Pasutri Lansia Tewas di Bogor

Mengenal Penyakit Parkinson Diderita Oma Rita Tomasoa Lansia Tewas di Bogor Usai Ditelantarkan Anak

Parkinson adalah penyakit degeneratif yang menyerang otak dan umumnya terjadi pada usia lanjut atau di atas 60 tahun.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Facebook/Dian Deedee Ronawati
Parkinson adalah penyakit degeneratif yang menyerang otak dan umumnya terjadi pada usia lanjut atau di atas 60 tahun. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Oma Rita Tomasoa lansia di Bogor ditemukan tewas di rumahnya usai ditelantarkan tiga anaknya.

Adapun Oma Rita Tomasoa diketahui menderita penyakit parkinson membuat sebagian tubuhnya lumpuh.

Diketahui parkinson adalah penyakit degeneratif yang menyerang otak dan umumnya terjadi pada usia lanjut atau di atas 60 tahun.

Selain karena faktor usia, para ahli menduga benturan keras pada kepala juga bisa memicu Parkinson.

Adapun gejala utama penyakit Parkinson adalah tremor, gerakan lambat dan kaku.

Perubahan kecil dalam gerakan dan perilaku seseorang dapat menandakan timbulnya penyakit Parkinson sebelum didiagnosis.

Mengutip dari Kompas.com, Jumat (19/7/2024) menurut dr.Rocksy, gejala-gejala parkinson bisa disingkat menjadi akronim TRAP, yaitu tremor (bergetar), rigidity (kekakuan), akinesia (gerakan lebih lambat), serta postural instability (postur tidak stabil).

"Tremor umumnya terlihat pada tangan, sering terjadi dimulai saat istirahat. Tremor ini biasanya terasa di satu sisi tubuh terlebih dahulu, kemudian menyebar ke sisi lain seiring dengan perkembangan penyakit," paparnya.

Oma Rita istri Hans Tomasoa yang tewas di Bogor ternyata idap penyakit Parkinson bukan stroke.
Oma Rita istri Hans Tomasoa yang tewas di Bogor ternyata idap penyakit Parkinson bukan stroke. (Facebook @Vina Zerenesia)

Selain TRAP, pasien juga mengalami gejala non-motorik, seperti susah tidur, gangguan penciuman, susah BAB, dan susah menelan.

Ketika mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah memeriksakan diri ke dokter spesialis saraf untuk pengecekan lebih lanjut.

"Pemberian obat-obatan yang tepat dari dokter akan meningkatkan kualitas hidup seorang pasien menjadi lebih baik," ujar dr.Rocksy.

Baca juga: Oma Rita Lansia Tewas di Bogor Ternyata Bukan Idap Stroke, Setengah Tubuh Tak Bisa Bergerak

Pengobatan dan terapi

Dijelaskan oleh dr.Frandy Susatia Sp.S, dokter spesialis saraf, pemberian obat-obatan bertujuan untuk meningkatkan atau menggantikan dopamin dalam tubuh.

"Selain obat, ada juga terapi yang dianjurkan, yaitu fisiotrapi untuk mengatasi kaku otot dan nyeri sendi, terapi wicara, psikoterapi, hingga terapi okupasi untuk menjalani aktivitas sehari-hari," katanya.

Gangguan fisik yang dialami membuat penderita parkinson seringkali bergantung pada orang yang merawat (care giver).

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved