Berita Viral

Cara Licik Devara Caleg DPR RI Usai Bunuh Indriana, Rampas Harta Rp 68 Juta & Langsung Beli iPhone

Terungkap fakta baru dibalik kasus pembunuhan Indriana Dewi Saputri alias IDES, pelaku kuasai harta korban.

Tribunjakarta.com
Cara Licik Devara Caleg DPR RI Usai Bunuh Indriana, Rampas Harta Rp 68 Juta & Langsung Beli iPhone 

TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap fakta baru dibalik kasus pembunuhan Indriana Dewi Saputri alias IDES, pelaku kuasai harta korban.

Indriana Dewi Eka Saputris (25) asal Jaktim tewas dibunuh pembunuh bayaran Muhamad Reza Swastika, atas perintah Devara Putri Prananda dan Didot.

Korban dibunuh dengan cara dijerat menggunakan ikat pinggang di dalam mobil Avanza berwarna hitam di Jalan Bukit Pelangi, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor pada Selasa (20/2/2024).

Kemudian jasad korban dibuang oleh para pelaku di wilayah Kota Banjar dan berhasil ditemukan pada Minggu (25/2/2024).

Setelah membunuh korban ketiga pelaku langsung menjual barang mewah milik korban dengan total mendapat Rp 68 juta.

Devara Putri yang merupakan Caleg DPR RI dari Pantai Garuda ternyata langsung membelikan iPhone Rp 14 juta dari uang tersebut.

Pun Devara dan Didot membayar eksekutor pembunuhan Indriana, Muhammad Reza Swastika pakai uang korban.

Adapun barang berharga milik Indriana yang dijual adalah perhiasan berupa satu set anting, ponsel, tas Louis Vuitton, dan jam tangan Rolex.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat Kombes Pol Jules A Abasst mengatakan, total pelaku mendapatkan Rp 68 juta dari barang mewah korban.

Baca juga: Teganya Devara Caleg DPR RI Nyamar jadi Ojol Antar Sate ke Ibu Korban Usai Bunuh, Pastikan Tak Panik

Uang tersebut kemudian dibagi-bagi. Dodit pun mendapatkan bagian paling banyak.

"Dibagikan untuk MR (Reza) sebagai eksekutor Rp 15 juta dan iPhone 8 juta. Lalu DP (Devara Putri) dibelikan iPhone seharga Rp14 juta, sisanya dibawa DA (Didot)," katanya. Dikutip dari TribunJakarta.com, Selasa (5/3/2024).

Terungkap sosok misterius yang mengirimkan sate ke rumah orangtua korban, ternyata Devara, caleg DPR RI.
Terungkap sosok misterius yang mengirimkan sate ke rumah orangtua korban, ternyata Devara, caleg DPR RI. (Tribunjakarta.com)

Jika dijumlahkan, Reza mendapatkan Rp23 juta dan Devara Rp14 juta sehingga totalnya Rp37 juta dari Rp68 juta.

Kendati demikian, artinya Didot membawa sisa uang paling banyak yakni Rp31 juta.

Adapun pelaku pembunuhan berjumlah tiga orang yakni Didot Alfiansyah (kekasih korban) dan Devara Putri (caleg DPR RI) serta MR (eksekutor pembunuhan bayaran) yang mana keempatnya merupakan warga Jakarta.

Baca juga: Habib Usman Murka Pasang Badan Bela Kartika Putri Diserang Richard Lee: Gak Usah Kayak Anak Kecil

Devara Nyamar jadi Ojol

Sebelumnya, sosok yang mengirimkan sate kepada keluarga Indriana sempat mejadi misterius.

Namun rupanya Devara caleg DPR RI yang menyamar sebagai ojek online.

Impian Mulia Indriana Dewi Eka Sebelum Dibunuh, Bahagiakan Ibu Beli Rumah Hingga Bangun Masjid
Impian Mulia Indriana Dewi Eka Sebelum Dibunuh, Bahagiakan Ibu Beli Rumah Hingga Bangun Masjid (Tribunnews.com/Tribunbogor.com)

Devara menyamar jadi pengemudi ojol untuk mengirimkan sate setelah enam hari Indriana dibunuh.

Kepada orangtua Indriana, Devara menyebut makanan itu berasal dari Indriana.

Hal itu dilakukan Devara berdasarkan perintah Didot untuk memastikan ibu korban tidak panik.

"DA menyuruh DP ke rumah korban dengan mengantar makanan berpura-pura sebagai Shopee Food untuk memastikan ibu korban tak panik," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Jules A Abast, saat rilis pengungkapan kasus di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (4/3/2024). Dikutip dari Kompas.com

Baca juga: Nyawa Saya Sebelah Tangis Endang Ibu Indriana yang Dibunuh Pacar & Selingkuhan, Merasa Terpukul

Sebelum meminta Devara mengirimkan sate, Didot ternyata mengirim pesan singkat lewat WhatsApp ke Devara.

Adapun pesan singkat tersebut dikirim Didot kepada Devara sebagai pertanda bahwa permintaannya agar korban Indriana Dewi dihabisi nyawanya sudah rampung dikerjakan.

"Tersangka DA mengirim WA (WhatsApp) kepada tersangka DP dengan tulisan 'done' (selesai)," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Jules A Abast.

Setelah itu, kata Jules, tersangka Dodit baru lah menyuruh pacarnya Devara untuk ke rumah Indriana memastikan orang tua korban tidak panik.

Devara Menyesal Minta Maaf

Devara Putri Prananda, yang menjadi otak di balik pembunuhan sadis ini akhirnya menyampaikan rasa penyesalannya usai dihadirkan saat konferensi pers di Polda Jawa Barat pada Senin (4/3/2024).

Caleg DPR RI dari Partai Garuda daerah pemilihan (dapil) IX Jabar tersebut bersama dua pelaku lainnya mengenakan baju tahanan berwarna biru.

Ia menunduk dan menangis.

Devara meminta maaf kepada orang tua Indriana atas perbuatan sadisnya itu.

Ia khilaf dengan apa yang dilakukannya bersama dengan Didot dan Reza.

"Saya menyampaikan permintaan maaf bagi keluarga korban dan keluarga saya karena perbuatan ini," kata Devara. Dikutip dari TribunJakarta.com

Akibat perbuataannya, ketiga pelaku dijerat dengan pasal berlapis yakni Pasal 340 tentang pembunuhan berencana, 338 tentang pembunuhan dan pasal 365 tentang pencurian dengan kekerasan.

Mereka pun terancam hukuman mati.

Kronologi Kejadian

Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan aksi pembunuhan ini diawali ketika korban pergi nongkrong bersama tersangka D dan R ke wilayah Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Sepulangnya dari tempat itu, di tengah perjalanan tepatnya di Jalan Bukit Pelangi pelaku D menghentikan laju kendaraanya dan turun dari kendaraan dengan alasan buang air kecil.

Di momen itulah sang eksekutor yakni R yang duduk di kursi belakang menjerat leher korban sekitar 15 menit hingga akhirnya korban tak lagi bernafas.

Setelah korban tak bernyawa, para pelaku kemudian menjemput DP di Jakarta yang menjadi dalang dari pembunuhan ini.

"Setelah mereka melakukan pembunuhan di sini, jenazahnya sempet di bawa ke Jakarta, kemudian Cirebon, Kuningan sampai dibuang di wilayah Kota Banjar," ujarnya Kombes Pol Surawan kepada wartawan saat melakukan olah TKP, Jumat (1/3/2024). Dikutip dari TribunnewsBogor.com

Untuk menghilangkan jejak, para pelaku ini membawa korban menempuh perjalanan jauh selama empat hari.

Ketika di perjalanan, kendaraan yang ditumpangi para pelaku sempat mogok di wilayah Kuningan, Jawa Barat saat melaju menuju Pangandaran pada Rabu (21/2/2024).

Kemudian pelaku meminta bantuan towing untuk membawa mobil tersebut ke sebuah penginapan.

Para pelaku tiba di penginapan pada pagi hari (22/2/2024) dan pada siang harinya pelaku D kembali menghubungi jasa angkut kendaraan atau towing untuk mengantarkan mobil tersebut ke bengkel.

Selama di perjalanan, jasad IDES didudukan di jok belakang dengan kondisi wajah tertutup masker.

"Selama di mobil korban itu di dudukan di jok belakang dengan masker seolah-olah dia tidur. Di tengah jalan kemudian korban di tidurkan di jok belakang karna jok belakang bisa dibuat untuk tempat tidur, begitu juga pada saat di towing jenazah masih ada di dalam mobil," ungkapnya.

Kombes Pol Surawan mengungkapkan, pada Jumat (23/2/2024) sekitar pukul 02.00 WIB para pelaku mengeluarkan korban dari dalam mobil untuk selanjutnya dibuang ke sebuah jurang di belakang Tugu Gajah yang tak jauh dari bengkel.

Jasad korban Indriana Dewi juga dibuang oleh pelaku diwilayah Kota Banjar, Jawa Barat.

Namun sebelum dibuang, para pelaku mengambil barang-barang berharga yang melekat pada tubuh korban berupa jam tangan Rolex dan tas LV yang kemudian dijual oleh pelaku D dan DP dengan harga jual sebesar Rp 54 juta.

Sekitar pukul 16.00 WIB mobil tersebut selesai diperbaiki dan para pelaku itupun kembali pulang ke Jakarta.

Ketiganya berhasil diringkus pada Kamis (29/2/2024) di wilayah Jakarta.

"Para pelaku ditangkap di Jakarta. Sejauh ini hanya 3 tiga pelaku saja," pungkasnya.

Untuk menghabisi korban Indriana Dewi, tersangka R dijanjikan upah sekitar Rp 50 juta oleh D dan DP.

"Memang ada (iming-iming), pengakuan dari D ini dibayar sekitar Rp 50 juta," kata dia.

Tersangka R pun sudah menerima uang muka sebesar Rp 15 juta dan sebuah ponsel merk iPhone.

Kini, ketiga diancam pasal 340, 338 dan 365 ayat 4 dengan ancaman pidana maksimal hukuman mati.

Sebelum membuang jasad Indriana Dewi di Banjar, mereka merampas barang mewah milik korban.

"Jam tangan, tas juga mereka ambil," katanya.

Kata Kombes Surawan, jam tangan korban merek Rolex.

Sedangkan tasnya adalah Louis Vuitton (LV).

"Barang berharga yang hilang jam tangan Rolex kemudian tas merek LV," katanya.

Dua barang mewah yang biasanya dibandrol ratusan juta justru dijual tersangka hanya Rp 54 juta.

Para tersangka yang merupakan sepasang kekasih dan pembunuh bayaran tersebut menjual jam tangan Rolex dan tas Vuitton dengan harga di bawah Rp100 juta.

Sebelum menjual jam tangan Rolex dan tas LV, 3 tersangka membuang jasad korban di pinggir tebing Jalan Raya Banjar-Cimanggis Ciamis, Kota Banjar.

Nyawa Dewi dihilangkan dengan cara dijerat menggunakan ikat pinggang di dalam mobil.

Setelah tak bernyawa, 3 tersangka membawa jenazah korban ke sejumlah daerah.

"Setelah dibunuh jenazah dibawa ke Jakarta, Cirebon, Kuningan sampai dengan dibuang di wilayah Kabupaten Banjar," katanya.

Selama perjalanan, jasad IDES didudukan di jok belakang dengan kondisi wajah tertutup masker.

Motif Cemburu

Adapun motif pembunuhan ini dipicu cemburu dengan korban yang menjalin hubungan cinta segitiga.

Ternyata, D pun mempunyai kekasih yakni wanita bernama Devara Putri Prananda alias DP yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Kendati begitu, oknum diduga caleg DPR RI ini nampaknya cemburu dan tak mau jika sang kekasih D meneruskan hubungan asmaranya dengan Indirana Dewi.

Hingga akhirnya, DP meminta D untuk menghabisi Indriana Dewi.

Sepasang kekasih ini disinyalir menjadi dalang pembunuhan hingga nyawa Indriana Dewi melayang.

Hingga akhirnya, mereka menyewa pembunuh bayaran berinisial R untuk menghabisi nyawa korban.

"Motifnya cemburu. Perempuan meminta pelaku melakukan pembunuhan terhadap korban," jelas Surawan. 

Kata Surawan DP meminta agar IDES dibunuh.

Nyawa Dewi dihilangkan dengan cara dijerat menggunakan ikat pinggang di dalam mobil.

Setelah tak bernyawa, 3 tersangka membawa jenazah korban ke sejumlah daerah.

"Setelah dibunuh jenazah dibawa ke Jakarta, Cirebon, Kuningan sampai dengan dibuang di wilayah Kabupaten Banjar," katanya.

Selama perjalanan, jasad IDES didudukan di jok belakang dengan kondisi wajah tertutup masker.

Baca berita lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved