Seputar Islam

Kisah Nabi Muhammad Mendapat Gelar Al-Amin Saat Kaum Quraisy Memperbaiki Kabah, Orang yang Dipercaya

Menurut riwayat, Nabi Muhammad mendapat gelar al-amin pada usia 35 tahun. Sedangkan Nabi Muhammad diangkat sebagai rasul saat berusia 40 tahun.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Kisah Nabi Muhammad Mendapat Gelar Al-Amin Saat Kaum Quraisy Memperbaiki Kabah, Orang yang Dipercaya 

TRIBUNSUMSEL.COM --  Nabi Muhammad adalah nabi terakhir di antara 25 nabi dan rasul yang dikenal dalam Islam. 

Banyak kisah Nabi Muhammad yang menjadi teladan bagi umat Islam, salah satunya tentang kisah nabi Muhammad SAW mendapat gelar Al Amin. 

 Al-amin adalah gelar yang diberikan penduduk Mekkah kepada Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul. 

Menurut riwayat, Nabi Muhammad mendapat gelar al-amin pada usia 35 tahun. Sedangkan Nabi Muhammad diangkat sebagai rasul saat berusia 40 tahun.

Gelar al-amin yang disematkan oleh masyarakat Mekkah pada saat itu karena Rasulullah memiliki sifat dapat dipercaya. 

Al-amin artinya = dapat dipercaya. Bagaimana cerita Nabi Muhammad SAW mendapat gelar al-amin? 

Masyarakat Mekkah memberi gelar al-amin kepada Nabi Muhammad SAW setelah peristiwa banjir bandang yang merusak Kabah. Kabah kemudian diperbaiki oleh kaum kafir Quraisy. 

Rasulullah lahir pada abad ke-6, di tengah kondisi masyarakat Arab yang sudah jauh menyimpang dari ajaran Allah yang dibawa oleh nabi terdahulu. 

Namun, di tengah proses perbaikan, terjadi perselisihan terkait siapa yang layak meletakkan Hajar Aswad. Hajar Aswad adalah sebuah batu berwarna kehitaman yang sangat dimuliakan karena diyakini berasal dari surga. 


Sejumlah riwayat menyebutkan bahwa batu ini berasal dari surga, yang ditemukan oleh Nabi Ismail dan diletakkan pertama kali oleh Nabi Ibrahim. 

 Perdebatan baru mendapat titik terang setelah salah seorang tetua di sana, yaitu Abu Umayyah bin Mughirah, mengusulkan orang pertama yang melangkahkan kaki ke lokasi renovasi Kabah berhak meletakkan kembali batu Hajar Aswad.

Ternyata, orang pertama yang melewati pintu tersebut adalah Nabi Muhammad. Setelah Nabi Muhammad melewati pintu, kaum kafir Quraisy mengaku ikhlas jika Nabi Muhammad yang meletakkan batu Hajar Aswad. Nabi Muhammad pun tidak egois, ia membentangkan sorbannya dan menaruh Hajar Aswad di atasnya. Nabi Muhammad mengajak beberapa tokoh lain untuk turut serta meletakkan Hajar Aswad bersama-sama.  Sejak itu, Nabi Muhammad diberi gelar al-amin, yang artinya dapat dipercaya. 

Sejatinya, kejujuran Nabi Muhammad telah dikenal luas di Mekkah jauh sebelum peristiwa peletakkan Hajar Aswad. Nabi Muhammad tumbuh sebagai seorang pedagang yang jujur dan tidak pernah menipu baik pembeli maupun majikannya.

Sifat Nabi Muhammad yang jujur dan dapat dipercaya ketika berdagang itulah yang membuat Siti Khadijah terkesan.  

Kisah Nabi Muhammad mendapat gelar Al Amin ini  tentu sebagai renungan dan hikmah bagi umatnya untuk terus meneladani sifat Al Amin beliau. Sifat dapat dipercaya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved