Mengenal Jakaria Yadi Kades Pangkul Prabumulih, Dulu Pernah Jadi Tukang Pungut Sampah

Laporan wartawan Tribun Sumsel, Edison Bastari

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Suatu hal yang mustahil jika dibayangkan seorang tukang pungut sampah rumah tangga, bisa menjadi kepala desa. 

Namun kuasa Tuhan bisa sekejap mata mengangkat martabat makhluknya. Seperti dialami Jakaria Yadi SH MM yang kini menjabat Kepala Desa (Kades) Pangkul Kecamatan Cambai kota Prabumulih.

Adapun profil Jakaria merupakan anak petani yang memiliki cita-cita tinggi untuk memajukan desanya.

Dengan kerja keras dan tekatnya, Jakaria berhasil menjadi kepala desa dan menghadirkan pembangunan yang pesat di desanya.

Jakaria memiliki riwayat pendidikan yakni di SD Negeri 345 Desa Pangkul Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim saat ini menjadi SD 71 Desa Pangkul Prabumulih. Lalu SMP Negeri 3 Lembak tamatan tahun 2003 dan MAN 1 Prabumulih tamat tahun 2006.

Kemudian Jakaria melanjutkan pendidikan strata 1 (S1) Ilmu Hukum di Universitas Sjakhyakirty tamat tahun 2010 dan strata 2 (S2) Sekolah Ilmu Ekonomi di Universitas APRIN tahun 2022/ 2023.

Suami dari Megania Ika Saputri SE ini merupakan keturunan Pangeran Rejenang pendiri Rambang asli Tanjung Rambang dimana pada zaman sebelum kemerdekaan merupakan cikal bakal kota Prabumulih.

Jakaria merupakan sosok yang ramah, suka bergaul dan murah senyum. Hal itulah yang membuat dirinya diterima dan menjadi pengurus organisasi mulai dari lingkungan kampus hingga di tengah masyarakat.

Jakaria bahkan pernah menduduki jabatan di organisasi KNPI Prabumulih, karang taruna hingga organisasi kemasyarakatan lainnya.

Berbagai pembangunan di desa telah dilakukan Jakaria termasuk menghadirkam tiga sekolah untuk masyarakat desa Pangkul. Bahkan dimasa kepemimpinannya, Desa Pangkul dimekarkan menjadi dua yakni desa Pangkul dan Pangkul Jaya yang kini masih menjadi desa persiapan pemekaran yang kini dijabat Pjs kepala desa.

Di masa kepemimpinannya Jakaria juga berhasil menjadikan desa Pangkul menjadi percontohan dan beberapa kali memenangkan perlombaan tingkat nasional khususnya di Pangkul Jawa yang kini menjadi Pangkul Jaya.

(*)