Berita Palembang
Sosok Aditya Gumay, Pendiri Sanggar Ananda Sekaligus Sutradara Ternama, Keturunan Lahat Sumsel
Nama Aditya Gumay sudah tak asing lain di jagat industri seni terutama perfilman Indonesia.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Nama Aditya Gumay sudah tak asing lain di jagat industri seni terutama perfilman Indonesia.
Aditya Gumay rupanya juga memiliki darah keturanan Sumatera Selatan dari orang tuanya tepatnya Kabupaten Lahat.
Diketahui, Aditya Gumay merupakan sutradara film ternama di Indonesia, yang memulai karirnya sejak lulus SMA.
Bahkan sejak SMP ia sudah menulis skenario dan ditampilkan di TVRI.
"Dari kelas 2 SMP saya sudah menulis skenario dan diproduksi TVRI Jakarta. Kemampuan menulis inilah yang membawa saya terus menulis skenario sampai saat ini," kata Aditya Gumay, Kamis (17/10/2024).
Baca juga: Cara Ikut Casting Film Nia Gadis Penjual Gorengan, Syarat, Jadwal dan Kriteria yang Dicari
Ia mulai bekerja secara profesional sejak lulus SMA.
Bahkan di usia 20 tahunan sudah mendirikan sanggar yang terkenal hingga saat ini yakni Sanggar Ananda.
Seperti diketahui, Sanggar Ananda sudah menghasilkan banyak artis ternama yang menghiasi layar kaca Indonesia sebut saja almarhum Olga Syahputra, Ruben Onsu, Okky Lukman, Dude Herlino dan masih banyak lagi.
Untuk film layar lebar setidaknya sudah 13 film ia buat dan ribuan program di televisi mulai dari film pendek, sinetron, FTV dan lain-lain yang terlahir dari tangan dingin seorang Aditya Gumay.
"Saya bersyukur diberikan anugerah kemapuan menulis dan membuat film. Bagi saya semua karya saya berkesan, hanya memang yang paling berkesan itu Emak Ingin Naik Haji," ungkapnya.
Kata Aditya Gumay, film pertamanya yakni Lenong Bocah yang tayang 2004 menjadi pengalaman berharga.
Lanjut film kedua Emak Ingin Naik Haji yang tayang 2009, dengan segala keterbatasan yang ada dan masih minim pengalaman bersyukur bisa syuting ke tanah suci.
"Film tersebut jadi titik tolak saya untuk memproduksi film yang memiliki edukasi. Saya tidak mau buang umur, untuk buat film sampah atau tidak bermanfaat. Untuk itu saya ingin buat filmnya yang ada edukasinya," katanya.
Menurutnya Aditya yang keturunan Sumatera Selatan tepatnya di Lahat, membuat film yang memiliki nilai edukasi jadi syiar dan amal jariah.
Niatan membuat film yang inspirasi membuatnya selektif dalam membuat film.
"Kemudian film daerah juga memiliki kekuatan untuk bisa mendapatkan perhatian pemerintah setempat. Misal kalau 514 kepala daerah menganggarkan 1 film saja dengan kearifan lokal masing-masing maka film Indonesia akan sangat beragam dan kaya," katanya.
Menurut Pemenang di Festival Film Bandung pada kategori Sutradara Terpuji untuk film Emak Ingin Naik Haji ini, film bukan hanya mengikuti trend tapi kearifan lokal. Jadi daerah bisa promosi pariwisata, dan lain-lain.
Seperti film Uang Panai dengan bahasa Makasar itu ratusan ribu yang nonton. Ada juga film Ngeri-ngeri Sedap Sumatra Utara dan lain-lain. Film lokal memiliki tempat di hati masyarakat daerah.
"Menurut saya asiknya jadi sutradara itu dari sisi kebebasan waktu, penghasilan memadai dan bisa bersyair melalui karya. Tantangan sekarang, ketika sudah produksi menginvestasikan bagaimana bisa dapat layar banyak," katanya
Sebab dari 514 kota dan kabupaten di Indonesia baru 115 kota yang ada bioskop masih 339 kota atau kabupaten belum ada bioskop, artinya karya produksi ini blm bisa disaksikan semua lapisan masyarakat.
Harapannya di pemerintahan Prabowo bisa berdiri bioskop-bioskop lainnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
Menolak Diceraikan, Anak Polisi di Palembang Aniaya Istrinya Hingga Lebam, Lapor ke Polda Sumsel |
![]() |
---|
Parkside’s Hotel Palembang, Berada di Tengah Kota Tawarkan Fasilitas Lengkap dengan Konsep Modern |
![]() |
---|
Tegur Pemotor yang Ngebut dan Nyaris Diserempet, Mahasiswa di Palembang Malah Jadi Korban Penusukan |
![]() |
---|
Ngaku Dibegal Padahal Motornya Dijual, Pria di Palembang Buat Laporan Palsu, Berujung Diciduk Polisi |
![]() |
---|
Pembelian Beras Premium Dibatasi, Retail di Palembang Sebut Pasokan Terbatas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.