Berita UMKM

Tetap Produktif di Masa Tunggu Menanam Padi, Petani di Musi Rawas Raup Untung dengan Tanam Bayam

Sugiarto salah seorang petani di Desa Mataram saat panen sayuran bayam di lahan persawahannya di Desa Mataram Musi Rawas.

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
SRIPOKU/EKO MUSTIAWAN
Sugiarto salah seorang petani di Desa Mataram saat panen sayuran bayam di lahan persawahannya di Desa Mataram Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas, Sumsel. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS -- Pasca panen padi, biasanya para petani di Kabupaten Musi Rawas (Mura) Sumsel membiarkan lahan persawahannya untuk waktu yang lumayan lama. 

Hal tersebut, biasanya dilakukan oleh petani untuk menunggu petani lainnya, agar bisa tanam padi serentak.

Namun tidak untuk Sugiarto, yang merupakan petani asal Desa C Nawangsasi Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas. 

Di saat petani lainnya, membiarkan lahan persawahannya pasca panen dan sebelum tanam, Sugiarto justru dengan bijak memanfaatkannya dengan menanam sayuran jenis bayam.

Alhasil, lahan persawahannya pun tetap produktif dan menghasilkan cuan. Terlebih tanaman sayuran jenis bayam tersebut bisa dipanen hanya butuh waktu 25 hari saja. 

Sugiarto mengatakan, teknis selingan pasca panen tersebut, sudah sering dia lakukan pasca panen dan sebelum masa tanam padi kembali. 

"Sering mas, baik di Desa saya tempat tinggal maupun di sawah yang ada di Desa Mataram Kecamatan Tugumulyo," kata Sugiarto, Minggu (29/09/2024).

Menurutnya, memang biasanya petani lebih memilih mengistirahatkan lahan persawahannya setelah panen, untuk memasuki musim tanam berikutnya. Bahkan, terkadang waktunya juga cukup lama. 

"Khusus di Mataram ini kan, lahan persawahannya dibiarkan setelah panen. Hanya lahan sawah saya yang ditanami sayuran," ucapnya. 

Hal tersebut dilakukan Sugiarto, agar lahan persawahannya tetap produktif. Di samping itu juga, untuk memanfaatkan jerami sisa panen yang melimpah. 

"Biar sawahnya tetap produktif dan menghasilkan uang. Apalagi jerami sisa panen di sini juga melimpah dan hanya dibuang-buang saja oleh petani," ungkapnya.

Sebab dikatakannya, biasanya saat hendak menanam sayuran di lahan persawahannya, dirinya selalu membeli jerami kering sisa panen milik petani lainnya.

"Kalau di Desa tempat tinggal saya, biasanya saya beli jerami ini. Satu keranjang besar itu harganya Ro35.000. untuk tanam bahat ini, butuh jemari yang kemudian dibakar," jelasnya.

Sugiarto mengaku, panen ini merupakan yang kelima kalinya, dengan total panen mencapai kurang lebih 6.000 hingga 7.000 ikat bayam.

"Ini sudah panen yang kelima kalinya, sekali panen bisa lebih 1.000 ikat. Ini yang belum dipanen mungkin perkiraan ada sekitar 1.000 sampai 1.500 ikat lagi," ucapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved