Berita Palembang
Tolak Parkir di Karya Jaya, Sopir Truk Kontainer Minta Kelonggaran Masuk Kota Palembang, Ancam Mogok
Jika mobil bisa masuk kota maka mereka bisa kembali pulang istirahat dan berkumpul bersama keluarga.
Penulis: Hartati | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Para sopir truk yang tergabung dalam Persatuan Sopir Pelabuhan Boom Baru (PSPB) Palembang meminta kelonggaran waktu masuk kota Palembang karena mereka lama tertahan sehingga rugi waktu dan kesehatan.
Ketua PSPB Zulkarnain mengatakan sopir truk kontainer ini adalah warga Palembang namun tidak bisa pulang ke rumah karena pembatasan jam operasional masuk kota ini sehingga mereka tertahan di jalan atau gudang lokasi bongkar muat barang.
Sebab usai mengambil kontainer berisi muatan di pelabuhan dan diantar ke gudang di kawasan Tanjung Api-api, mereka tidak kembali pulang pagi harinya karena harus menunggu pukul 21.00 WIB agar bisa kembali masuk kota.
Padahal sopir ini warga Palembang bukan berasal dari luar kota, akibatnya karena tidak bisa masuk kembali ke kota mereka terpaksa menunggu di mobil menjaga mobil agar aman dan tidak jadi korban pencurian.
Mereka terpaksa tidak bisa pulang tidak bisa berkumpul bersama keluarga dan hanya istirahat seadanya saja di mobil.
"Mobil tidak bisa ditinggalkan begitu saja untuk pulang sebab kalau ditinggal baterai hilang, muatan rusak dan adanya pencurian lainnya," ujar Zulkarnain, Selasa (2/7/2024).
Zulkarnaen dan anggota persatuan sopir berharap agar pemerintah bisa memberi kelonggaran sehingga sopir mobil kontainer bisa masuk kota lagi dan mengembalikan kontainer kosong ke depo juga mengistirahatkan mobil di depo.
Jika mobil bisa masuk kota maka mereka bisa kembali pulang istirahat dan berkumpul bersama keluarga.
"Kesehatan kami terganggu karena lama menunggu masuk kota, badan rasanya demam dan tidak ada waktu bersama keluarga juga bersosialisasi bersama lingkungan sekitar, jadi kami mohon kebijakannya agar diberi kelonggaran waktu bisa masuk dalam kota di jam tidak sibuk," tambah Zulkarnain.
Saat ini PSPB akan menyurati pihak terkait yakni Dinas Perhubungan, pemilik perusahaan barang, juga pengusaha truk agar mereka tahu bahwa sopir akan mogok kerja secara damai jika aspirasi mereka tidak dikabulkan.
Mereka tidak sanggup lagi harus bekerja dengan pembatasan waktu karena habis waktu di jalan saja karena dampaknya lelah fisik juga pendapatan mereka turun.
Zulkarnain merinci saat jam masuk kota truk antre hingga 7 jam di depo menunggu kontainer kosong dibongkar karena semua truk berlomba-lomba ingin lebih cepat duluan sampai.
Dampaknya antrean panjang kendaraan mengular hingga ke jalan Abdul Rozak dan juga sopir ugal-ugal mengejar waktu masuk kota agar lebih cepat sampai dan bongkar muat. Kondisi ini juga berdampak membahayakan pengguna jalan.
Belum lagi setelah selesai mengantar kontainer kosong di depo, sopir juga kembali harus antre di pelabuhan hingga 3 jam agar bisa masuk dan mendapat kontainer berisi barang yang akan diantar ke gudang untuk dibongkar.
"Bayangkan saja 500 truk berebut dalam satu waktu pukul 21.00 WIB masuk, sama seperti air dibendung dan dibuka maka akan langsung tumpah dan banjir dampaknya, begitu juga kondisi sopir truk dengan pembatasan jam operasional ini," kata Zulkarnain.
International Education Fair Hadirkan Puluhan Institusi Pendidikan dari dalam dan Luar Negeri |
![]() |
---|
Pohon Tumbang Menimpa Satu Motor di Jalan Kamboja Ilir Timur I Palembang, Rusak dan Penyok |
![]() |
---|
Gerak Cepat Tangan Pencuri di Palembang Beraksi di Konter Pulsa, Bawa Kabur Uang Rp 800 Ribu |
![]() |
---|
50 Ton Santan Beku Asal Sumsel Siap Diekspor ke China, Sudah Jalani Sertifikasi Karantina |
![]() |
---|
Digital Lounge CIMB Niaga Permudah Layanan Perbankan Digital, Diminati Anak Muda di Palembang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.