Berita UMKM
Kisah Perjuangan Pedagang Tahu Goreng di Banyuasin, Terus Bertahan Hingga Bisa Luluskan Anak Kuliah
Rajab pedagang tahu goreng di Banyuasin terus berusaha bertahan hingga ia bisa membawa anak-anaknya mendapat gelar sarjana.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL. COM, BANYUASIN - Di tengah harga kedelai yang sudah bertahun-tahun tak stabil, Rajab pedagang tahu goreng di Banyuasin terus berusaha bertahan hingga ia bisa membawa anak-anaknya mendapat gelar sarjana.
Rajab adalah generasi kedua, meneruskan usaha tahu goreng yang dirintis sang ayah sejak tahun 1980.
Mbah Solihin atau akrab disapa Mbah Tahu kala itu, merintis usaha pembuatan tahu goreng. Saat itulah, Rajab juga ikut terlibat dalam setiap proses pembuatan tahu goreng.
Hingga akhirnya bungsu dari keluarga Mbah Tahu ini berinisiatif untuk meneruskan usaha yang telah dirintis orangtuanya setelah tiada.
Pria kelahiran Sukajadi pada 12 Agustus 1972 ini, terus berupaya untuk mempertahankan usaha yang telah dirintis sang ayah.
Sampai saat ini Rajab terus memproduksi tahu goreng.
Hasilnya, setiap hari dijual ke seputaran Kecamatan Talang. Pedagang tahu goreng keliling, biasanya yang datang dan mengambil tahu di tempat produksi Rajab.
Menurut pria tamatan SMP PGRI, pembuat tahu goreng yang ada di Jalan Pasir, Kelurahan Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin terus berusaha untuk bertahan di tengah tidak stabilnya harga kedelai.
Terkadang, bila harga kedelai naik drastis, mereka lebih memilih mengurangi produksi.
Harga kedelai sangat mempengaruhi jumlah produksi tahu yang mereka buat.
Produksi akan mengalami penurunan, bila kedelai mahal.
"Harga yang tidak stabil, namun kami tetap berusaha bertahan. Tinggal menyiasati, bagaimana tetap bisa produksi dan juga menghidupi keluarga," kata Rajab ketika ditemui di tempat pembuatan tahunnya, Senin (12/8/2024).
Lanjutnya, selain harga bahan baku yang tidak stabil, kendala lain yang sering dihadapi adanya penurunan penjualan. Para penjual tahu keliling yang biasa mengambil ditempatnya, juga mengurangi jumlah pengambilan.
Sehingga, mau tidak mau harus mengurangi produksi tahu goreng.
Bila biasanya, sekali produksi tahu goreng membutuhkan sekitar 100 kg kedelai. Namun, bila harga sedang mahal dan adanya pengurangan pengambilan tahu goreng, mereka lebih memilih memproduksi tahu dengan bahan baku sekitar 60 kg sampai 75 kg saja.
Inovasi Baru NR Florist Linggau, Sediakan Ucapan Lewat Bibit Tanaman Buah |
![]() |
---|
Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang |
![]() |
---|
Emas Kawin Dijadikan Modal, Fadli Sukses Rintis Percetakan di Palembang, Beromzet Ratusan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kemplang Panggang Tata, Perjuangan Warga OKU Timur dari Warung Kecil Hingga Beromzet Jutaan Per Hari |
![]() |
---|
Keluar dari Zona Nyaman Usahawan Muda di Lahat ini Berhasil Kembangkan Usaha Beromzet Ratusan Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.