Seputar Islam

Kisah Mush'ab bin Umair, Pemuda di Masa Rasulullah, Rela Menukar Kenyamanan Dunia dengan Keimanan

Hikmah Kisah Mush'ab bin Umair Jadilah anak/pemuda yang mampu menjadi pasukan terdepan dalam membela agamanya

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
SAHABAT NABI -- Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad SAW, berikut Kisah Mush'ab bin Umair, Pemuda di Masa Rasulullah, Rela Menukar Kenyamanan Dunia dengan Keimanan. 

TRIBUNSUMSEL.COM --  Kisah Mush’ab bin Umair, salah seorang sahabat Rasululah yang masuk dalam golongan As-Sabiqun al Awwaluun yaitu orang-orang terdahulu yang pertama kali masuk/memeluk Islam.

Nama lengkap sahabat Rasulullah ini adalah Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdul Manaf. Beliau dikenal sebagai pemuda Quraisy terkemuka.

Simak artikel-artikel Seputar Islam lainnya, di sini.

Mush'ab seorang yang paling gagah dan tampan, cerdas dan visioner serta kaya raya. Betul-betul sosok pemuda idaman.

Ketika zaman jahiliyyah, gemerlap pakaiannya dan keluwesannya dalam bergaul sungguh memesona, membuat setiap orang mudah menaruh hati padanya.

Dikutip dari laman rumaysho.com dan abiumi.com, suatu hari Mush’ab mendengar berita mengenai pengakuan seseorang sebagai utusan Allah yang membawa berita dan mengajak umat untuk beribadah kepada Allah, dialah Muhammad Al-Amin. 

Dengan cepat Mush’ab mengetahui bahwa Rasulullah biasa mengadakan pertemuan dengan pengikutnya di rumah Arqam bin Abil Arqam, rasa penasaran menggerakkan hatinya untuk mengikuti.

Saat ayat-ayat Alquran dibacakan oleh Rasulullah, hati Mush’ab dipenuhi rasa haru dan gembira, kemudian berislamlah beliau dengan penuh keyakinan.


Sejak masuk Islam, kemewahan tak lagi menghiasi keseharian sahabat Rasulullah ini. Jubah bertabur emas telah berganti menjadi pakaian sederhana, bahkan usang dan bermotif tambalan di sana-sini.

Namun, sejak itu pula, jiwanya telah dihiasi dengan akidah suci dan cemerlang yang menjadikannya manusia yang terhormat, disegani, dan penuh wibawa.

Rasulullah menatapnya penuh arti, disertai cinta kasih dan syukur dalam hati, beliau tersenyum seraya bersabda,“Dahulu saya melihat Mush’ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Saat Keislamannya Tak Direstui Ibu

Mush’ab dilahirkan dari rahim seorang wanita yang memiliki kepribadian kuat dan pendirian teguh. Beliau adalah Khunas binti Malik, wanita yang tak hanya disegani, namun juga ditakuti. 

Begitu mengetahui keislaman sang anak, beliau memenjarakan Mush’ab dan menghentikan semua pemberian yang biasa dilimpahkan pada Mush’ab.

Akhir pertemuannya dengan sang ibu adalah saat ibunya hendak mengurungnya lagi sepulang Mush’ab dari Habsyi. Mush’ab bersumpah dan bertekad akan membunuh orang suruhan ibunya jika rencana tersebut dijalankan.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved