Pembunuhan Arum Mahasiswi Esa Unggul
Curhat Arum Mahasiswi Esa Unggul Tewas Dibunuh di Kosan Tahun 2017, Sempat Diikuti Pria Misterius
Curhat Arum (23), Mahasiswi Esa Unggul tewas dibunuh di kosan di Jakarta Barat Tahun 2017 silam terkuak, sempat diikuti oleh pria misterius...
Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Andry menambahkan, tewasnya Arum diakibatkan adanya dua tusukan dalam yang ada di leher dan di punggungnya. Ia mengatakan, sekejap darah mengalir deras ke lambung hingga Arum pun tewas.
"Jadi ada dua luka dalam seketika menyebabkan darahnya Arum mengalir deras menuju perut. Alhasil, Arum seketika tewas. Bentuk pada lukanya itu lurus, di dua sisi kanan dan kiri," katanya.
Baca juga: Dugaan Penyakit yang Diderita Ruben Onsu hingga Sebabkan Ambruk di Majalengka, Kemungkinan Jantung
Dikatakan Andry, polisi mendapati temuan baru terkait hal kematian Arum. Dijelaskan Andry diduga kuat adanya luka di dua bagian tubuh Arum merupakan benda tajam.
"Kita memang mendapati ada empat temuan baru yang di punggung korban Kuat dugaan semua luka tersebut, yakni akibat dari benda tajam yang dibawa pelaku. Namun, saat ini kami masih mencari benda tajam tersebut," paparnya.
Ayah Berharap Kasus Diusut
Kasim Efendi, Ayah dari Puspo Arum, Mahasiswa Universitas Esa Unggul yang tewas dibunuh akhirnya bereaksi.
Dengan tegas, Kasim mengutarakan harapannya agar kematian sang putri dapat segera diusut seperti halnya dengan kasus Vina Cirebon.
Menurutnya, kasus kematian Arum yang tewas dibunuh hingga kini masih tak menemukan jawaban.

Padahal sebelumnya Kasim sempat mendatangi Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat untuk menanyakan penyidikan kasus pembunuhan Arum.
"Sampai sekarang dari pihak Polsek belum pernah (ada kabar). Saya ke Polsek terakhir tahun 2021 nemuin pak Tulus, katanya belum ada perkembangan," kata Kasim dihubungi wartawan pada Senin (20/5/2024) dilansir dari TribunnewsBogor.com.
Hingga kini, dia masih berharap polisi dapat mengungkap kasus yang menimpa putrinya tersebut.
Di sisi lain, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti pun mempertanyakan kinerja kepolisian dalam hal ini Polda Metro Jaya lantaran belum mampu menangkap pelaku pembunuhan Arum.
Dalam waktu dekat, poengky mengaku akan bersurat ke Polda Metro Jaya.
"Kompolnas akan mengirimkan surat klarifikasi kepada Polda Metro Jaya mempertanyakan sampai di mana upaya lidik sidik kasus ini," kata Anggota Kompolnas Poengky Indarti, Senin (20/5).
Menurut Poengky, kasus-kasus pidana yang dilaporkan ke Kepolisian menjadi tanggungjawab Kepolisian untuk dapat menindaklanjuti dengan penyelidikan dan penyidikan hingga menemukan pelakunya dan memproses hukum.
Adakalanya proses lidik sidik berjalan lancar karena saksi-saksi dan bukti-bukti dapat ditemukan.
"Tetapi ada kalanya proses lidik sidik mengalami kesulitan karena sulitnya memperoleh bukti-bukti dan minimnya saksi. Dalam hal ini termasuk kasus pembunuhan dengan korban Almarhumah Tri Ari Yani Puspo Arum," terang Poengky.
Meskipun demikian, penyidik tetap harus mengupayakan pengusutan kasus ini terus berjalan. "Harus ada perkembangan dalam pengungkapannya dan menyampaikan informasi secara berkala kepada keluarga korban sebagai bentuk pertanggungjawaban dan transparansi," ujarnya.
Baca juga: Arum, Mahasiswi Esa Unggul Tewas Dibunuh 2017 Silam, Ayah Berharap Pelaku Segera Ditangkap
Dari pemberitaan media yang memuat statement pihak Kepolisian, kata Poengky, Kompolnas melihat bahwa penyidik dalam proses lidik sidik sudah didukung dengan scientific crime investigation, termasuk dengan melakukan otopsi dan tes DNA.
Karena Indonesia belum memiliki Bank Data DNA untuk kriminal, memang menyulitkan penyidik untuk mendapatkan DNA pembanding.
"Untuk itu Kompolnas telah membuat arah bijak bagi Kepolisian agar dapat membangun Bank Data DNA guna memudahkan lidik sidik Kepolisian," tuturnya.
Dalam kasus ini, Kompolnas akan menanyakan upaya apa saja yang didukung scientific crime investigation yang telah dilakukan penyidik yang dapat mengarah kepada pelaku
"Kami yakin tidak ada kejahatan yang sempurna, sehingga dengan upaya gigih yang didukung scientific crime investigation diharapkan penyidik dapat segera menemukan pelakunya, agar kasus ini tidak menambah panjang deretan cold case," tegasnya.
Poengky menyangkan sikap Kepolisian yang tidak ada progress report. Menurutnya, pergantian penyidik seharusnya tidak menjadi masalah, karena adanya buku laporan perkembangan kasus, dan sebelum pergantian seharusnya juga ada serah terima penanganan kasus-kasus.
"Kasus ini sejak 2017, viral setiap tahun. Seperti kasus Akseyna yang juga viral. Tapi memang ada kesulitan yang dihadapi penyidik. Jadi viral atau tidak tetap sulit memecahkan kasusnya. Oleh karena itu pengawas penyidikan (wassidik) perlu melakukan evaluasi terhadap penanganan kasus yang dilakukan penyidik dan memberikan masukan-masukan guna kemajuan penanganan kasus," ujarnya.
Ada Barang Hilang
Polisi masih menyelidiki kematian Tri Ari Yani Puspo Arum (22), mahasiswi Universitas Esa Unggul yang diduga jadi korban pembunuhan.
Polisi menyebut ada sejumlah barang milik korban yang hilang.
"Ada barang korban yang hilang, kita masih cek apa saja," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP Eko Hadi Santoso.
Dari informasi yang dihimpun, barang milik Tri Aryani Puspo Arum yang hilang di antaranya telepon seluler, dompet, dan laptop.
Namun polisi belum dapat menyimpulkan Tri Aryani Puspo Arum adalah korban perampokan.
"Kami belum bisa menyimpulkan apakah korban perampokan atau bukan. Bisa saja dia dibunuh, kemudian dibuat seolah-olah dirampok," imbuh Eko.
Polisi saat ini masih memeriksa sejumlah orang sebagai saksi di Polsek Kebon Jeruk. Saksi-saksi itu di antaranya Zainal Abidin, pacar korban yang pertama kali menemukan Tri Aryani Puspo Arum.
"Korban sempat dihubungi pacarnya karena sudah siang belum datang (ke kampus). Terus pacarnya ke kosan korban dan menemukan korban sudah berlumuran darah," jelas Eko.
Saksi lainnya adalah seorang warga negara Nigeria bernama Ezeugwu Clivert (31). Clivert adalah tetangga kos korban.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
(*)
Baca juga berita lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.