seputar islam

Saat Sholat Berjamaah, Wajibkah Makmum Membaca Surat Al Fatihah atau Cukup Mendengar Bacaan Imam?

hendaknya imam diam sejenak atau beberapa lama untuk memberikan kesempatan kepada makmum menyelesaikan bacaan al-Fatihah masing-masing.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
cara membaca surat Alfatihah bagi makmum, wajibkah Makmum Membaca Surat Al Fatihah atau Cukup Mendengar Bacaan Imam? 

TRIBUNSUMSEL.COM --Saat Sholat Berjamaah, Wajibkah Makmum Membaca Surat Al Fatihah atau Cukup Mendengar Bacaan Imam?

Mungkin sebagian dari umat muslim masih banyak yang bertanya-tanya, saat sholat berjamaah apakah makmum wajib membaca Al Fatihah atau cukup mendengar Imam membacaan Surat Al Fatihah dan Surat Pendek lainnya.

Berikut penjelasannya dikutip dari sumber-sumber yang insya Allah terpercaya.

Kewajiban membaca surat Al-Fatihah bagi makmum saat sholat berjamaah memiliki banyak pendapat dan dalil. 

Dikutip dari laman nu.or.id, dalam melaksanakan shalat berjamaah seorang makmum dianjurkan untuk mendengarkan dan mengikuti gerakan imam.

Membaca Surat Al-Fatihah ketika shalat pun hukumnya wajib, karena merupakan salah satu rukun shalat.


Namun, terjadi perbedaan antara shalat sendiri dan shalat berjamaah. Ketika shalat sendiri seorang Muslim membaca secara berurutan Al-Fatihah dan surat pendek.

Akan tetapi, ketika menjadi makmum dianjurkan untuk mendengarkan bacaan Al-Fatihah imam terlebih dahulu.

dalam kitab Bidayatul Hidayah, karangan Imam al-Ghazali, sebagai berikut:


و يجهر بقوله آمين في الجهرية و كذلك المأموم و يقرن المأموم تأمينه بتأمين الإمام معا لا تعقيبا له و يسكت الإمام سكتة عقب الفاتحة ليئوب إليه نفسه و يقرأ المأموم الفاتحة في الجهرية في هذه السكتة ليتمكن من الاستماع عند قراءة الإمام و لا يقرأ المأموم السورة في الجهرية إلا إذا لم يسمع صوت الإمام

Artinya:

Hendaklah imam mengeraskan suaranya ketika mengucapkan ‘âmîn’ (segera selesai membaca surat al-Fatihah), demikian pula makmum hendaknya melakukan hal yang sama dengan imam sacara bersama-sama dan tidak menunggu imam selesai mengucapkannya.

Hendaklah imam diam sejenak atau beberapa lama setelah membaca surat al-Fatihah. Hal ini dimaksudkan agar di samping ia dapat mengatur napasnya kembali, juga agar makmum membaca al-Fatihah dengan suara jelas pada saat ia diam.

Cara ini memungkinkan makmum dapat sepenuhnya mendengarkan bacaan imam, dan makmum hendaknya tidak membaca surat kecuali bila ia tidak bisa mendengarkan suara bacaan imam (Imam al-Ghazali, Bidayatul Hidayah dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali: Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal 409).


Dari kutipan di atas, dapat diuraikan seorang imam hendaknya secara bersama-sama dengan makmum mengucapkan “âmîn” dengan suara keras.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved