DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap

Saksi Rana Ungkap Ciri-ciri 2 Pemotor Kejar Eky dan Vina Sebelum Tewas, Yakin Bukan Pegi Pelakunya

Rana alias Piying, tukang ojek mengaku melihat Vina dan Eky dikejar dua pemuda bermotor di malam sebelum tewas dibunuh, pada 27 Agustus 2016.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
facebook/Vina Dewi
Foto Eky dan Vina. Saksi Rana alias Piying, tukang ojek mengaku melihat Vina dan Eky dikejar dua pemuda bermotor di malam sebelum tewas dibunuh, pada 27 Agustus 2016. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Rana alias Piying, tukang ojek mengaku melihat Vina dan Eky dikejar dua pemuda bermotor di malam sebelum tewas dibunuh, pada 27 Agustus 2016.

Rana mengaku sangat mengingat jelas wajah Vina dan Eky, serta dua pemotor yang mengajak ribut.

Pasalnya, Rana sempat melerai keributan antara Eky dan dua pemuda tersebut di TKP, Flyover Talun, Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Cirebon, Jawa Barat.

Baca juga: Kesaksian Rana Tukang Ojek Ngaku Melihat Eky dan Vina Diadang 2 Motor, Sempat Melerai Keributan

Rana bahkan sempat menjadi saksi di persidangan tahun 2017 lalu.

Ia mengatakan bahwa menyaksikan ada empat orang berantem, termasuk satu perempuan yang diyakini adalah Vina.

Namun, menurut Rana mereka tidak dikenali sebagai pelaku yang saat ini mendekam di penjara.

"Saya ikut sidang dua kali, bukan mereka(7 terpidana) orang pas sidang kan dihadapi tujuh orang tuh kan disumpah Al-quran kitanya tuh," ungkap saksi Rana, dilansir dari Youtube Official iNews, Kamis, (13/6/2024).

Bahkan sosok Pegi Setiawan yang baru ditangkap usai diduga buron 8 tahun itu dikatakan bukan pelaku sebenarnya.

"Bukan juga (Pegi)," sambungnya.

Menurut pengakuan Rana, ia pun mengetahui persis wajah Vina, eky dan juga ciri-ciri dari pelaku, lantaran melihatnya dari jarak yang dekat.

"Iya betul orang dua ini yang saya pisahin tuh, mukanya juga sama lah orang tiga itu, potongan rambutnya sama, tingginya sama, kayak orang kenal si mereka," terang Rana saat diperlihatkan wajah Eky dan Vina.

Baca juga: Eks Kabareskrim Susno Duadji Prediksi Pegi Setiawan Menang Praperadilan, Kesulitan Alat Bukti

Awalnya, Rana yang saat itu tengah melintas dari arah kiri, melihat Vina dan Eki sempat bertengkar dengan dua pengendara motor.

"Saya di jalan layang ada motor kejar-kejaran motor dua, pas di tanjakan dia berantem, saya kan kiri jalan berenti minggir," ungkap Rana.

Rana pun mengaku sempat melerai Eky dengan dua pemuda.

Eky saat itu dikatakan dalam keadaan sudah dipukul oleh dua pemuda tersebut.

Setelah melerai perkelahian tersebut, Rana menyebutkan jika Vina, Eky dan juga satu pengendara motor lainnya langsung turun ke bawah.

"Saya bilang kan 'kamu tuh masih anak sekolah jangan berantem-berantem ini kan malem sana pulang'" terangnya.

"Udah dilerai tuh enggak berantem, saya kan masih nunggu dia kan turun lagi balik lagi, dia lagi dipukul temennya Vina itu sama dua orang itu," jelas.

"Si Vina kan digalang gini sret, jadi otomatis turun, yang galang kan langsung maju terus adu jotos, terus kita kan lihat ya tak pisah," sambungnya.

Seperti diketahui, Vina dan Eki mengalami peristiwa tragis di Flyover Talun, Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Cirebon, Jawa Barat, pada 27 Agustus 2016 malam.

Kini, muncul saksi bernama Rana alias Piying seorang tukang ojek yang mengaku sempat melihat Vina dan Eki dihadang dua sepeda motor di TKP.
Kini, muncul saksi bernama Rana alias Piying seorang tukang ojek yang mengaku sempat melihat Vina dan Eki dihadang dua sepeda motor di TKP. (Youtube Official iNews)


Ini Kata Kapolda Jabar 2016 Soal 3 DPO Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kapolda Jabar tahun 2016-2017 akhirnya buka suara terkait 3 DPO Pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.

Seperti diketahui, Dirrkrimum Polda Jabar Kombes Surawan menyatakan bahwa daftar pencarian orang (DPO) kasus Vina berjumlah satu orang, bukan tiga.

Menanggapi hal itu, Kapolda Jabar Tahun 2016-2017 Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan mengatakan sudah menanyakan terkait 3 DPO kasus Vina ke penyidik.

"Apa betul 3 menjadi 1 jangan sampai menjadikan keresahan masyarakat, darimana anda menyatakan 3 DPO ini menjadi 1 sementara dalam keputusan pengadilan adalah 3," kata Anton, dilansir dari Youtube TvOnenews, Rabu (29/5/2024).

Sementara, jawaban penyidik, kata Anton, dari semua keterangan saksi dan tersangka terdahulu tidak menunjukan pada 3 DPO.

"Mohon maaf pak memang untuk saat ini keterangan saksi maupun dari tersangka terdahulu tidak menunjukan signifikan ke DPO yang ada, sehingga bukan makin mengerucut malah makin pabaliut, makin kemana-mana," katanya.

Anton bahkan mengakui bahwa memang ada kesalahan rilis yang harus diralat.

Namun saat ini pihak Polda Jabar menyatakan 3 DPO tersebut fiktif karena identitasnya tidak jelas.

"Sebetulnya tidak dicabut hanya mumgkin ada kesalahan rilis yang harus diralat kembali seandainya DPO ini ada, tapi saat ini mereka menyatakan itu adalah DPO hantu karena identitasnya tidak jelas, namanya tidak jelas," katanya.

Baca juga: Eks Kapolda Jabar Ungkap Iptu Rudiana Ketakutan Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Ini Penyebabnya

Oleh karena itu Anton menekankan penyidik Polda Jabar wajib melakukan rekonstruksi ulang kasus Vina agar mengetahui peran masing-masing pelaku.

"Saya bilang ini kan bisa kita lihat dari rekonstruksi TKP, di sana akan ada 11 ada orang yang berperan siapa berbuat apa dan melakukan apa itu harus jelas. Kita harus rekonstruksi TKP dan rekonstruksi hasil gambar olah TKP yang pertama apa betul 11 atau tidak," katanya.

Kata Anton, keputusan DPO kasus Vina dari 3 menjadi 1 ini tidak mutlak adanya.

"Polda tidak mencabut DPO hanya berdasar keterangan saksi tidak menunjukan pada identitas DPO yang ditunjukan, Polda menyimpulkan hanya satu DPO tapi itu tidak mutlak tergantung perkembangan penyidikan bisa saja lebih dari itu dan tidak menggugurkan hasil keputusan pengadilan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Ditreskrimum Polda Jawa Barat akhirnya merilis sosok Pegi Setiawan yang diduga menjadi pelaku utama pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon tahun 2016.

Ditampilkan ke hadapan publik, Pegi Setiawan atau Robi Irawan ini tampil dengan tangan terborgol kaos berwarna biru.

Polisi menyatakan Pegi alias Perong adalah merupakan tersangka terakhir kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina Cirebon yang ditangkap.

Ini berarti mematahkan dugaan masih ada 2 tersangka yang berkeliaran dan masuk dalam daftar DPO yang sebelumnya diumumkan yakni Andi dan Dani.

"Dari hasil penyelidikan, DPO hanya satu. Dua nama yang disebutkan hanya asal sebut (berdasarkan keterangan dari para terpidana lainnya)," kata Direktur Ditreskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan, di Polda Jabar, Minggu (26/5/2024).

Kombes Pol Surawan menyatakan, dengan ditangkapnya Pegi Setiawan alias Perong alias Robi Irawan, total pelaku pada kasus Vina Cirebon ini, berjumlah sembilan orang.

"Jadi yang benar DPO satu, atas nama PS (Pegi Setiawan)," kata Kombes Pol Surawan.

"Tersangka hanya sembilan, maka DPO hanya satu," kata Surawan.

Menurutnya, kebingungan jumlah DPO ini disebabkan pernyataan yang berbeda-beda dari proses pemeriksaan.

Setelah dilakukan penyidikan mendalam, ternyata dua nama yang sempat disebutkan yakni Andi dan Dani tidak ada atau fiktif.

"Sejauh ini fakta di dalam penyidikan kami, tersangka atau DPO adalah satu. Jadi semua tersangka jumlahnya sembilan, bukan 11," katanya.

Kesaksian Suroto Pertama Kali Melihat Jasad Eky dan Vina

Sebelumnya, Suroto, petugas keamanan atau siskamling di desa sekitar jembatan Talun, mengaku sebagai sosok yang pertama kali menolong Vina dan Eky.

Suroto berani bersaksi jika dirinya masih ingat jelas kejadian di malam hari tersebut.

Saat itu, Suroto sempat gemetaran tak menyangka melihat kondisi Vina yang memprihatinkan hingga membuatnya tergerak untuk menolong.

Adapun kejadian itu diketahuinya berawal ketika sedang patroli di sekitaran TKP.

Dirinya menemukan jasad duo sejoli tersebut pada malam hari.

"Hari itu saya patroli keliling karena saat itu rawan begal di jam 10-11 malam. Jam 10 saya lewat, mutar balik ke flyover sini, saya melihat korban-korban tergeletak," cerita Suroto saat ditemui iNews di jembatan flyover Talun, dikutip dari tayangan kanal YouTube Official iNews, Rabu, 5 Juni 2024.

Baca juga: Saya Sampai Gemetar Cerita Suroto Pertama Kali Tolong Vina Cirebon, Sebut Adegan di Film Salah

Dia pun lalu menunjukkan posisi tubuh Eky dan Vina yang ketika itu tergeletak di tengah pembatas jalan flyover Talun.
Suroto berani bersaksi jika dirinya masih ingat jelas kejadian di malam hari tersebut.

"Jam 10 malam. Bisa dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat, saya saksi, masih ingat betul," ungkap Suroto.

"Ini asli dan tidak ada saya rekayasa, posisi ada disini bukan disana(trotoar)," tegasnya.

Ketika itu, dirinya pertama kali menolong Eky. Ia pun mengungkapkan kondisi kekasih Vina itu yang sudah tidak bernyawa.

"Pertama saya nolong si laki (Eky), nggak tahu namanya waktu itu. Posisinya masih pakai helm. Saya tanya 'dek, dek, dek', dia nggak nyahut. Tebakan saya dia sudah mati, karena darahnya banyak. Waktu itu hujan, dan darahnya itu mengalir ngikutin air," ungkap Suroto.

Suroton menyebut Eky saat itu, mengenakan jaket bergambar logo klub motor XTC berwarna biru putih.

"Pakai jaket, kalau nggak salah jaket XTC warna biru putih," terangnya.

"Karena saya pikir Eky sudah meninggal, saya lalu fokus menolong si perempuan (Vina), waktu itu juga nggak tahu namanya siapa," ujar Suroto.

Menurutnya, posisi Vina ketika itu terlentang dan masih dalam kondisi sadar. Vina bahkan pun sempat merintih meminta pertolongan kepada Suroto.

"Dia minta tolong, 'tolong, tolong', saya tolonglah si perempuan. Aku bilang 'sabar dek, lagi manggil mobil'," ucapnya kala itu.

"Waktu dia terlentang, kepalanya saya angkat, posisi dia itu saya papah kepalanya," tambahnya.

Lebih lanjut, Suroto juga mengungkap kondisi Vina saat itu dimana korban mengalami luka parah di sekujur tubuhnya.

"Kondisi Vina parah juga, kaki luka, kena sobekan besi atau apa, kita juga nggak tahu. Dia luka parah. Tangannya luka parah, wajahnya memar semua. Kaki kiri patah, kepala berdarah juga," bebernya.

Selain itu, ia juga melihat tubuh bagian bawah Vina sudah tertutupi jaket XTC sama seperti yang dikenakan Eky.

"Vina sebelum saya tolong, jaketnya itu sudah menutupi (bagian bawah tubuhnya), jaketnya itu sama (dengan jaket XTC Eky) warna putih biru," tutur Suroto.

Ia juga mengaku sempat membetulkan dalaman bagian bawah tubuh Vina karena melorot.

Tak lama setelah itu, Suroto pun melihat polisi datang di lokasi penemuan tubuh Vina Cirebon dan Eky tersebut.

"Nggak lama kemudian anggota polisi datang," ujarnya.

Suroto juga yang ikut mengantarkan Vina ke rumah sakit, dikatakannya masih bernyawa.

"Perempuannya masih hidup, masih minta tolong terus sampai rumah sakit, saya dulu sampai gemeter gak tega 'kok sampai kayak gini yaAllah'," katanya.

Melihat kondisi Vina, Suroto sempat curiga jika kematian almarhum bukan karena kecelakaan.

Pasalnya, saat Suroto mengaku melakukan survey ulang di TKP sehari setelah kejadian.

"Ga ada benturan besi, karena abis kejadia jam 10 malem itu, saya menemukan korban, paginya saya survey apa bener sih kecelakaan sampai kayak gitu, tapi gak ada sama sekali beretan, tapi diinformasikan polisi kecelakaan laka lantas.

Hingga kecurigaan Suroto terbukti setelah berselang lama kematian Vina dan Eki disebabkan karena kasus pembunuhan.

"Mangkanya film-film itu salah semua, gak bener posisi, wilayah di Kecomberan, posisi gak disana, saya berani sumpah demi Allah inilah yang saya tolong pertama, saya dihadirkan ke persidangan dua kali," paparnya.

Disisi lain, Suroto mengaku tidak tahu menahu soal kasus pembunuhan Vina yang melibatkan beberapa pelaku bahkan ia tidak mengetahui bahwa korban merupkan anak Briptu Rudiana.

"Saya fokusnya cuma nolongi aja," tandasnya.

Baca berita lainnya di Google News

Ikuti dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved