Pembunuhan Arum Mahasiswi Esa Unggul

Vina Cirebon Viral, Mencuat Lagi Pembunuhan Arum Mahasiswi Esa Unggul 2017, Pelaku Belum Tertangkap

Ayah korban, Kasim Efendi mengaku kecewa lantaran kasus pembunuhan anaknya tak kunjung terungkap.

Editor: Weni Wahyuny
dokumentasi arum
Arum semasa hidup. Arum, mahasiswi Universitas Esa Unggul tewas pada 2017 lalu dan hingga kini pelaku pembunuhan belum tertangkap. 

"Harus ada perkembangan dalam pengungkapannya dan menyampaikan informasi secara berkala kepada keluarga korban sebagai bentuk pertanggungjawaban dan transparansi," ujarnya.

Dari pemberitaan media yang memuat statement pihak Kepolisian, kata Poengky, Kompolnas melihat bahwa penyidik dalam proses lidik sidik sudah didukung dengan scientific crime investigation, termasuk dengan melakukan otopsi dan tes DNA.

Karena Indonesia belum memiliki Bank Data DNA untuk kriminal, memang menyulitkan penyidik untuk mendapatkan DNA pembanding.

"Untuk itu Kompolnas telah membuat arah bijak bagi Kepolisian agar dapat membangun Bank Data DNA guna memudahkan lidik sidik Kepolisian," tuturnya.

Dalam kasus ini, Kompolnas akan menanyakan upaya apa saja yang didukung scientific crime investigation yang telah dilakukan penyidik yang dapat mengarah kepada pelaku

"Kami yakin tidak ada kejahatan yang sempurna, sehingga dengan upaya gigih yang didukung scientific crime investigation diharapkan penyidik dapat segera menemukan pelakunya, agar kasus ini tidak menambah panjang deretan cold case," tegasnya.

Poengky menyangkan sikap Kepolisian yang tidak ada progress report.

Menurutnya, pergantian penyidik seharusnya tidak menjadi masalah, karena adanya buku laporan perkembangan kasus, dan sebelum pergantian seharusnya juga ada serah terima penanganan kasus-kasus.

"Kasus ini sejak 2017, viral setiap tahun. Seperti kasus Akseyna yang juga viral. Tapi memang ada kesulitan yang dihadapi penyidik. Jadi viral atau tidak tetap sulit memecahkan kasusnya. Oleh karena itu pengawas penyidikan (wassidik) perlu melakukan evaluasi terhadap penanganan kasus yang dilakukan penyidik dan memberikan masukan-masukan guna kemajuan penanganan kasus," ujarnya.

Seperti diketahui, Tri Ari Yani Puspo Arum (22) ditemukan tewas bersimbah darah di tempat kosnya di Jl Kebon Jeruk Baru RT 8/11 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Tri tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Esa Unggul.

Arum sapaan korban, ditemukan tak bernyawa sekitar pukul 07.00 WIB pada Senin (9/1/2017).

Arum meninggal dengan dua lubang menganga di lehernya.

Mirisnya, sudah hampir memasuki 7 tahun kasus ini belum juga terungkap.

Pria misterius

Kala itu, ibunda mendiang Tri Aryani Puspo Arum (23), yakni Sri Ratna (53) menyatakan anak bungsunya sempat menceritakannya bahwa rumah kos tempat tinggalnya yang lama, dipantau oleh seorang pria misterius.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved