Breaking News

Arti Kata Bahasa Arab

Arti Skema Murur, Alur dan Waktu Pelaksanaan, Diterapkan Bagi Jemaah Haji Risti Mabit di Muzdalifah

Jamaah akan bergerak dari Arafah, melewati Muzdalifah, tidak turun dari bus untuk Mabit di Muzdalifah, tapi langsung menuju Mina.

|
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Arti Skema Murur, Alur dan Waktu Pelaksanaan, Diterapkan Bagi Jemaah Haji Risti Mabid di Muzdalifah. 

TRIBUNSUMSEL.COM-- Setelah puncak haji dilakukan yaitu ibadah wukuf di Padang Arafah, situasi di Muzdalifah sangat padat.
Karena itu PPIH akan menerapkan skema murur dan skema normal untuk jemaah haji Indonesia.
Apa itu skema murur dan skema normal ? Berikut penjelasannya.


Skema artinya rancangan atau rencana.
Murur berasal dari bahasa Arab, artinya lewat, melintas, berlalu atau juga berarti perjalanan.

Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah.

Jamaah calon haji Indonesia saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

Skema murur ini menjadi ijtihad dan ikhtiar bersama dalam menjaga keselamatan jiwa jamaah calon haji Indonesia.

Skema murur akan berlangsung pada 9 Zulhijjah dari pukul 19.00 hingga 22.00 waktu Arab Saudi. Jamaah akan bergerak dari Arafah, melewati Muzdalifah, tidak turun untuk Mabit di Muzdalifah, tapi langsung menuju Mina.

Satgas Mina yang menjadi tanggung jawab petugas Daker Makkah akan bergerak dari Arafah ke Mina lebih awal, pukul 13.30 WAS pada 9 Zulhijjah, untuk menyambut kedatangan jamaah.

Pergerakan jamaah dengan skema murur dari Arafah ini akan dilakukan berbasis daftar nama jamaah yang sudah diusulkan.

Jamaah berkumpul di pintu keberangkatan maktab di Arafah setelah Magrib untuk diberangkatkan melintas Muzdalifah dan langsung ke Mina.

Sementara untuk pergerakan jamaah dengan skema normal, sistem taraddudi dari Arafah ke Muzdalifah akan dimulai pukul 22.00 WAS, setelah proses pergerakan skema murur selesai.

Skema normal adalah skema yang biasa dilakukan bagi jemaah yang non risti yakni bermalam di Muzdalifah dengan cara  biasa dilakukan selama ini.

Alasan dilakukan skema murur

Area yang diperuntukkan bagi jamaah calon haji Indonesia seluas 82.350m2. Pada 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 peserta haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara ada sekitar 27.000 peserta haji (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid.

Sehingga, setiap orang saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat sekitar 0,45m2 di Muzdalifah.

Tahun 2024, Mina Jadid tidak lagi ditempati jamaah calon haji Indonesia, sehingga, 213.320 orang dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah.

Padahal, tahun ini juga ada pembangunan toilet yang mengambil tempat di Muzdalifah seluas 20.000 m2, sehingga ruang yang tersedia untuk setiap orang jika semuanya ditempatkan di Muzdalifah, 82.350 m2 - 20.000 m2 = 62.350 m2/213.320 = 0,29m2.

Dapat dibayangkan sesempit dan sepadat apa ruang bagi setiap orang ketika harus turun ke Muzdalifah.

"Tempat atau space di Muzdalifah menjadi semakin sempit dan ini berpotensi kepadatan luar biasa yang jika dibiarkan akan dapat membahayakan jamaah.

Sebab itulah kita akan menerapkan skema murur saat mabit di Muzdalifah," ujar Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid.

Sempit dan padatnya ruang di Muzdalifah bukan hanya dialami jamaah calon haji Indonesia, tapi jamaah dari seluruh dunia. Karena, tempat yang tersedia di Muzdalifah memang dibagi rata, sesuai jumlah peserta haji di tiap negara.

Maka dari itu, Turki dan sejumlah negara di Afrika telah menerapkan skema murur ini untuk menjaga keselamatan jiwa tiap anggota jamaah calon haji mereka.

Hal ini juga sejalan dengan hasil musyawarah Pengurus Besar Harian Syuriyah Nahdlatul Ulama yang memutuskan bahwa kepadatan jamaah di area Muzdalifah dapat dijadikan alasan kuat sebagai uzur untuk dapat meninggalkan mabit di Muzdalifah, sehingga hajinya sah dan tidak terkena kewajiban membayar dam.

Sebab, kondisi jamaah yang berdesakan borpotensi menimbulkan mudharat/masyaqqah dan mengancam keselamatan jiwa.

Alur murur

Alasan jamaah dengan skema murur didahulukan pergerakannya dari Arafah, yang paling utama adalah menghindari kepadatan dan masyaqqah yang lebih besar. Apalagi, jamaah yang ikut dalam skema ini masuk kategori risti, lansia, dan kaum disabilitas.

Panitia mendahulukan keberangkatannya untuk menghindari pertemuan jalur murur dan jalur taraddudi Muzdalifah-Mina. Jadi saat murur berjalan, jalur dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina masih kosong.

Sebab, pergerakan Arafah ke Muzdalifah baru dimulai setelah pukul 22.00 WAS dan pergerakan dari Muzdalifah ke Mina, baru dimulai sekitar pukul 23.30 WAS.

Keberangkatan jamaah dengan skema murur lebih awal, akan memberikan waktu lebih longgar bagi jamaah dengan status risti, lansia, dan disabilitas untuk naik dan turun kendaraan, baik di Arafah maupun saat tiba di Mina.

Jadwal murur lebih awal juga akan menghindari penumpukan kedatangan jamaah calon haji di Mina. Meski tiba lebih awal, jamaah risti, lansia, dan disabilitas, cenderung tidak beraktivitas keluar masuk tenda, sehingga tidak mengganggu lalu lintas.

Petugas haji Indonesia terus mendorong petugas kloter dan sektor untuk menyosialisasikan jadwal dan skema keberangkatan ini kepada jamaah.

Para konsultan dan pembimbing ibadah akan memberikan penguatan dan pemahaman kepada jamaah terkait skema murur ini.

Itulah arti Skema Murur, Alur dan Waktu Pelaksanaan, Diterapkan Bagi Jemaah Haji Risti Mabid di Muzdalifah.

(lis/rilis kemenag)

Baca juga: Amalan Setara Pahala Haji Menurut Hadits Nabi, Jangan Bersedih Hati untuk yang Belum Berangkat Haji

Baca juga: Bacaan Sholawat Hajjiyah Agar Disegerakan Haji, Sholatan Tuballighuna Biha Hajja Baitikal Haram

Baca juga: Kemenag Sumsel Imbau Jemaah Persiapkan Diri Menyambut Puncak Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina

Baca juga: Doa Nabi Ibrahim Agar Bisa Pergi Haji, Rabbana Taqabbal Minna Innaka Anta Samiul Alim Lengkap Arti

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved