Mata Lokal Desa

Warga Desa Muara Sungai PALI, Manfaatkan Kotoran Sapi Untuk Biogas Rumah Tangga dan Pupuk Organik

Alih-alih dimanfaatan, kotoran sapi yang melimpah ditumpuk begitu saja hingga menimbulkan pencemaran.

|
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Apriansyah Iskandar
Warga Saat Mengolah Kotoran Sapi Untuk Biogas Rumah Tangga dan Pupuk Organik di Desa Muara Sungai, Kecamatan Tanah Abang PALI, SUmsel 

Keberhasilan mengubah kotoran sapi menjadi biogas membuat warga lain menjadi antusias untuk mengusulkan pengadaan biogas di rumahnya.

"Dengan ini kami sangat terbantu, pemanfaatan limbah ternak sapi, dapat menciptakan sumber energi yang berkelanjutan. Biogas yang dihasilkan tidak hanya dapat digunakan sebagai bahan bakar, tetapi juga limbah cair dan padatnya dapat dijadikan pupuk organik,"ungkapnya.

Oleh karena itu Hidayat mengatakan ingin menjadikan inovasi biogas ini sebagai inovasi yang berkelanjutan bagi pemerintah desa Muara Sungai.

Karena dengan latar belakang Desa Muara Sungai yang memiliki sumber daya mumpuni pada sektor peternakan, melalui inovasi ini dapat menghasilkan manfaat yang positif dalam mencegah pencemaran lingkungan.

Sebagaimana diketahui, kotoran sapi merupakan limbah berbahaya yang menghasilkan bakteri. Namun, setelah melalui proses yang panjang, gas metana yang dihasilkan menjadi berharga dan dapat dijadikan sebagai energi yang bermanfaat bagi warga, serta dapat menjadikan Desa Muara Sungai sebagai Desa Mandiri Energi (DME).

"Untuk sementara waktu sebagai tahap percobaan ini telah di bangun 2 unit intalisasi biogas, dimana dalam 1 unit di suport 6 ekor sapi. Biodigester ini dibangun dari Tedmond Air kapasitas 1200 liter. Kemudian dimodifikasi, lalu dimasukan kedalam lobang tanam sesuai kebutuhan yang ada di kandang sapi tersebut.Satu Biogester dengan kapasitas 1200 liter itu mampu menampung sekitar 30 kilogram kotoran sapi perhari. Sehingga dapat menghasilkan biogas untuk kebutuhan tiga rumah tangga,"terangnya.

Rencana kedepannya, Hidayat mengatakan inovasi ini akan terus berkelanjutan, pihaknya juga berencana akan membangun intalasi biogas ini lebih banyak lagi dengan menggunakan dana desa, agar para warga pemilik ternak dapat mengolah kotoran ternak nya dengan baik.

Menurutnya inovasi ini bukan tentang berbicara soal biogas rumah tangga saja. Potensi limbah dari biogas yang sudah tak berbau ini diyakininya mampu menyuburkan lahan dan pupuk bagi tanaman.

Tentunya, selain menjadi solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan kurangnya pengelolaan limbah peternakan.

Dengan cara kerjanya yang sederhana namun efektif, selain biogas, inovasi ini juga menghasilkan pupuk organik yang bisa bernilai ekonomi bagi para warga.

"Output dari proses tersebut berupa energi dan pupuk padat cair yang langsung bisa diaplikasikan ke tanaman. Rencananya kami akan mengembangkan ini juga, agar dapat bernilai ekonomi, kami juga rencananya akan memanfaatkan peran Bumdes untuk pengembangan pupuk organik ini nanti," ucapnya.

Apalagi pupuk organik dari biogas ini, sudah dirasakan manfaatnya oleh salah satu warga yang rumah nya sudah ada intalisasi biogas.

Dimana dengan menggunakan pupuk organik hasil dari biogas tersebut, hasil pertanian tanaman sayuran warga meningkat.

"Jadi banyak sekali manfaatnya, disamping mengatasi limbah kotoran sapi, menghemat pengeluaran biaya gas rumah tangga, pupuk organik nya juga terbukti membantu menyuburkan tanaman warga," ujarnya.

Baca juga: Usaha Turun Temurun Es Kapal di Terminal Pendopo PALI, Jajanan Era 1980an Tetap Eksis Hingga Kini

Baca juga: Harga Bawang di Pasar Inpres Pendopo Pali Terpantau Naik, Harga Cabai Masih Stabil

Selain menjadi proyek percontohan (pilot projects) pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas rumah tangga dan pupuk organik.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved