Berita Matahati Pilgub Sumsel 2024

Penjelasan Tim Pejuang Matahati Soal Pernyataan Syarial Oesman Jelang Pilgub Sumsel 2024

Kini yang terbaru, tim Pejuangan Matahati, Aswan Mufti menyebutkan jika apa yang disampaikan oleh SO adalah fakta.

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Mawardi Yahya-RA Anita Noeringhati - Penjelasan Tim Pejuang Matahati Soal Pernyataan Syarial Oesman Jelang Pilgub Sumsel 2024 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Jelang Pilgub Sumsel 2024, pasangan Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) dan Mawardi Yahya-RA Anita Noeringhati (Matahati) saling melemparkan sejumlah kritikan.

Setelah sebelumnya, juru bicara Herman Deru, Alfarenzi Panggarbesi membantah pernyataan Panglima Perang Matahati, Syahrial Oesman (SO) soal penurunan di Sumsel 5 tahun belakangan.

Kini yang terbaru, tim Pejuangan Matahati, Aswan Mufti menyebutkan jika apa yang disampaikan oleh SO adalah fakta.

"Pastinya kritikan yang disampaikan oleh SO adalah fakta bukan omong kosong, " kata Aswan, Rabu (31/7/2024). 

Dijelaskan Calon legislatif terpilih DPRD Provinsi dari partai Gerindra ini, seperti masalah Bandara SMB II Palembang yang downgrade dari bandara internasional ke domestik adalah memang benar dan bukan omong kosong. 

"Itu bukan penilaian dalam jangka waktu setahun ini saja, setelah HD habis masa jabatan sebagai Gubernur Sumsel, dan ini sangat merugikan bagi masyarakat Sumsel, ' ucapnya. 

Lalu masalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pelabuhan Tanjung Api- Api (TAA) yang tidak ada progres juga merupakan fakta. 

"Memang benar itu adalah kewenangan pemerintah pusat. Tapi tugas pemerintah provinsi,harus bisa meyakinkan pemerintah pusat agar KEK bisa terwujud. Makanya perlu garis lurus antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, dan ini ada pada pak Mawardi Yahya kalau beliau  terpilih menjadi Gubernur, karena presidenya nanti Prabowo Subianto, " jelasnya. 

Sedangkan masalah Sriwijaya FC, memang saat HD menjabat, Sriwijaya FC sudah turun ke Liga 2. Namun, sebagai gubernur, HD dituntut untuk mengembalikan Sriwijaya FC ke Liga 1, bahkan bisa mengulangi untuk juara double winner seperti yang diraih pada era SO dan Alex Noerdin. 

"Kalau awal menjabat sampai akhir jabatan tetap liga 2, berarti tidak ada prestasi atau datar- datar saja. Kita masih ingat sejarah Sriwijaya FC dari tiada menjadi ada, bahkan meraih double winner dibawah pak SO, dilanjutkan gubernur berikutnya Pak Aex juga meraih double winner, dan sekarang pak SO tentu merasa sedih dan beliau ingin mengembalikan kejayaan Sriwijaya FC, " tandasnya. 

Kemudian, masalah program berobat gratis dan sekolah gratis, hal itu dikira tidak seindah diatas kertas dan masih banyak keluhan orang tua dibidang pendidikan ini.

Baik itu sistem penerimaan siswa, maupun masih adanya iuran sekolah- sekolah.

"Demikian juga dengan berobat gratis, masih banyak keluhan masyarakat di bidang kesehatan ini, kualitas pelayanan yang kurang memadai, kadang sulit mendapatkan perawatan dikarenakan yang kuota berobat gratis sudah penuh, dan Matahati hadir untuk memperbaiki ini, " tandasnya. 

Ditambahkan Aswan untuk memberikan lompatan pembangunan masyarakat Sumsel perlu dikritisi adalah programnya, bukan pribadinya. 

"Mengapa kritikan ini disampaikan, itulah alasan mengapa Matahati hadir sebagai alternatif pilihan guberbur dan wakil gubernur. Kami yakin masyarakat Sumsel ingin mengembalikan kejayaan seperti dipimpin oleh Pak SO dan Pak Alex Noerdin, " tuturnya. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved