Pilkada Sumsel 2024
Ini Kata Pengamat Politik UNSRI Soal Sejumlah Paslon di Sumsel Pilih Walk Out saat Debat
Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Dr Febrian berkomentar soal adanya sejumlah pasangan calon (Paslon) kepala daerah di Sumatera
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Moch Krisna
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Arief Basuki Rohekan
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Dr Febrian berkomentar soal adanya sejumlah pasangan calon (Paslon) kepala daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) yang memilih 'Walk Out' (WO) ketika debat publik berlangsung.
Pasalnya, Paslon yang memilih WO itu dikarenakan dugaan adanya ketidaknetralan dari penyelenggara.
"Jadi bisa dilihat dalam banyak perspektif, dari penyelenggara ini juga harusnya jadi intropeksi, apalagi terakhir di debat Muba (Musi Banyuasin), karena kesepakatan awal tidak dipenuhi dan dengan sistem tertutup seperti itu rawan kecurangan, " kata Febrian, Kamis (21/11/2024).
Menurut Febrian, adanya protes calon dan memilih WO itu terlihat satu hal jika penyelenggara rentan sekali, termasuk di kota Palembang juga rentan.
"Sebab di masyarakat itu Paslon 'ngepek' membaca dan terjadi juga di Muba, karena penyelenggaranya yang dianggap tidak netral, ' ucapnya.
Diterangkan Febrian, WO itu memang hak tetapi kalau SOP nya tidak membolehkan, maka pastinya ada sanksi yang diatur peraturan perundang-undangan maka akan menjadi lain ceritanya.
"Tapi ini tidak ada sanksi, sehingga agak terkejut penyelenggara. Kalau mereka tidak bisa merefleksikan penyelenggara yang adil, tidak memihak, netral maka tidak akan terjadi itu," tandasnya.
Ia pun mencontohkan debat publik seperti di salah satu daerah lain di Sumsel, yang terlihat bagus, dalam artian soal yang ada masih rahasia di segel.
"Jadi ini tim penyelenggara dan perumusnya serta panelisnya bertanggung jawab langsung.
Nah, kalau di OKU lebih parah sehingga dibatalkan, sedangkan di Muba tetap jalan, namun sama sekali hampa, " capnya.
Ditambahkan Febrian, memang dari beberapa pihak menanggapi pasangan calon WO itu beragam, namun pastinya kejadian seperti itu harus ada evaluasi ya.
"Tentunya ada anggapan positif dan negatif, mungkin negatif melihat ketidak mampuan sebagai calon pemimpin misalnya. Sedangkan pihak sebelah tidak bisa menahan diri, kalau memang penyelenggara itu betul terbukti curang maka harus dihukum Bawaslu. Apalagi yang pertama dilaporkan oleh Paslon nomor urut 2 dan ini kedua akan dilaporkan ke Bawaslu, dan DKPP dalam kontek ini akan kerja keras, " tuturnya.
Febrian sendiri setuju dengan pandangan beberapa pengamat di Sumsel, jika penyelenggara pemilu juga harus melaporkan harta kekayaannya ke KPK, untuk menunjukkan mereka berintegritas sebagai penyelenggara pemilu.
"Saya setuju dengan pendapat pengamat lainnya di Sumsel, dalam kaitan penyelenggara pemilu, blar blur sana sini mengeluarkan dana besar dan bagaimana pertanggungjawabannya nanti, diperhatikan tidak," paparnya.
Diungkapkan Febrian, pastinya setiap acara debat dana yang dikeluarkan besar, dan ini bisa dilihat dengan mengundang moderator nasional orang pusat bukan lokal, termasuk EO yang biayanya besar juga.
Pengamat Politik Unsri Profesor Febrian
pilkada sumsel 2024
Berita Pilgub Sumsel 2024
Pilwako Palembang 2024
matalokalmemilih
Daftar 9 Profil Kepala Daerah di Sumsel Dilantik Presiden Prabowo 6 Februari 2025, Termasuk HDCU |
![]() |
---|
Unggul Quick Count, Ketua DPD Hanura Sumsel Ucapkan Selamat Pada Paslon yang Diusung di OKU Raya |
![]() |
---|
Ini Cara dan Syarat Mengurus Izin Pindah TPS di Pilkada Sumsel 2024, Batas Akhir 28 Oktober Nanti |
![]() |
---|
Gelar Rakorda, Hanura Minta Kader Tegak Lurus Dukung Paslon yang Diusung di Pilkada Sumsel 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Antisipasi Konflik dan Kecurangan di Wilayah Lawan Kotak Kosong Pilkada Sumsel 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.