Menteri Prabowo Gibran

Sosok Nasaruddin Umar Calon Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rektor

Mengenal sosok Nasaruddin Umar Calon Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rektor di PTIQ Jakarta..

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
instagram/nasaruddin_umar
Sosok Nasaruddin Umar Calon Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rektor 

Ia juga masih aktif membimbing mahasiswa untuk penulisan skripsi S1, tesis S2, maupun disertasi S3.

Disadur dari laman resmi, ia kembali terpilih menjadi Rektor Institut PTIQ Jakarta untuk periode 2021-2026.

Selain aktif mengajar, Nasaruddin juga seorang birokrat dan pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tepatnya pada 2011-2014.

Sebelumnya, ia juga pernah menduduki kursi eselon 1 di Kementerian Agama Republik Indonesia, yakni sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam).

Nasaruddin juga merupakan pendiri organisasi lintas agama Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan Anggota Indonesia-UK Islamic Advisory Group yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.

Karya-karya Nasaruddin tertuang dalam buku Argumen Kesetaraan Jender: Perspektif Al Quran yang pertama kali diterbitkan oleh Paramadina Jakarta pada 1999.

Pencetus Terowongan Silaturahmi

Prof Nasaruddin Umar saat ini menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

Di masjid terbesar di Asia Tenggara ini, ia mengembangkan sejumlah kajian keagamaan untuk mendorong moderasi keislaman bagi umat Islam, di samping kegiatan yang mengiringi ibadah rutin lainnya.

Melalui Masjid Istiqlal, ia memperkenalkan wajah Islam Indonesia yang santun, toleran, dan moderat.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/9/2024), Nasaruddin juga sempat memiliki keinginan untuk menghilangkan "jarak" antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Keinginan tersebut sempat menuai kegagalan karena penutupan jalan di kawasan tersebut akan menimbulkan kemacetan.

Kemudian, Nasaruddin mengusulkan untuk membangun sebuah terowongan penghubung di antara kedua rumah ibadah itu.

Menurut Nasaruddin, usulan pembangunan terowongan bawah tanah sempat ditolak dan menemui kendala, salah satunya akibat keberadaan pipa air dan listrik di dalam tanah.

Meskipun sempat ditolak, usul Nasarudin ternyata diterima ketika diajukan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga membuahkan jembatan bawah tanah sepanjang 28,3 meter yang disebut Terowongan Silaturahmi.

Dalam lawatan ke Istiqlal, Paus Fransiskus turut mengunjungi dan menjadi saksi bagaimana Terowongan Silaturahmi menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved