Pilkada Mura 2024
Petahana Pecah Kongsi, Pilkada Musi Rawas 2024 Mulai Memanas, Lima Kandidat Disebut Bakal Maju
Bakal calon Bupati Musi Rawas yang didagang-dagang akan maju di kontestasi Pilkada Musi Rawas 2024 sudah mulai bermunculan.
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Bakal calon Bupati Musi Rawas yang didagang-dagang akan maju di kontestasi Pilkada Musi Rawas 2024 sudah mulai bermunculan.
Bahkan beberapa di antaranya sudah turun ke masyarakat untuk memperkenalkan diri dengan berbagai kegiatan.
Dari nama-nama yang sentar dikabarkan bakal maju di Pilkada Musi Rawas tersebut ada Bupati petahana Ratna Machmud dan Wakil Bupati petahana Suwarti Burlian yang dikabarkan pecah kongsi.
Nama-nama balon cabup yang bakal bersaing di antaranya:
1. Dian Prasetio
Nama Dian Prasetio, atau akrab di sapa Kak Dian, merupakan salah satu tokoh yang dipastikan bakal maju di Pilkada Musi Rawas tahun 2024 ini. Bahkan, Dian secara terang-terangan sudah menyatakan diri bakal maju di Pilkada Musi Rawas.
Tak hanya itu, sebagai keseriusannya, Dian juga sudah mendatangi beberapa Partai Politik (Parpol), seperti PKB, PDI-Perjuangan dan Partai Demokrat, untuk mengambil formulir pendaftaran sebagai Calon Bupati Musi Rawas.
Beberapa kesempatan, Dian mengaku alasannya untuk maju di Pilkada Musi Rawas, pertama ingin mengembalikan kejayaan petani di Musi Rawas, sehingga Musi Rawas mampu menjadi lumbung pangan di Sumsel, serta mewujudkan pemerataan pembangunan di Musi Rawas.
2. Hj Ratna Machmud
Bupati petahana saat ini, Hj Ratna Machmud juga dipastikan bakal maju di Pilkada Musi Rawas. Hal itu, sempat disampaikan beberapa kesempatan saat diwawancarai awak media.
Hj Ratna Machmud berkeinginan untuk melanjutkan program kerja yang saat ini berjalan, sehingga mampu menjadikan Musi Rawas sebagai Kabupaten yang semakin Mantab.
3. Hj Suwarti Burlian
Nama Hj Suwarti Burlian, mulai diperbincangkan bakal maju sebagai Calon Bupati Musi Rawas, setelah namanya direkomendasikan oleh DPW Partai Gerindra Provinsi Sumsel.
Bahkan, sebagai bentuk keseriusannya maju di Pilkada Musi Rawas, Hj Suwarti sudah mengambil formulir pendaftaran di 2 partai politik yakni DPC Partai Demokrat dan DPC PAN Musi Rawas sebagai Bakal Calon Bupati Musi Rawas.
Hj Suwarti merupakan Wakil Bupati petahana 2 periode (2014-2019 dan 2019-2024), yang juga merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Musi Rawas.
4. Firdaus Cik Olah
Kesiapan Firdaus Cik Olah untuk Maju di Pilkada Musi Rawas sebagai Calon Bupati Musi Rawas, tak perlu diragukan lagi.
Ketua DPD Partai Golkar Musi Rawas tersebut, sangat berpotensi maju di Pilkada Musi Rawas. Terlebih, pada Pileg kemarin, Partai Golkar meraih suara terbanyak dan di prediksi bakal menduduki kursi Ketua DPRD Musi Rawas.
Hanya saja, belum ada keterangan resmi yang langsung di sampaikan oleh Firdaus Cik Olah, terkait kesiapannya untuk maju di Pilkada Musi Rawas.
Namun, berdasarkan informasi di terima Sripoku.com, nama Firdaus Cik Olah di rekomendasikan untuk maju sebagai Calon Bupati Musi Rawas dari DPP Partai Golkar, bersama Bupati petahana, Hj Ratna Machmud.
5. H Ristanto Wahyudi
H Ristanto Wahyudi atau yang akrab di sapa HRW, juga salah satu tokoh yang sentar diperbincangkan di Pilkada Musi Rawas mendatang.
Bahkan, fans page dimedia sosial seperti Facebook hingga baliho di setiap sudut di Musi Rawas pun mulai bermunculan.
HRW sendiri bukanlah orang baru bagi masyarakat di Kabupaten Musi Rawas. Dia merupakan seorang birokrat, pernah menjabat sebagai Kepala Dinas
Pekerja Umum Cipta Kerja, Tata Ruang dan Pengairan (DPUCK-TRP) di periode Bupati sebelumnya.
Namanya, mulai ramai di perbincangkan setelah dilantik kepada Ketua ICMI Musi Rawas beberapa bulan yang, dan mendapat resmi dari Bupati Musi Rawas 2 periode, yakni H Ridawan Mukti.
Baca juga: Jelang Pilkada 2024, Riza Novianto Gustam Mengundurkan Diri Sebagai Ketua DPD NasDem Musi Rawas
Baca juga: Buka Pendaftaran Cabup dan Cawabup, PDI-P Musi Rawas Tetap Jaring Kader Terbaiknya
Diprediksi 4 Paslon
Peneliti sekaligus Dewan Ahli pada Lembaga Riset Sumatera Initiative Research dan Consulting, Kurniawan Eka Saputra, mengatakan, dinamika politik lokal Kabupaten Musi Rawas mulai memanas, pasca berakhirnya tahapan pilpres dan pileg 2024.
Hal tersebut dipengaruhi beberapa hal, diantaranya:
Pertama, hasil pilpres 2024. Dimana keterpilihan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wapres, meniscayakan kebutuhan akan kondusivitas politik lokal di daerah untuk mendukung konstalasi politik nasional melalui Partai Gerindra.
Artinya, kata Kurniawan, Prabowo membutuhkan Partai Gerindra untuk memenangkan Kontestasi pilkada di banyak daerah, karena Partai Gerindra dalam pileg hanya beroleh 20.071.708 suara (13,22 persen).
Kedua, hasil pileg 2024 di Musi Rawas. Dimana parpol yang memperoleh kursi signifikan seperti, Partai Golkar, PDI-P, Partai Gerindra, Partai Nasdem, PKS, dst. Mulai melakukan rekruitmen bakal paslon kada, baik dengan membuka pendaftaran (PDIP, PKB, PD) maupun melalui rekomendasi ke DPP (Golkar).
Impactnya terhadap dinamika politik adalah bahwa figur yang telah mendaftar ke parpol seperti : Dian Prasetyo (DP), H. Ristanto Wahyudi (HRW), maupun yang telah di rekomendasi seperti, Firdaus Ceolah, Hj. Ratna Machmud, Hj. Suwarti, dan lainnya, mulai melakukan konsolidasi, komunikasi politik antar figur, ke parpol maupun pada konstituen dengan memasang alat peraga (spanduk, baleho, poster) di ruang publik dan media sosial untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas.
Aktivitas bakal calon dalam konteks ini yang dalam beberapa bulan kedepan, akan 'memanaskan' dinamika politik Musi Rawas, dalam kaitan perahu parpol, kita akan melihat kompetisi antara Hj. Ratna Machmud dengan Firdaus Cik Olah di Golkar, Ddian Prasetio dengan Hj. Suwarti di Gerindra atau Azandri dengan HRW di PDI-P.
Kurniawan mengatakan, data hasil pileg 2024, menunjukkan tidak ada satu parpol pun yang berhak mencalonkan paslon karena tidak mencapai minimal 20 persen kursi DPRD (8 kursi).
Jika petahana, Hj Ratna Machmud menggunakan perahu Nasdem dengan 5 kursi, butuh 3 kursi tambahan untuk koalisi. Lalu FCO dengan 7 kursi Golkar butuh tambahan 1 kursi, Hj. Suwarti dengan 6 kursi Gerindra butuh tambahan 2 kursi koalisi serta HRW dengan 6 kursi PDIP butuh 2 kursi tambahan.
Di korelasikan dengan figur yang ada saar ini, maka maksimal bakal pasangan calon bupati/wakil bupati Musi Rawas adalah 4 Paslon. Sisa parpol yang tidak di sebut diatas, di prediksi akan bergabung dengan koalisi yang sudah ada.
Jika melihat indikator akses terhadap 'perahu parpol', popularitas, basis jaringan dukungan serta akses terhadap birokrasi. Maka 'kompetisi ketat' (el classico) akan tampak pada pertarungan figur Hj. Ratna Machmud, Hj. Suwarti dan FCO.
"Karena mereka sudah lama melakukan sosialisasi pada konstituen dan teruji dalam moment pemilu atau pilkada sebelumnya. Sehingga wajar jika memiliki digit elektabilitas yang lebih tinggi," ujar Kurniawan.
Namun, jika berbicara tentang figur 'kuda hitam', bisa jadi figur HRW dan Dian Prasetio akan menjadi kompetitor kuat. Tergantung bagaimana dalam sisa waktu 7 (tujuh) bulan kedepan, keduanya mampu meng-konversii potensi personal (popularitas, networking serta logistik) menjadi elektabilitas pada pemilih.
Meurut Kurniawan, Figur Ristanto Wahyudi, dengan backbone Heri Amalindo punya kans untuk bersaing, jika mampu memformulasi potensi dan strategi pemenangan yang tepat.
Aji Mumpung
Bakal majunya sejumlah nama berstatus suami- istri, dalam pemilihan Kepala daerah (Pilkada) di tingkat Kabupaten kota, di provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada 2024 dikarenakan faktor aji mumpung.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Yulion Zalpa, munculnya kerabat atau keluarga dari tokoh politik/pejabat/petahana, merupakan fenomena yang sering dilihat saat pemilihan langsung khususnya Pilkada.
"Hal ini tentu saja disebabkan banyak faktor, akan tetapi yang paling menonjol adalah faktor aji mumpung," kata Yulin, Jumat (3/5).
Menurutnya, dengan modal sosial, politik dan ekonomi yang telah didapatkan oleh petahana membuat tokoh- tokoh ini percaya diri untuk ikut dalam kontestasi.
"Nah, kesempatan dan peluang mereka untuk terlibat dalam kontestasi lebih besar, dibanding tokoh- tokoh lain yang yang tidak mempunyai ikatan kekeluargaan, dengan petahana atau mantan kepala daerah," ujarnya.
Soal pilihan daerah, menurut Yulion, tokoh-tokoh ini punya kalkulasi politik dan dilatarbelakangi oleh konteks tertentu. Seperti misalnya, jejaring politik dan pertimbangan dinamika politik lokal.
"Yang pastinya, mereka akan memilih battleground yang memungkinkan untuk dimenangkan. Saya rasa tokoh-tokoh ini akan lebih cenderung mendompleng nama besar keluarga, untuk mendapatkan dukungan, dengan modal jejaring politik dan popularitas dari suami, kerja- kerja politik untuk memenangkan kontestasi akan lebih mudah, " tuturnya.
Ditambahkan Yulion, memang tidak ada yang salah sebenarnya dari fenomena, munculnya keluarga dari mantan kepala daerah atau petahana ikut dalam kontestasi, karena setiap orang punya hak untuk itu, akan tetapi jangan sampai dijadikan "aji mumpung".
"Karena masyarakat butuh sosok pemimpin, yang memang punya kualitas dan kapasitas untuk menjadi kepala daerah, " tandasnya.
Sejumlah nama muncul sebagai kendidat calon kepala daerah yang akan bertarung pada 27 November 2024. Dua di antaranya bahkan suami istri, yakni mantan bupati Lahat, Cik Ujang dan Lidyawati, istrinya, yang mengambil formulir bacabup Muara Enim.
Kemudian mantan bupati Empatlawang Joncik Muhammad dan istrinya Hepy Seftriani yang mengambil formulir Kota Pagaralam.
Daftar Wilayah Rawan di Musi Rawas Jelang Pilkada 2024, Ada Wilayah yang Harus Lewati Jalur Air |
![]() |
---|
Raih 10 Kursi, Ratna-Suprayitno Pasti Maju Pilkada Musi Rawas 2024, 3 Parpol Belum Tentukan Sikap |
![]() |
---|
1 Suara Dihargai Rp 3.737, 10 Partai di Musi Rawas Dapat Dana Bantuan Parpol, Golkar Rp 150 Juta |
![]() |
---|
Ratna Machmud-Suprayitno Berpotensi Lawan Kotak Kosong di Pilkada Musi Rawas, Kerja Parpol Dikritisi |
![]() |
---|
PAN Usung Suwarti-Thamrin Hasan Untuk Maju di Pilkada Musi Rawas 2024, Tinggal Mencari Koalisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.