Kasus Vina Cirebon

Sumpah Pocong Iptu Rudiana Dikritik Susno Duadji, Sebut Jangan Mainkan Sumpah : Resiko Akhirat

Pernyataan Iptu Rudiana yang sesumbar berani sumpah pocong demi membuktikan bahwa putranya, Eky benar-benar telah meninggal mendapatkan kritikan keras

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
Youtube Official iNews
Iptu Rudiana, ayah Muhammad Rizky Rudiana alias Eky. Pernyataan Iptu Rudiana yang sesumbar berani sumpah pocong demi membuktikan bahwa putranya, Eky benar-benar telah meninggal mendapatkan kritikan keras 

TRIBUNSUMSEL.COM- Pernyataan Iptu Rudiana yang sesumbar berani sumpah pocong demi membuktikan bahwa putranya, Eky benar-benar telah meninggal mendapatkan kritikan keras dari sejumlah pihak.

Salah satunya dilayangkan oleh mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji.

Menurut Susno Duadji, Rudiana seharusnya tidak mempermainkan agama dengan cara melakukan sumpah seperti itu.

Baca juga: Iptu Rudiana Disindir Praktisi Hukum Soal Sumpah Pocong Kasus Vina: Merusak Korps Baju Cokelat

Apalagi kata Susno, jika seseorang melakukan sumpah pocong maka perbuatannya tidak akan dibalas pada hari itu juga.

"Mau sumpah pocong, sumpah macan, kan tidak kontan hari itu juga dibalas," kata Susno dikutip dari Nusantara TV, Senin (5/8/2024).

Ia pun meminta Iptu Rudiana untuk tidak melakukan sumpah semacam itu.

Sebab menurut dia, nama Allah itu tidak boleh untuk jadi mainan.

Pun risikonya sangat besar akan ditanggung di akhirat kelak.

"Pikir lah, hidup di dunia ini sementara, gak sampai menit hitungan akhirat. Jangan sampai kita main-mainkan sumpah, resikonya di akhirat nanti," ungkap Susno Duadji lagi.

Ia mengatakan bahwa hal itu merupakan hak dari Iptu Rudiana jika memang meyakini hal tersebut.

Baca juga: Kebohongan Iptu Rudiana Dalam Kasus Vina Diungkap Toni RM, Singgung Durasi Penangkapan Terpidana

Namun Susno Duadji berkeyakinan bahwa sumpah di dalam agama apapun tidak boleh dipermainkan.

"Di Al Quran tidak boleh mempermainkan nama Allah. Soal ada yang begitu aku tidak campur tangan, urusan masing-masing," jelasnya.

Berbeda dengan Susno Duaji, Penasihat Kapolri Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi justru berpendapat lain.

Aryanto bahkan jadi orang yang menyuruh Rudiana untuk melakukan sumpah pocong.

Siap Makam Eki Dibongkar, Iptu Rudiana Berani 7 Turunan Mati Kalau Omonganya Bohong Soal Anak
Siap Makam Eki Dibongkar, Iptu Rudiana Berani 7 Turunan Mati Kalau Omonganya Bohong Soal Anak (Youtube Kompas TV)

Hal itu berdasarkan pengalamannya saat masih jadi polisi aktif.

"Saya malah suruh, kalau saya jadi kamu ya Rud, kamu sumpah pocong di depan media," kata Aryanto Sutadi sebelum Rudiana melakukan sumpah pocong.

Hal itu menurutnya disampaikan kepada saat menelepon Iptu Rudiana.

Sepertinya saran Aryanto Sutadi itu dilakukan oleh Iptu Rudiana.

Disebut Merusak Institut Polri

Praktisi hukum, Hudi Yusuf soroti Iptu Rudiana soal sumpah pocong kasus Vina.

Menurutnya, Iptu Rudiana tak sepatutnya menyebut sumpah pocong sebagai upaya membuktikan Eky menjadi korban dalam kasus Vina Cirebon.

Apa lagi Iptu Rudiana merupakan seorang polisi.

"Sumpah pocong merusak korps baju cokelat, karena pikirannya mundur 1.000 tahun lalu bukan pemikiran modern sekarang. Kalau modern menyanggah ada ilmunya, kan sudah belajar ilmu penyelidikan penyidikam syarat materil syarat formil, kenapa harus menyanggah pakai sumpah pocong," kata Hudi, dikutip dari Tribunnewsbogor.com, Senin (5/8/2024).

Bahkan menurutnya, sumpah pocong Iptu Rudiana sebagai upaya membodohi masyarakat Indonesia.

Pasalnya saksi-saksi yang memberi keterangan di bawah sumpah di pengadilan saja masih bisa berbohong.

"Membodohi masyarakat, kita bicara hukum, orang sumpah di pengadilan aja bisa bohong, ini sumpah juga di luar pengadilan," katanya.

Sepatutnya Iptu Rudiana membuktikan dengan ilmu yang dimiliki sebagai polisi.

Terlebih Iptu Rudiana juga menduduki jabatan-jabatan penting, mulai dari Kanit Narkoba Polresta Cirebon sampai kini menjadi Kapolsek Kapetakan.

"Harus membuktikan dengan ilmunya, beliau jadi perwira ada ilmunya kenapa bicara sumpah pocong, sungguh keterbelakang," katanya.

Baca juga: Santainya Liga Akbar Dilaporkan Iptu Rudiana ke Polda Jabar, Minta 2 Penyidik Ikut Diperiksa

Malahan Hudi Yusuf curiga Iptu Rudiana mengucap sumpah pocong bukan untuk meyakinkan masyarakat.

"Ada tujuan lain, bukan buat meyakinkan masyarakat, masyarat sekarang sudah cerdas.," katanya.

Pendapat senada juga diutarakan praktisi hukum Rasman Habeahan yang mengatakan hukum di Indonesia tidak mengenal sumpah pocong.

"Tidak dikenal sumpah pocong, seorang penegak hukum tidak pantas dia membela diri dengan sumpah pocong," katanya.

Rasman juga mengatakan seharusnya Iptu Rudiana membuktikan tuduhan di kasus Vina Cirebon menggunakan bukti ilmiah.

"Harusnya dia membuktikan sceara ilmiah, atau pembuktian menurut hukum pidana. Jangan masyarakat dibuat pembodohan. Tidak pantas dia sumpah pocong itu," katanya.

Sebelumnya, Iptu Rudiana mengucap sumpah pocong untuk membantah tuduhan bahwa Eky selamat dari kasus Vina Cirebon

Perlu diketahui bahwa Eky tewas di Jembatan Talun Cirebon pada Sabtu 27 Agustus 2016.

Eky ditemukan terkapar bersama kekasihnya, Vina.

Eky kemudian dimakamkan di TPU Mawar, Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Namun setelah 8 tahun berlalu, kasus Vina Cirebon justru menjadi polemik.

Bahkan Eky disebut-sebut masih hidup setelah selamat dari kasus Vina Cirebon.

Kendati begitu, Iptu Rudiana berani bersumpah bahwa yang meninggal memang anaknya, Eky.

"Saya sumpah pocong mau sumpah apapun mau, yang meninggal adalah anak saya, anak yang saya rawat dari kecil Muhamad Rizky Rudiana," kata Iptu Rudiana.

"Demi Allah, tujuh turunan saya mati semua kalau saya bohong," tambah ayah Eky, Iptu Rudiana.

Hal itu demi membuktikan bahwa Eki benar-benar meninggal dalam insiden di Jembatan Talun, Kabupaten Cirebon.

"Demi Allah, 7 turunan saya mati semua bang kalau saya bohong," ucapnya.

Pernyataan Rudiana ini sekaligus menegaskan keyakinannya bahwa anaknya, Muhammad Rizky Rudiana, benar-benar menjadi korban dalam peristiwa tragis tersebut.

Namun, seperti yang saya sampaikan bahwa yang meninggal itu anak saya, Muhammad Rizky Rudiana. "Kalau buat penyidikan (bongkar makam Eki), silakan," katanya.

Diketahui, kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam itu sudah berproses hukum.

Ada delapan pemuda yang ditangkap dan kemudian divonis hingga menjalani pidana penjara.

Mereka adalah Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal.

Seluruhnya divonis penjara seumur hidup kecuali Saka Tatal yang hanya divonis delapan tahun penjara karena saat peristiwa masih usia anak, dan sudah bebas sejak 2020.

Iptu Rudiana kini jadi sorotan lantaran yang melaporkan para terpidana hingga divonis seumur hidup.

Selain itu para terpidana dihukum berdasarkan kesaksian Aep dan Dede.

(*)

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Baca juga berita lainnya di Google News

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved