Berita Viral

Curhat Pilu Guru Diperlakukan Bak Pembantu di Daycare Influencer Parenting Tersangka Aniaya Balita

Guru di daycare Wensen School Indonesia mengungkap sifat kejam Meita Irianty influencer parenting, tak hanya aniaya balita tapi juga kasar ke guru..

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
tiktok / KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY
Meita Meita Irianty Influencer Parenting Aniaya Balita. Seornag guru curhat kerap diperlakukan bak pembantu saat bekerja. 

Kemudian orangtua korban mengetahui peristiwa sebenarnya berdasarkan video rekaman CCTV yang memperlihatkan pemilik daycare tersebut menganiaya balita berusia dua tahun dan bayi berumur enam bulan.

"Berdasarkan bukti yang kita pegang ada dua yang menjadi korban akan proses kuasa kepada kita bantu perlindungan secara hukum," kata Leon dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Rabu (31/7/2024).

Leon mengungkapkan pihaknya kini mendampingi korban balita berinisial MK (2). Sedangkan korban lainnya bayi berusia enam bulan dalam proses surat kuasa untuk dilindungi.

Leon mengatakan bahwa korban tidak hanya berjumlah dua orang. Ternyata ada orangtua lain yang anaknya mengalami hal serupa.

"Dibalik itu semua bermunculan orangtua baru anak saya mengalami hal serupa," katanya.

Ia pun berharap orangtua korban lainnya berani menyuarakan kasus dugaan kekerasan terhadap anak ini.

"Kejahatan terhadap anak tidak bisa dibiarkan," imbuh Leon.

Leon lalu menjelaskan perkembangan kasus dugaan kekerasan terhadap anak yang telah dilaporkan ke Polres Metro Depok.

"Masih terduga proses sedang berjalan di Polres Metro Depok. Yak selaku salah satu owner," kata Leon.

Baca juga: Penampakan Daycare Milik MI Influencer Parenting Diduga Aniaya Balita di Depok, Korban AlamI Trauma

Leon mengatakan tim kuasa hukum telah mengantongi bukti rekaman CCTV.

Lalu, saksi guru daycare yang memberikan keterangan mengenai kekerasan tersebut.

Kemudian, hasil visum serta mengupayakan hasil psikologis terhadap korban.

"Saat ini dari pihak pelapor sudah dilakukan interview dari pihak kepolisian beberapa saksi dilakukan pemeriksaan apabila saksi ini dilakukan pemeriksaan terpalor ditindaklanjuti," katanya.


Tetangga Sering dengar Tangisan Bocah

Slamet, pekerja Bengkel Mobil Baru Motor Pengkolan yang berada di samping Wensen Daycare sering mendengar anak-anak di Wensen Daycare menangis.

Wensen Daycare berada di Jalan Putri Tunggal No.42, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, ditutup pada Rabu (31/7/2024).

Penitipan anak itu viral di media sosial setelah pemiliknya diduga melakukan kekerasan terhadap anak.

Pemilik Wensen Daycare yang juga influencer parenting berinisial MI telah dilaporkan atas dugaan menganiaya balita ke Polres Metro Depok.

"Anak-anak di situ memang sering menangis histeris, kayaknya nangis yang tidak sewajarnya," kata Slamet di Harjamukti, Rabu (31/7/2024).

Dia menuturkan tangisan anak-anak itu terdengar seperti orang ketakutan.

"Tangisan anak-anak itu mulai terdengar sejak tiga bulan terakhir. Sebelumnya tidak terdengar tangisan anak-anak di situ," ucap Slamet.

Slamet mengaku kaget saat mengetahui adanya dugaan kekerasan terhadap anak di dalam day care tersebut.

"Tadi pagi saya kaget waktu ada banyak wartawan di sini. Setelah mengetahui kasus ini dari wartawan, rasa penasaran saya soal tangisan anak-anak terjawab," imbuhnya.

Slamet juga mengatakan tidak ada aktivitas di tempat penitipan anak ini sepanjang hari ini.

"Hari ini tutup sejak pagi, tidak ada aktivitas. Kemarin masih ada kegiatan di situ," kata Slamet.

Dia menjelaskan day care ini baru buka sejak enam bulan yang lalu.

Sebelumnya tempat ini merupakan sekolah TK Wensen School.

"Baru sekira 6 bulan beroperasi, anak-anak yang dititipkan di sini sekira 8 orang," ujarnya.

Sedangkan, Pur, salah satu pengelola bengkel, juga mengaku kaget mendengar adanya kasus kekerasan ini.

"Selama ini anak-anak yang bekerja di bengkel sering mendengar tangisan anak-anak dari dalam Wensen Daycare," ungkapnya.

Dia menduga anak-anak itu menangis dipukul para pengasuhnya yang masih muda usianya.

"Pengasuhnya masih pada muda sehingga mungkin tidak sabaran. Tetapi kok nangisnya lama. Kita pikir ini anak-anak diapain sama mereka, ternyata disiksa," tutur Pur.

Pur berharap kasus ini diselesaikan secara hukum agar tidak terulang lagi.

"Semoga diproses secara hukum agar jadi pembelajaran dan tidak terulang lagi. Kasihan masa depan anak-anak itu, psikologisnya hancur," katanya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved