Berita OKU Timur

Syarat Lulus Tanpa Skripsi Bagi Mahasiswa S1 di STKIP Muhammadiyah OKU Timur, Berlaku Mulai 2025

STKIP) Muhammadiyah OKU Timur tidak mewajibkan skripsi sebagai syarat lulus S1 bagi mahasiswanya.

Dok STKIP Muhammadiyah OKU Timur
Mahasiswa STKIP Muhammadiyah OKU Timur tidak ada kewajiban skripsi menjadi tugas akhir bagi mahasiswa mulai tahun ajaran 2024-2025, Minggu (28/07/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah OKU Timur memberikan kelonggaran kepada mahasiswanya agar bisa tamat lebih cepat dan tidak mewajibkan skripsi sebagai syarat lulus S1.

Kebijakan ini merupakan upaya sebagai tindak lanjut dari Permendikbud Ristekdikti Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

Ini adalah inovasi kesekian kalinya sejak sekolah ini berdiri tahun 2019 silam.

Sebelumnya STKIP Muhammadiyah OKU Timur juga telah sukses mengantarkan mahasiswanya tembus ke beberapa negara untuk melakukan kegiatan students exchange (Pertukaran Pelajar).

Terbaru, STKIP Muhammadiyah OKU Timur segera melakukan kebijakan yang sebelumnya telah dirapatkan oleh Wakil Ketua 1 Bidang Akademik, Wakil Ketua 3 Bidang kemahasiswaan, alumni, dan Al-Islam Kemuhammadiyaan.

Kemudian juga dari Lembaga Penjamin Mutu, Lembaga Pengembangan Penelitian Pengambdian kepada Masyarakat (LP3M), dan para Kaprodi.

Respon cepat yang diambil Kampus STKIP Muhammadiyah ini bukan tanpa alasan, sebab sejak 2013 lalu sudah banyak kampus dibawah naungan PTMA memberikan kebijaksanaan pada mahasiswanya.

Yakni dapat menyelesaikan studi S1 tanpa harus membuat skripsi.

Baca juga: Sosok Edwar Sagala Siap Maju di Musda KNPI OKU Timur 2024, Janji Bawa Pemuda Jadi Agent Of Change

Artinya kebijakan tugas akhir berupa skripsi adalah kembali ke kampus masing – masing.

Ketua STKIP Muhammadiyah OKU Timur Dr H Didi Franzhardi MPd mengatakan, tidak ada kewajiban skripsi menjadi tugas akhir bagi mahasiswa mulai tahun ajaran 2024-2025.

Hal ini dituangkan dalam Surat Keputusan Ketua Nomor: 423/II.3.AU/F/2024 tentang Publikasi Karya Ilmiah.

Serta Prestasi Mahasiswa sebagai pengganti tugas akhir atau skripsi di STKIP Muhammadiyah OKU Timur.

Lebih lanjut ia menjelaskan, penghapusan skripsi sebagai syarat wajib bagi mahasiswa tentunya tidak akan merubah kualitas dan mutu dari lulusan ini sendiri.

"Namun justru mahasiswa dituntut akan lebih menjadi aktif dan inovatif dalam menyongsong kebijakan baru ini," katanya, Minggu (28/07/2024).

Selain itu, lanjut kata dia, kampus telah menyiapakan beberapa pilihan pengganti mata kuliah skripsi ini.

Karena skripsi sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman saat ini.

"Apalagi dengan situasi dan kondisi kebutuhan serta tuntutan kampus yang semakin kompleks sesuai perkemangan zaman," ujarnya.

Ditambah skripsi sebagai tugas akhir tentunya memakan biaya lebih besar jika dibandingkan pilihan – pilihan yang telah disediakan.

"Anggapan mahasiswa adalah penyusunan skripsi juga merupakan momok yang menakutkan banyak mahasiswa. Karena membutuhkan waktu sampai berbulan – bulan," paparnya.

Belum lagi, lanjut kata Didi, kentalnya unsur subjektivitas dan objektivitas dalam proses bimbingan, menimbulkan penilaian negative mahasiswa terhadap kampus.

"Bahkan banyak juga mahasiswa yang terhambat tamatnya hanya karena proses yang tidak selesai dalam menyusun tugas akhir ini," ucapnya. 

Permasalah ini menjadikan pimpinan Perguruan Tinggi segera merespon, mengevaluasi, dan memberikan alternatif.

Sehingga mahasiswa STKIP Muhammadiyah lebih mudah memilih pengganti tugas akhir, selain skripsi.

Lebih lanjut ia memaparkan beberapa pilihan sebagai pengganti tugas akhir atau skripsi ini pertama Program Students Exchange.

Di mana Kampus memiliki program students exchange ke beberapa negara seperti, Taiwan, Pakistan, India, Malaysia, dan Korea.

Lalu Program KKN Internasional, Program KKN Internasional ini merupakan program unggulan kampus yang menawarkan beberapa negara pilihan seperti Malaysia, Tailand, dan Philipina. 

"Kedua program tersebut telah berjalan tiga tahun terakhir dan telah mengirim belasan mahasiswanya ke Asia University Taiwan," bebernya.

Hal ini untuk mengikuti Program Students Exchange dan KKN Internasional di Malaysia. Namun masih sebatas pelaksanaan non mandiri antara kampus dan mahasiswa.

Tentunya setelah kebijakan ini nanti diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan mandiri dengan kampus tetap sebagai fasilitator dalam kegiatan ini.

"Pada kegiatan program ini mereka nantinya hanya membuat laporan tertulis dari kegiatan tersebut," jelasnya.
 
Lalu yang ketiga Publikasi Jurnal Shinta 2, 3, 4, dan 5. Pilihan ini juga dapat menjadi alternatif bagi mahasiswa yang tidak memilih skripsi sebagai tugas akhirnya.

Mahasiswa dapat menulis artikel yang kemudian dipublikasikan di jurnal shinta. Hal ini tentunya akan lebih menjadi bernilai positif untuk kemajuan.

"Baik bagi mahasiswa itu sendiri jika ingin melanjutkan ke study lanjutnya nanti. Begitu juga untuk dosen pembimbingnya dapat menambah angka kredit dosen untuk naik ke jenjang jabatan Akademik berikutnya," terangnya.

Selanjutnya kebijakan permenristekdikbud yang salah satunya adalah MBKM bertaraf nasional.

Mahasiswa juga menjadikan ini sebagai alternatif pilihan yang tidak membuat skripsi.

"Mereka hanya membuat luaran berupa karya tulis ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan," bebernya.

Selain tidak memilih skripsi sebagai penulisan tugas akhir, mahasiswa juga dapat memilih berkolaborasi dengan dosen membuat modul ajar atau buku atau media pembelajaran yang kemudian bisa di ISBN Kan.

Originalitas dari produk yang dihasilkan oleh mahasiswa tentunya menjadi prestasi tersendiri bagi mahasiswa, yang bersangkutan sebagi nilai tersendiri bagi perkembangan kampus.

"Seperti mahasiswa prodi seni ataupun mahasiswa prodi lainnya juga bisa menciptakan karya seni. Seperti tari, alat musik atau lagu, membuat film pendek yang bisa diajukan sebagai HKI dan Paten," ujarnya.

Lalu kelima prestasi juara akademik atau non akademik mahasiswa tingkat nasional.

"Dimana bagi mahasiswa yang memiliki juara 1 tingkat nasional dapat mengajukan prestasi ini. Tentunya sebagai syarat tidak mengambil skripsi sebagai tugas akhir tamat studi S1 mereka," ujarnya.

Keenam portofolio juga menjadi aternatif pilihan bagi mahasiswa yang memilih skipsi bukan sebagai tugas akhir studi S1 nya.

Pilihan pada portofolio ini mahasiswa dapat mengumpulkan berbagai prestasi sejak mereka mulai kuliah di kampus STKIP Muhammadiyah OKU Timur sampai proses pengajuan.

Portofolio dapat berupa prestasi akademik, keaktifan mahasiswa di lembaga organisasi intern kampus dan ortom kampus

"Minimal pernah menjabat sebagai ketua komisariat IMM, BEM, DPM, dan sejenisnya. Kemudian dapat berupa juara 1, 2, atau 3 tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional," paparnya.

Dari beberapa pilihan di atas, tentunya memberikan kesempatan mahasiswa untuk lebih produktif dan kreatif, dari pada mahasiswa memilih skripsi sebagai tugas akhir mereka.

"Kebijakan kampus ini nantinya akan mulai disosialisasikan kepada mahasiswa setiap angkatan sehingga mereka dapat mempersiapakan diri mulai dari awal ini," pungkasnya.
 
 
 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved