Berita UMKM

Dirintis Sejak 1983, UMKM Serasi Songket di Ogan Ilir Jangkau Penjuru Indonesia Hingga Malaysia

Serasi Songket UMKM di Ogan Ilir yang dirintis sejak tahun 1983 tetap bertahan hingga sekarang bahkan mencakup penjuru Indonesia hingga Malaysia.

|
TRIBUNSUMSEL.COM/AGUNG DWIPAYANA
Tiga anggota keluarga pendiri Serasi Songket menunjukkan kain songket unggulan asal Ogan Ilir, Senin (5/8/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Sejumlah pengrajin kain songket di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, terus memperluas pangsa pasar produk mereka.

Seperti dilakukan salah satu produsen kain tradisional tersebut, "Serasi Songket" yang beralamat di Perumahan Serumpun Indralaya, Ogan Ilir.

Dirintis sejak tahun 1983, usaha kain songket ini tetap bertahan hingga sekarang.

Pasarnya terus menjangkau seluruh penjuru Indonesia, bahkan hingga mancanegara.

Owner Serasi Songket, Risma mengungkapkan bahwa kerajinan kain songket ini telah mengikuti perubahan dari masa ke masa.

"Songket sebagai kain tradisional selalu mengikuti tren masa kini. Itulah yang kami lakukan untuk menarik perhatian konsumen," kata Risma kepada TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Senin (5/8/2024).

Macam-macam songket yang diproduksi diantaranya bunga Cina, lepus, limar, rakam, rakam tiga lapis, rakam keliling, limar kandang.

Motifnya pun bervariasi, seperti naga besaung, cantik manis, pulir, sisik naga, rantai bekait, teratai tumpuk, kerak mutung.

Rumah produksi songket ini mempekerjakan sebanyak 20 orang yang berdomisili di Indralaya.

"Untuk membuat sehelai kain songket perlu waktu minimal 10 hari dan maksimal bisa sampai satu bulan," ungkap Risma.

Saat diwawancarai, Risma tak sendirian.

Dia bersama kakak perempuan bernama Sri dan ibu bernama Hj. Sularsih yang merupakan perintis Serasi Songket.

Ketiganya berbagi tugas dalam proses pembuatan songket, mulai dari pemintalan benang, tenun kain hingga finishing berupa penambahan ornamen pada songket.

Dari Indralaya, produk dari Serasi Songket dikirim ke berbagai wilayah di Indonesia.

"Macam-macam. Kirim ke Jambi, Medan, Jakarta, Bogor, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Ke Malaysia juga ada," tutur Risma.

Media sosial disebut Risma berperan besar dalam promosi produk kain songket asal Ogan Ilir.

Untuk harga songket tergantung jenis dan motif yang berpengaruh pada lama pembuatan.

Mulai dari harga ratusan ribu hingga Rp 2,5 juta.

"Semakin kompleks motif songketnya, semakin lama pembuatan, pastinya semakin mahal. Kain songket Ogan Ilir punya nilai dan kelas tersendiri," jelas Risma.

Dirinya berharap kain songket khususnya dari Ogan Ilir terus eksis dan pangsa pasarnya semakin luas.

"Songket ini kan kebanggaan daerah kita. Ini turut membawa harum nama daerah dan memajukan ekonomi kerakyatan," kata Risma.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved