Berita UMKM
Kisah Mulyadi Tukang Kopi Tradisional di Pali Jaga Warisan Keluarga, Jatuh Bangun Pertahankan Usaha
Sebuah alat sangrai kopi tradisional terbuat dari plat drum (Drum Roasting) kapasitas 30 kilogram berwarna hitam pekat yang tampak usang terbakar api
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Moch Krisna
Produk kopi bubuk cukup dikenal di Talang Ubi waktu itu dan dipasarkan dari warung ke warung sampai ke pelosok-pelosok desa pada periode tahun 1963-1968 silam.
Saat Ayahnya pensiun pada 1968, usaha tersebut sempat tutup sebentar, dikarenakan Mulyadi bersama keluarganya pindah ke kampung halaman ibunya di Cirebon Jawa Barat.
"Waktu itu saya baru tamat SMA, ikut orang tua pindah ke Cirebon. Usaha Kopi di pendopo ini setop, tapi kita tetap melanjutkan jualan kopi di Cirebon bersama orang tua," tuturnya.
Pada tahun 1970, Mulyadi sekeluarga kembali ke Talang Ubi, dan Ayah nya melanjutkan kembali usah kopi yang selama ini dilakoninya, dan usaha itu pun kembali berjalan sampai dengan tahun 1975.
Namun pada tahun 1975- 1977 akhir, usaha kopi itu sempat terhenti, karena terkendala modal dan baru berlanjut kembali ketika Mulyadi kembali merintis usah itu pada tahun 1978 hingga bertahan sampai saat ini.
Meskipun saat ini jamannya tidak seperti dulu lagi, namun pria yang menikahi seorang wanita bernama Arini (65) pada tahun 1975 yang telah dikaruniai 6 orang anak, 12 orang cucu dan 1 cicit tersebut. Tetap bertahan demi merawat sejarah yang hidup dalam kemasan kopi lokal PALI, agar dapur rumah tangganya tetap berasap.
Sebagai pelaku UMKM, Mulyadi berharap adanya sentuhan tangan pemerintah agar usaha yang secara puluhan tahun dilakoni keluarga nya ini dapat berkembang dan tetap berjalan.
"Ya sebagai pelaku usaha kecil-kecilan seperti saya ini, berharapnya ada bantuan dari pemerintah, baik itu dari segi permodalan, peralatan yang modern, pemasaran, sampai ijin usah dan sertifikat gratis. Agar usaha ini dapat berkembang lagi," harapnya. (cr42)
Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang |
![]() |
---|
Emas Kawin Dijadikan Modal, Fadli Sukses Rintis Percetakan di Palembang, Beromzet Ratusan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kemplang Panggang Tata, Perjuangan Warga OKU Timur dari Warung Kecil Hingga Beromzet Jutaan Per Hari |
![]() |
---|
Keluar dari Zona Nyaman Usahawan Muda di Lahat ini Berhasil Kembangkan Usaha Beromzet Ratusan Juta |
![]() |
---|
Tambah Lini Produk Ada Singkong Meledak dan Churros Biar Makin Komplit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.