Berita OKI

Selama Juni 2024, 187 Warga OKI Memilih Bekerja di Luar Negeri, Rata-Rata Tergiur Gaji Besar

Tecatat sebanyak 187 Warga OKI memilih bekerja di luar negari selama Juni 2024 yang rata-rata karena tergiur gaji besar.

|
TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
Warga yang mendaftar untuk bekerja di luar negeri melalui Disnaker Ogan Komering Ilir (OKI). 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia di daerah membuat ratusan warga di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memilih menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk bekerja di luar negeri.

Selain lantaran tergiur pendapatan besar dari bekerja di luar negeri, di sana juga yakini lebih mencari pekerjaan dibanding di dalam negeri.

Tidak heran, setiap tahun minat masyarakat bekerja di luar negeri terus meningkat dan berdasarkan 
catatan dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi (Disnakertrans) OKI selama bulan Juni ratusan warga yang mengurus berkas lamaran.

"Kalau jumlah pencaker domestik selama bulan Juni saja, ada 187 orang menjadi PMI dengan tujuan negara Malaysia, Taiwan, Korea dan Jepang," kata Kabid Penempatan dan Perluasan Kerja Disnakertrans OKI, Agama Yuska pada Jum'at (21/6/2024) siang.

Baca juga: Pendaftar Calon Pantarlih di PALI Membludak, KPU PALI Hanya Butuh 541 Pantarlih di Pilkada PALI 2024

Dijelaskan setiap harinya selalu ada warga yang mengurus kartu AK 1 (kartu kuning/kartu pencari kerja) ke kantor Disnakertrans OKI.

"Setiap hari selalu ada warga dari lulusan SMA dan SMK membuat AK 1 baik yang ingin menjadi PMI atau tenaga kerja lokal," papar Agma.

Dikatakan lebih lanjut, mereka yang berangkat keluar negeri ini rata-rata tergiur dengan gaji yang besar dan ingin mencari pengalaman baru.

"Oleh sebab itulah mereka tertarik untuk bekerja di luar kota hingga menjadi PMI di luar negeri," tuturnya

Terkait dengan adanya dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di yang dialami oleh 8 orang warga Sumatera Selatan.

Diketahui 7 diantaranya merupakan warga dari Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan satu orang lagi berasal dari 1 dari kota Palembang. 

Mereka yang dipaksa bekerja dan diperlakukan tidak manusiawi saat berada di negara Kamboja. Pemkab OKI memberikan perhatian khusus.

"Berdasarkan pertimbangan perkembangan kondisi saat ini,  untuk mencegah dan melindungi pencari kerja di wilayah OKI, sudah kita sampaikan himbauan kepada para camat dan kepala desa di OKI," paparnya.

Tidak hanya itu, Agma mengimbau dan mensosialisasikan masyarakat yang bekerja di luar negeri harus melalui prosedur yang resmi.

"Dapatkan informasi, prosedur dan peluang kerja keluar negeri dan daftar perusahaan penempatan pekerja migran resmi di Disnaker atau BP3MI," pungkasnya.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved