Angin Kencang di PALI
3 Rumah Warga Transmigrasi di PALI Diterjang Angin Puting Beliung, Diajukan Perbaikan ke Kementerian
Wakil Bupati PALI, Drs H Soemarjono meninjau tiga rumah rusak akibat terjangan angin puting beliung, Senin (14/10/2024).
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Dengan adanya musibah ini, Soemarjono mengatakan membuka mata kita semua untuk lebih memperhatikan struktur bangunan dan lingkungan sekitar.
Ia juga mengatakan pihak Pemkab PALI juga akan meminta kepada Kementrian agar segera dilakukannya perbaikan-perbaikan di kawasan Transmigrasi Sungai Jelike Tempirai Selatan agar kawasan Transmigrasi ini dapat berkembang dengan pesat.
"Kita lihat sendiri masih banyak kekurangan-kekurangan, seperti jalannya masih butuh perbaikan, dari kementerian sendiri saat ini sedang direncanakan pembuatan pintu air dan tanggul untuk mengatasi banjir diwilayah ini. Insyaallah kedepannya kita akan dorong terus upaya perbaikan dikawasan Transmigrasi ini," jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Disnakertrans Kabupaten PALI Endang Silaparensi mengatakan pihaknya saat ini sedang menghitung jumlah kerugian yang ditimbulkan dari dampak angin puting beliung tersebut, agar segera bisa diajukan perbaikan ke pihak Kementrian Kemendes PDTT.
"Kita juga berkoordinasi dengan Dinas PUTR untuk menginventarisir dampak dari musibah tersebut, agar segera bisa diajukan untuk dilakukan perbaikan, untuk jumlah kerugian nya kita belum tahu, masih kita hitung," kata Endang.
Dijelaskannya, rumah yang terdampak kerusakan tersebut merupakan bangunan tahun 2022 dan tahun 2023.
Di mana ada 2 rumah mengalami rusak berat merupakan bangunan tahun 2022 dan tahun 2023. Serta 1 rumah lainnya yang mengalami rusak ringan juga merupakan bangunan pada tahun 2023.
Dengan kejadian ini, Endang juga mengatakan, pihaknya juga akan mengevaluasi dari struktur bangunan dan kondisi lingkungan sekitar.
"Dengan adanya musibah puting beliung ini, kita juga akan mengevaluasi, kedepan kita juga akan mengajukan untuk penguatan dari segi struktur bangunan, dan juga saya perhatikan juga memang perlu adanya pohon pelindung untuk menghambat angin," tuturnya.
Apalagi menurut nya, kondisi atap bangunan yang berkontruksi baja ringan dengan atap seng, jika tidak dipastikan dengan baik nya kekuatan nya akan sangat muda diterpa angin.
"Nanti akan kita evaluasi dan kita usulkan ke kementerian untuk penguatan struktur bangunan tersebut," ucapnya.
Dia juga mengatakan untuk pembangunan rumah Transmigrasi di tahun 2024 ini memang tidak dilakukan, karena saat ini pihaknya masih fokus pembangunan tanggul dan pintu air dilokasi transmigrasi untuk mengatasi banjir diwilayah ini.
Selain itu juga untuk penambahan warga transmigrasi juga belum dilakukan, karena kondisi saat ini masih diperlukan adanya SKHPL.
Menurutnya pihak kementerian juga meminta support dari pemerintah daerah dan juga pihak kecamatan serta desa untuk memproses percepatan penerbitan SKHPL kepemilikan lahan tersebut.
"Jadi dengan adanya SKHPL tersebut kita sudah ada By name Address, dan bisa menentukan kapasitas sesungguhnya yang bisa clear and clean dari lokasi transmigrasi ini. Karena kita bisa membuka lahan tersebut berdasarkan SKHPL, jangan sampai menimbulkan konflik permasalahan lahan kepada masyarakat lain," terangnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.