Breaking News

Seputar Islam

Kumpulan Ayat Alquran dan Hadits Tentang Kemuliaan Guru dan Orang Berilmu yang Menyerukan Kebaikan  

Allah dalam ayat quran dan Nabi dalam hadis mendorong umatnya menjadi seorang pendidik yang berilmu, menyuruh kepada kebaikan, mencegah dari keburukan

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Kumpulan Ayat Alquran dan Hadits Tentang Kemuliaan Guru dan Orang Berilmu yang Menyerukan Kebaikan   

TRIBUNSUMSEL.COM --  Seorang guru atau seorang dosen memiliki kedudukan yang mulia, karena mereka mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada anak didiknya. 

Tentu tak hanya profesi guru, tapi profesi lain yang memiliki jiwa guru, mengayomi dan dapat mentransfer ilmu kebaikannya kepada orang lain juga sebagai orang yang mulia. 

Berbicara tentang guru tentu tidak bisa dilepaskan dari sosok seorang yang berilmu, berwawasan luas di bidang tertentu, berjasa mengantarkan orang lain kepada kebaikan, dan mencegahnya dari keburukan. 

Sebab, hanya orang-orang berilmu, berwawasan luas, dan menginginkan orang lain menjadi baik, yang mampu menjalankan tugas-tugas tersebut. 

Sebagai agama yang mulia, Allah dalam ayat Alquran dan Nabi dalam haditsnya endorong umatnya menjadi seorang pendidik yang berilmu, menyuruh kepada kebaikan, mencegah dari keburukan.

Bahkan, mereka digolongkan sebagai orang-orang beruntung, baik di dunia maupun di akhirat. 

Berikut kumpulan Ayat Alquran dan Hadits tentang kemuliaan seorang guru.


Surat Ali Imran ayat 104

Surat Ali ‘Imran Ayat 104


وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

 

Arab-Latin: 

Waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn

Artinya: 

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

 

Surat Al Mujadalah ayat 11

Surat Al-Mujadalah Ayat 11


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

 

Arab-Latin: 

Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥụ fil-majālisi fafsaḥụ yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzụ fansyuzụ yarfa'illāhullażīna āmanụ mingkum wallażīna ụtul-'ilma darajāt, wallāhu bimā ta'malụna khabīr

 

Artinya:
 Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

 

Surat Fathir ayat 28

Surat Fatir Ayat 28

وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

 

Arab-Latin: Wa minan-nāsi wad-dawābbi wal-an'āmi mukhtalifun alwānuhụ każālik, innamā yakhsyallāha min 'ibādihil-'ulamā`, innallāha 'azīzun gafụr

 

Artinya: 
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

 

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang yang berilmu(ulama)"


Surat Al Qashash Ayat 80

Surat Al-Qashash Ayat 80


وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ
 وَيْلَكُمْ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَلَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَ

 

Arab-Latin: 
Wa qālallażīna ụtul-'ilma wailakum ṡawābullāhi khairul liman āmana wa 'amila ṣāliḥā, wa lā yulaqqāhā illaṣ-ṣābirụn

Artinya:

 Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".

 

Orang-orang berilmu juga diberi amanah untuk menyampaikan pesan-pesan-Nya dan menjadi tempat bertanya, sebagaimana dalam ayat, Berkatalah orang-orang yang dikaruniai ilmu, “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang- orang yang sabar," (Surat Al-Qashash ayat 80); 

Surat An Nahl ayat 43

Surat An-Nahl Ayat 43


وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالً
ا نُّوحِىٓ إِلَيْهِمْ ۚ فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Arab-Latin: 

Wa mā arsalnā ming qablika illā rijālan nụḥī ilaihim fas`alū ahlaż-żikri ing kuntum lā ta'lamụn

Artinya: 

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.

Hadits Nabi 

  1. Jadilah engkau orang yang berilmu 
    Rasulullah Saw bersabda :

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ (رواه بيهقى)

Qoolan Nabiyu Shalallaahu ‘alaihi wasallam. Kun ‘aliman, au muta’alliman, au mustami’an, au muhibban. Walam takun khoomisan, fatahlik.

“Nabi SAW bersabda ;

Jadilah engkau orang berilmu, atau Orang yang menuntut ilmu, atau Orang yang mau mendengarkan ilmu, atau Orang yang menyukai ilmu. dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka” (HR. Baihaqi).

Rasul SAW memerintahkan umatnya menjadi ‘Alim (orang berilmu, guru, pengajar, ustad, kyai). Jika belum sanggup, jadilah Muta’allimaan (orang yang menuntut ilmu, murid, pelajar, santri) atau menjadi pendengar yang baik (Mustami’an), paling tidak menjadi Muhibban pecinta ilmu, simpatisan pengajian, donatur yayasan, lembaga dakwah dan pendidikan dengan harta, tenaga, atau pikiran, atau mendukung majelis-majelis ilmu

Rasul SAW menegaskan, jangan jadi orang yang kelima (Khoomisan), yaitu tidak jadi guru, tidak jadi murid, tidak mendengar, juga tidak menjadi pecinta ilmu. Celakalah golongan kelima ini.


2. Orang berilmu memiliki kedudukan 700 derajat

 

Ibnu ‘Abbas menambahkan, “Orang-orang yang berilmu memiliki kedudukan tujuh ratus derajat di atas orang-orang mukmin.” 

Sebab, keunggulan mereka salah satunya karena takut kepada Allah, Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang yang berilmu(ulama), (Surat Fathir ayat 28). 


3.  Hadits Ketiga : pewaris nabi

Rasulullah saw bersabda  

Al ulama waratsatul al anbiya

“Para ulama itu pewaris para nabi.”

Bayangkan, betapa tingginya kedudukan orang berilmu, hingga menyandang gelar sebagai pewaris para nabi. Sedangkan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi di atas para nabi dan rasul.

 Keunggulan lainnya adalah orang berilmu juga dimintakan ampunan oleh semua yang ada di langit dan bumi. Di antaranya oleh para malaikat.


4. Hadits Orang baik akan ditambah ilmunya

“Siapa saja yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, maka ia mulai diberi pemahaman dalam urusan agama (ilmu).” Kemudian kematian mereka dianggap sebagai duka yang sangat mendalam, bahkan menjadi pertanda kian dekatnya hari Kiamat, “Di antara pertanda Kiamat adalah hilangnya ilmu.” (HR. Abu Dawud). 


5. Hadits keenam  Ilmu sebagai amal jariah

Hadits, “Jika seorang insan meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga amal: sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang selalu mendoakan,” HR. Al-Tirmidzi).     


6. Hadits mendapat pahala yang besar

 “Siapa saja yang menempuh jalan kebaikan, maka dia mendapat pahalanya, sekaligus pahala orang yang turut mengikutinya, tanpa mengurangi pahala  mereka sedikit pun,” (HR. Ibnu Abi Syaibah). 

 Sebagai orang yang merintis dan mengajak kebaikan, guru dan orang berilmu juga berhak mendapat balasan sebagaimana yang digambarkan dalam sabda Rasulullah saw tersebut.


7. Hadits Ilmu lebih baik dari pada harta

“Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang berkat ajakanmu maka itu jauh lebih baik (bagimu) daripada kekayaan paling berharga,” (H.R. al-Bukhari dan Muslim). 


8. Hadits guru seperti pejuang


 Hadits riwayat Ibnu ‘Abdil Barr juga menyatakan, “Pada hari Kiamat, tinta orang-orang yang berilmu ditimbang dengan darah para syuhada (orang yang berjihad) .” 
Sementara menurut hadits lain, golongan yang diberi kesempatan memberikan syafaat, di samping para nabi dan para syuhada, adalah orang-orang berilmu. Demikian sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Majah.  

 Di akhirat, orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya juga mendapat perlakuan istimewa dibanding yang lain. Salah satunya masuk surga tanpa hisab. 

Itulah Kumpulan Ayat Alquran dan Hadits Tentang Kemuliaan Guru dan Orang Berilmu yang Menyerukan Kebaikan . (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Al Ulama Waratsatul Al Anbiya, Hadits Ulama, Guru, Orang Berilmu adalah Pewaris Nabi, Maknanya

Baca juga: Arti Penting Guru, Profesi yang Mulia dalam Pandangan Islam, Pahala Besar karena Menyampaikan Ilmu 

Baca juga: Arti Innamal Amalu Bil Khawatim, Penjelasan Hadits Tentang Amalan Bergantung dengan Penutupnya

Baca juga: Arti Bihusnil Khotimah dalam Sholawat Ya Allah Biha Bihusnil Khotimah, Harapan dan Doa Berakhir Baik

Baca juga: Makna Mendalam Bacaan Robbighfirli Warhamni Wajburni Warfani Warzuqni Wahdini Waafini Wafuanni

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved