Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior
Keluarga Laporkan Kasus Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior Pidana Pembunuhan
Keluarga Putu Satria Ananta Rustika alias P (19) melaporkan kasus tewasnya sang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta atas pembunuhan
Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Pihak keluarga Putu Satria Ananta Rustika alias P (19) kini melaporkan kasus tewasnya sang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang dianiaya senior.
Diketahui jika pihak keluarga Putu Satria melaporkan kasus penganiayaan yang berujung kematian ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPKT) Polres Metro Jakarta Utara setelah pihak keluarga mendapat informasi dari pihak STIP bahwa Putu meninggal pada Jumat (3/5/2024).

Namun bukan hanya penganiayaan, keluarga Putu Satria rupanya melaporkan kejadian itu dalam kasus tewasnya Putu merupakan tindak pidana pembunuhan sebagaimana diatur Pasal 338 KUHP.
"Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 KUHP ayat 3. Karena di sini (laporan SPKT) telah melaporkan dugaan tindak pidana pembunuhan," kata Pengacara keluarga Putu, Tumbur Aritonang di Jakarta Timur, Sabtu (4/5/2024) dilansir dari Tribun Jakarta.
"Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 KUHP ayat 3. Karena di sini (laporan SPKT) telah melaporkan dugaan tindak pidana pembunuhan," kata Tumbur di Jakarta Timur, Sabtu (4/5/2024).
Bukan tanpa sebab, laporan tersebut dibuat sebagai pembunuhan karena pihak keluarga menilai peristiwa dialami Putu bukan tindakan manusiawi karena korban diduga dianiaya hingga mengenai bagian ulu hatinya oleh kakak kelas di STIP, Jakarta Utara.
Pihak keluarga berharap jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Utara dapat segera mengungkap kasus, dan agar pelaku dapat diproses hukum.
"Pihak keluarga berkeyakinan ini bukan tindakan yang manusiawi. (informasinya) yang dipukul ulu hati, kabarnya begitu. Siapapun itu ulu hatinya dipukul berkali-kali pasti mati," ujarnya.
Tumbur menuturkan pihak keluarga tengah menunggu hasil autopsi jenazah Putu untuk memastikan penyebab kematian, dan keperluan alat bukti penyidikan Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara.
Diharapkan hasil autopsi dilakukan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur dapat mengungkap tindak kekerasan yang dialami Putu hingga meninggal dunia.
"Jadi kita tunggu saja. Kalau dari pihak keluarga memang juga menunggu sambil berharap ini kasus bisa terbuka seluas-luasnya, enggak ada yang ditutup-tutupin," tuturnya.
Awal Mula Penganiayaan
Awalnya korban (Putu Satria Ananta Rustika) dan teman-temannya yang masih tingkat I dipanggil oleh senior di tingkat II.
Seniornya yang berinisial T asal Bekasi, sempat menanyakan siapa yang meminta korban dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.
Baca juga: Isi Rekaman CCTV Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Dibopong dari Toilet
Baca juga: Tangis Keluarga Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Minta Pelaku Dihukum Berat
Korban dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer.
Kemudian Tegar alias T memukul ulu hati korban dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali.
Pasca penganiayaan itu, korban terkapar di toilet dekat kelas.
Dari rekaman CCTV, Putu Satria dibawa dari toilet ke klinik kampus STIP Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara.
Saat itu diduga jika Putu Satria mengalami penganiayaan hingga meregang nyawanya.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan rekaman CCTV yang diamankan pihak kepolisian, Putu Satria rupanya dibopong dari toilet ke klinik kampus setelah mengalami penganiayaan.
Putu Satria diketahui tersungkur setelah dihajar seniornya di STIP sebanyak lima kali di area ulu hati.
Saat itu terlihat para senior mencoba membopong Putu Satria dari toilet ke klinik STIP.

Namun kuat dugaan jika Putu Satria tewas seketika juga diperkuat dari hasil pemeriksaan nadi korban di klinik STIP yang ternyata sudah tak berdetak.
"(Di klinik) nadinya sudah berhenti dan mungkin tanda-tanda hilangnya nyawa," ujar Gidion di lokasi kejadian, Jumat (3/5/2024) dilansir dari Tribun Bali.
Pihak kepolisian telah mengamankan rekaman CCTV untuk dijadikan barang bukti tewasnya P.
Gidion berujar rekaman CCTV tersebut sudah dapat menjadi bukti kuat dugaan perpeloncoan di STIP.
"Saya rasa CCTV cukup clear untuk menceritakan rangkaian peristiwa itu, karena kegiatan ada di kamar mandi."
"Ini kegiatan yang memang tidak dilakukan secara resmi oleh lembaga, ini kegiatan perorangan mereka. Jadi, tidak dilakukan secara terstruktur ataupun kurikulum," papar Gindion.
Kasus dugaan perpeloncoan maut ini awalnya diketahui setelah ada laporan bahwa korban dilarikan ke RS Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Korban kemudian diperiksa dan ternyata diduga tewas akibat mengalami kekerasan fisik di dalam kampus STIP Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara.
Namun pilu korban mengalami luka lebam di dekat ulu hati hingga meregang nyawa.
Diduga jika korban mengalami kekerasan dari sejumlah senior di tingkat 2.
Seusai kejadian, polisi telah mengamankan beberapa taruna STIP yang diduga melakukan kekerasan terhadap korban.
"Sambil berjalan, kami juga sudah memeriksa 10 orang lebih untuk menceritakan peristiwa kejadiannya seperti apa," kata Gidion.
Baca juga: Curhat Yanti Sebelum Tewas Dimutilasi Tarsum di Ciamis, Sempat Ngeluh Suami Berubah Jadi Tempramen
Nantinya hasil pemeriksaan akan menentukan sosok yang diduga melakukan penganiayaan hingga menewaskan P.
Polisi juga sudah memasang garis polisi di toilet pria tempat korban terakhir kali ditemukan tak sadarkan diri.
"Nanti itu prosesnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut, karena kita harus menyamakan antara CCTV dengan keterangan para pihak," tuturnya.
Kasus dugaan perpeloncoan ini awalnya terungkap setelah ada laporan bahwa korban dilarikan ke RS Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Korban kemudian diperiksa dan dinyatakan tewas akibat kekerasan fisik.
Jenazah Dimakamkan di Bali
Sementara, umbur Aritonang mengatakan jenazah Putu akan rencananya dibawa ke kampung halaman pada Minggu (5/5/2024) untuk prosesi upacara Ngaben di Bali.
"Rencananya langsung dibawa ke Bali besok. Cuman karena ada prosesi Ngaben ya untuk minggu depan acara internal keluarga," kata Tumbur di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (4/5/2024).
Untuk sementara jenazah Putu kini masih berada di Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati untuk proses autopsi memastikan penyebab kematian, dan alat bukti penyidikan.

Usai proses autopsi dilakukan tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati rampung rencananya jenazah Putu terlebih dahulu dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.
Namun pihak keluarga belum dapat memastikan di rumah duka mana nantinya disemayamkan karena masih mengurus proses administrasi untuk membawa jenazah ke Bali.
"Saya (juga) mau berkoordinasi dulu sama Polres Jakarta Utara untuk memastikan bahwa memang apakah ada keterangan yang ingin digali dari keluarga. Biar enggak bolak-balik," ujarnya.
Terkait kasus, Tumbur menuturkan pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut terkait hasil penyelidikan jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara atas kasus pembunuhan Putu.
Pihak keluarga menyatakan belum mengetahui kronologis rinci kasus dugaan pembunuhan dialami Putu karena baru mendapat informasi awal dari pihak STIP, Jakarta Utara saja.
"Jadi kemarin itu baru tante (korban) yang diperiksa (sebagai saksi) ya jadi, dan tantenya juga cerita berdasarkan apa yang dia tahu dari (informasi diberikan) sekolah juga sebenarnya," tuturnya.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
(*)
Baca juga berita lainnya di Google News
Tewas Dianiaya Senior, Terkuak Isi Grup Chat STIP ANGKATAN 66, Diduga Palsukan Kematian Putu Satria |
![]() |
---|
Amarah Warga Bakar Foto Tegar Tersangka Penganiayaan Taruna STIP Putu Satria Usai Upacara Pengabenan |
![]() |
---|
Kecewanya Ibu Putu Satria Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Pelaku Tak Ada Permintaan Maaf |
![]() |
---|
Fakta Baru Putu Satria Tewas Dianiaya Senior, Pernah Curhat ke Pacar Sering Dipukul: Sakit Dadaku |
![]() |
---|
Imbas Kasus Putu Tewas Dianiaya Senior, Penerimaan Mahasiswa Baru STIP 2024 Resmi Ditiadakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.