bulan Ramadhan

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 183-187 dan Artinya, Dalil Puasa Ramadhan, Syarat & Penjelasan Hukumnya

Ayat-ayat in berisi tentang perintah Allah bagi umat muslim untuk puasa Ramadhan, tujuan puasa Ramadhan, syarat dan hukum puasa Ramadhan.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Bacaan Surat Al Baqarah ayat 183-187 beserta artinya, dalil tentang kewajiban puasa Ramadhan. 

Kandungan Penting Surat Al Baqarah ayat 183-187

Surat Al Baqarah ayat 183-187 adalah penjelasan dalil dari Allah SWT langsung tentang ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Ayat tersebut berisi syarat dan hukum-hukum ibadah puasa bagi yang wajib menjalankan puasa, bagi yang boleh tidak berpuasa (dan menggantinya di hari yang lain) dan apa-apa saja yang dilarang ketika berpuasa.


Dalam Surat Al Baqarah ayat 183-187 terkandung beberapa hal, dikutip dari tafsir.web.id

- Puasa termasuk syari'at yang tidak dimansukh karena maslahatnya yang begitu besar bagi manusia.

- Mendorong umat ini agar semangat melakukannya, yakni hendaknya mereka berlomba-lomba dengan generasi sebelum mereka dalam menyempurnakan amalan dan bersegera kepada hal yang baik.

- Puasa bukanlah hal yang berat yang hanya dibebankan kepada kita.


- Puasa merupakan jalan memperoleh ketakwaan. Puasa merupakan tameng bagi seseorang dari perbuatan maksiat, karena ia dapat melemahkan syahwat yang menjadi sumber maksiat. Di dalam puasa terkandung nilai-nilai ketakwaan, di antaranya:

- Di dalam puasa seseorang meninggalkan hal-hal yang disukainya seperti makan, minum dan berjima'. Jika seseorang mampu meninggalkan hal-hal yang disukainya, nantinya ketika dihadapkan perbuatan maksiat yang disukai hawa nafsunya, maka ia mampu menahan dirinya sebagaimana ia mampu menahan dirinya dari makan, minum dan berjima'. Dengan begitu ia dapat bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

- Orang yang berpuasa melatih dirinya agar merasa diawasi Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Ketika puasa, ia meninggalkan apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya padahal ia mampu karena mengetahui bahwa dirinya diawasi Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

- Puasa mempersempit ruang gerak setan, di mana ia berjalan melewati tempat peredaran darah.

- Orang yang berpuasa biasanya banyak menjalankan ketaatan dan maksiatnya berkurang. Hal ini termasuk nilai-nilai ketakwaan.

- Orang yang kaya ketika merasakan pedihnya rasa lapar, membuat dirinya merasakan derita orang-orang fakir dan miskin. Hal ini akan membuatnya ingin bersedekah karena telah merasakan derita orang-orang fakir dan miskin.


- Allah memberikan pilihan kepada mereka yang mampu berpuasa untuk melakukan salah satu dari kedua perkara ini; berpuasa atau membayar fidyah. Namun berpuasa tetap lebih utama.
Setelah itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjadikan puasa mesti dilakukan bagi mereka yang mampu (yakni mampu, sehat dan hadir pada bulan itu di negeri tempat tinggalnya) dengan firman-Nya "Faman syahida minkumusy syahra fal yashum-h", Ibnu Abbas berkata, "Kecuali wanita yang hamil dan menyusui, jika keduanya mengkhawatirkan keadaan anaknya, maka ayat ini tetap berlaku tidak dihapus hukumnya bagi mereka berdua."

- Membayar fidiyah seukuran satu mud (satu kaupan tangan orang dewasa) dari makanan pokok daerah setempat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved