Pilkada 2024

Lucianty Tegaskan Maju Pilkada Muba 2024, Siap Tinggalkan Kursi DPRD Sumsel

Lucianty menegaskan siap maju di Pilkada Muba 2024 dan siap meninggalkan kursi calon anggota DPRD Sumsel PKN yang sudah diraihnya.

TRIBUNSUMSEL.COM/ARIEF BASUKI ROHEKAN
Ketua Pimda PKN Sumsel, Hj Lucianty menyatakan kesiapannya untuk maju dalam Pilkada Muba 2024 dan siap meninggalkan kursi DPRD Sumsel yang sudah berhasil diraihnya. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Ketua Pimpinan Daerah Partai Kebangkitan Nusantara (Pimda PKN) provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Lucianty, menegaskan siap maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) November 2024 mendatang. 

Bahkan demi maju di Pilkada Muba 2024, Lucianty siap meninggalkan kursi calon anggota DPRD Sumsel PKN yang sudah diraihnya.

Hal ini diungkapkan Lucianty terkait hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 14 Februari lalu, jika PKN berhasil meraih 4 kursi di DPRD Muba.

"Harus maju (Pilkada Muba). Saya InsyaAllah akan ikut dalam kontestasi Pilkada Muba," ungkap Hj Lucianty, Jumat (22/3/2024).

Baca juga: Suprayitno Adik Wabup Suwarti, Didorong Dampingi Ratna Machmud di Pilkada Musi Rawas 2024

Bos SPBU dan minimarket modern terbilang sukses ini mengaku telah mengungkapkan sejak awal mengemban amanah memimpin partai besutan Anas Urbaningrum, dan I Gede Pasek Suardika di Provinsi Sumsel, dirinya siap maju Pilkada Muba dengan tolok ukur salah satunya melihat hasil Pileg 14 Februari 2024. 

"Memang saya bertolak ukur dari hasil Pileg. Karena Pileg sudah selesai dan Insya Allah saya akan duduk sebagai Calon DPRD Provinsi dari PKN," ucap Lucy.

Ia menyadari hasil Pileg sebagai salah satu tolok ukur. Insya Allah dirinya akan duduk di DPRD Provinsi.

Dan ia sudah menyampaikan ke masyarakat kalau suara signifikan tidak usah ditanya akan nyalon Bupati Muba atau tidak. Dirinya pasti nyalon.

"Dan Alhamdulillah Insya Allah janji itu akan saya penuhi nanti saya akan fokus setelah hasil Pileg ini resmi diumumkan," katanya.

Ia menyebut PKN ini partai terbaru peserta pemilu, tapi punya semangat besar ikut Pileg. PKN di Sumsel untuk perolehan di DPRD kabupaten dan provinsi ada 5 kursi.

Ini baru berdasarkan hasil pleno KPU Provinsi. 4 kursi DPRD Kabupaten Muba dan 1 kursi di DPRD Kabupaten OKU, dan 1 kursi DPRD Provinsi.  

Lucy yang  selain dikenal sebagai pengusaha sukses asal Sumsel juga politikus mantan anggota Fraksi PAN DPRD Sumsel, mantan Bendahara DPW PAN Sumsel, juga sebagai istri Bupati Muba almarhum Ir H Pahri Azhari tetap bersyukur meski diakuinya target PIleg tidak tercapai.

"Kalau target sih sebetulnya tidak tercapai waktu itu. Karena di Muba ada 7 dapil. Masing-masing Dapil harapannya 1 kursi, ternyata meleset. Kekalahan di samping tidak semua caleg peserta ini bergerak, dan juga suara partainya belum terlalu besar karena partai baru," ujarnya.

Disadarinya dengan modal 4 kursi PKN di DPRD Muba ini nantinya, untuk mengusung calon kepala daerah masih butuh 5 kursi lagi tentu akan terus melakukan komunikasi dengan Parpol lain sebagai koalisi dan mencari calon pendamping. 

Selain fokus apa yang akan menjadi program Muba kedepan Muba. Lucy terus melalukan komunikasi dengan parpol dan calon pendamping. Sesuai persyaratan mengusung calon kepala daerah di Muba harus 9 kursi. PKN 4 kursi, masih  perlu 5 kursi lagi.

Diakuinya perlu pendekatan dengan yang satu visi. Memang sebagian sudah ada yang secara lisan.  Yang lainnya belum mendorong siapa yang akan diusung karena masih konsen Pileg.

"Memilih calon pendamping satu hal yang harus hati-hati. Berteman tidak banyak satu, dua tahun saja. Belajar dari yang sudah-sudah. Anies-AHY. Prabowo-Cak Imin," katanya.

Lucy tak menampik beberapa tokoh di Muba masuk dalam radar yang diperhitungkan. Antara lain dari Partai Gerindra ada Edi Hariyanto, PDIP ada Jon Kenedi, Nasdem Abusari Burhan.

"Prinsipnya teman untuk nyalon nanti punya partai pengusung, persiapan keuangan siap, berprinsip maju harus siap segala hal," terangnya.

Terkait perhelatan Pileg 2024, ia menyebut mungkin semua caleg merasakan dikagetkan sangat besar perbedaan dengan Pileg terdahulu. Sangat transaksional.

"Walau misalnya sudah sosialisasi mungkin tak henti-hentinya. Tapi hasilnya itu tergantung dari berapa banyak kita melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui transaksional itu. Dan itu menjadi suatu hal yang sangat mengagetkan bagi kita karena saya kan sudah mengikuti beberapa kali Pileg, dan ini yang luar biasa jeleknya," ujarnya.

Untuk itu hal ini harus diantisipasi, meskipun memang ada perbedaan antara Pileg dan Pilkada. Sebab Pileg pesertanya banyak, kursi dewan ada 45 diperebutkan 18 partai. Sedangkan Pilkada pesertanya mungkin 3 pasang.

"Memang ada perbedaan, tapi tetap akan kita perhitungkan," pungkasnya. 

 

Baca berita dan artikel lainnya di google news

Ikuti dan bergabungan di saluran WhatsApp Tribunsumsel

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved