Idul Adha 2024

Tak Boleh Asal-asalan, Ini Kata Dokter Hewan Soal Cara Mengemas dan Mendistribusikan Daging Kurban

Saat pendistribusian daging kurban, tak boleh asal-asalan dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut tips dari Dokter Hewan.Dr. drh. Jafriz

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO
ilustrasi pemotongan hewan daging kurban 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati


TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Saat pendistribusian daging kurban, tak boleh asal-asalan dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut tips dari Dokter Hewan.Dr. drh. Jafrizal, MM.

"Daging kurban yang akan didistribusikan kepada masyarakat  harus dikemas dalam kantong/wadah yang terpisah dari kemasan jeroan," kata Dokter Jafrizal, Senin (17/6/2024).

Menurut Jafrizal yang juga sebagai Medik Vetriner Ahli Madya Provinsi Sumsel ini, hindari menggabungkan antara daging, jeroan hijau dan jeroan merah dalam satu kantong plastik.  

Lalu, kantong/wadah yang digunakan  harus terbuat dari bahan yang bersih dan tidak toksik. Saat banyak dijual secara online. Hindari menggunakan kantong plastik daur ulang. Disarankan menggunakan kantong plastik food grade.  

"Keunggulan plastik food grade aman untuk makanan dan menjaga agar daging lebih higienis, mudah terurai kembali ke alam karena dimakan mikroba," katanya.
 
Mengapa kantong plastik hitam tidak disarankan untuk digunakan sebagai kantung daging? Menurutnya, kantong plastik hitam jenis plastik yang berbahaya karena sudah mengalami banyak proses daur ulang dan tercampur banyak zat kimia lain di setiap proses pembuatannya.

"Menjadikannya lebih berbahaya untuk digunakan terutama untuk makanan dibandingkan kantong plastik berwarna lainnya. Kantong plastik hitam melepaskan bahan kimia beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia," katanya.

Bahkan menurutnya, plastik bening yang terbuat dari jenis plastik Low Density Polyethlene (LDPE) dan belum tercampur zat kimia dari proses daur ulang tersier dan kuarter saja tidak dianjurkan menjadi wadah makanan panas. 

"Distribusikan daging kurban sesegera mungkin, karena daging merupakan bahan makanan yang mudah rusak (perishable food). Daging mengandung protein tinggi dan memiliki pH  serta aktifitas air yang sangat cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme pembusuk," katanya.

Menurutnya, daging merupakan media yang sangat baik untuk tempat tumbuhnya  bakteri berbahaya. Jadi daging harus segera dilakukan didistribusikan setelah sapi disembelih. 

"Pendistribusian daging dan jeroan harus diusahakan paling lama empat jam setelah proses penyembelihan," katanya.

Bila pendistribusian tidak dapat dilakukan kurang dari empat jam setelah sapi dipotong, daging dan jeroan harus disimpan pada lemari pendingin dengan suhu di bawah 4 derajat celsius atau dibekukan. Hal ini dilakukan agar daging tidak tercemar bakteri pembusu

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved