan penjelasan melalui dongeng edukasi berjudul “Si Kupu-Kupu yang Berani”, mereka mulai menyadari bahwa bullying adalah segala bentuk tindakan yang bisa menyakiti perasaan atau tubuh orang lain. Dongeng tersebut menceritakan kisah Kiki seekor kupu-kupu yang sayapnya tidak sempurna dan sering direndahkan oleh teman-temannya dan merasa sangat sedih, terasing, bahkan tidak percaya diri.

Dari hasil pemahaman yang telah didapatkan, Syifa menggambar 2 ekor kupu-kupu, kami bertanya kenapa menggambar itu, lalu Syifa menjelaskan kepada kami arti gambaran tersebut adalah yang satu itu Kiki yang satu lagi itu aku gambar “biar si Kiki ada temannya” karena kasihan melihat si Kiki tidak ada temannya.

Dari hasil pemahaman Diki dan Tegar, mereka menggambar satu rumah dan satu ekor kupu-kupu. Mereka menjelaskan gambar tersebut mengenai “rumah menjadi tempat pulang dan berlindung Kiki dari orang yang mengejek Kiki”.

Dari dongeng ini, anak-anak menyadari bahwa tindakan mengejek, memukul, ataumembuat teman merasa berbeda bukanlah hal yang baik, bahkan bisa menyebabkan teman merasa sangat sedih dan tertekan.

Setelah diberikan edukasi melalui dongeng “Si Kupu-Kupu yang Berani“, anak-anak mulai bisa mengenali jenis-jenis bullying yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka. 

Salah satu jenis bullying yang mereka identifikasi adalah bullying verbal, seperti saling mengejek, mengolok-olok kekurangan fisik atau kebiasaan teman, setelah itu anak-anak diberikan kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman yang telah mereka dapatkan melalui cerita dongeng tersebut dengan cara menggambar dan kemudian menjelaskan tentang apa yang telah mereka gambar.

Melalui kegiatan edukasi yang dilakukan di Panti Asuhan Pondok Yatim, anak-anak mulai memahami lebih dalam tentang konsep bullying dan dampaknya. Edukasi yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan, seperti melalui dongeng dan menggambar, berhasil mengubah pandangan mereka tentang bullying. Anak-anak yang semula tidak terlalu paham tentang berbagai bentuk bullying, seperti ejekan, kekerasan verbal, atau diskriminasi, kini mulai bisa mengenali dan membedakan tindakan mana yang termasuk bullying dan mana yang tidak.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved