Arti Kata Bahasa Arab

Arti Hadits Laisash Shiyaamu Minal Akli Wasy Syarab, Puasa Bukan Sekadar Menahan Lapar dan Dahaga

Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum, esungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan sia-sia dan buruk.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Arti Hadits Laisash Shiyaamu Minal Akli Wasy Syarab, Puasa Bukan Sekadar Menahan Lapar dan haus. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Hadits Laisash Shiyaamu Minal Akli Wasy Syarab, Puasa Bukan Sekadar Menahan Lapar dan Dahaga.

Mayoritas dari kita umat muslim mungkin mengartikan ibadah puasa adalah menahan diri dari lapar dan dahaga serta syahwat dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.


Namun ternyata menurut junjungan kita,  Rasulullah SAW, tidaklah cukup puasa dengan menahan lapar dan haus saja.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Laisash Shiyaamu Minal Akli wasy Syarab - Fainnamash Shiyaamu Minal Lagwi war Rafats.”


Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan sia-sia (lagwi) serta menjauhi perbuatan yang kotor (rafats). (HR. Ibnu Khuzaimah)

Berikut bunyi hadits tersebut selengkapnya tulisan Arab dan latin Arab serta arti:

 

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ


Laisa shiyaamu minal akli wasyyarobi, fainnamash Shiyaamu Minal Lagwi war Rafats, fain sabbaka ahadan aw jahula alaika faltaqul, inni shaiman inii syaiman.

Artinya:

 

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu (perkataan/perbuatan yang tidak berfaedah) dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

Dari hadits di atas, sangat jelas bahwa puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja, namun juga harus mampu menahan diri dari perkataan atau perbuatan yang sia-sia (Laghwu) dan dari perkataan atau perbuatan yang tidak baik (Rofats) yang mungkin menurut kita itu adalah hal biasa namun ternyata jika hal itu dilakukan oleh orang yang berpuasa.

Bila kita melakukan hal itu, kata Nabi, puasanya kita  belum sempurna alias tidak mendapatkan apa-apa selain hanya lapar dan dahaga saja. 

Rasulullah SAW juga bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun dari puasanya selain rasa lapar saja.” (HR.Imam Ahmad)

Dan mungkin salah satu penyebab kebanyakan orang yang berpuasa yang digambarkan oleh Nabi SAW hanya mendapat lapar dan haus adalah karena mereka tidak mampu menahan diri dari perbuatan Laghwu dan Rofats di atas.

Dalam hadits yang lain Nabi SAW kembali menegaskan: 

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ في أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya :”Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minum.”(HR. Imam Bukhari)

Itulah arti Hadits Laisash Shiyaamu Minal Akli Wasy Syarab, Puasa Bukan Sekadar Menahan Lapar dan Dahaga. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Shaumul Awam, Shaumul Khawas, Shaumul Kawashul Khawas, Istilah Tiga Golongan Orang Berpuasa

Baca juga: Arti Zakat Mal dan Zakat Fitrah, Mengapa Wajib Ditunaikan di Bulan Ramadhan, Dalil dan Syaratnya

Baca juga: Arti Shodaqatan Fi Ramadhan, Hadits tentang Sedekah yang Paling Utama Nilainya di Bulan Ramadhan

Baca juga: Contoh Proposal Kegiatan Buka Puasa Ramadan 2024 Untuk Santri Pondok Pesantren

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved