Hari Guru Nasional 2025
5 Prinsip Pengajaran Ki Hajar Dewantara yang Dapat Menjadi Panutan Guru di Hari Guru Nasional
Dedikasi pengabdian dan ajarannya tentang dunia pendidikan menjadi contoh ideal bagi para pendidik, guru-guru di Indonesia.
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM -- Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pahlawan nasional, Bapak Pendidikan Nasional yang menjadi panutan rakyat Indonesia.
Dedikasi pengabdian dan ajarannya tentang dunia pendidikan menjadi contoh ideal bagi para pendidik, guru-guru di Indonesia.
Dikutip dari pasca.unej.ac.id tulisan berjudul Sosok Guru Profesional yang Idela ala Ki Hajar Dewantara karya Mohamad Tohir S.Pd, ada 5 Prinsip Pengajaran Ki Hajar Dewantara yang Dapat Menjadi Panutan Guru, terutama dalam momentum Hari Guru Nasional.
Semoga menjadi pembelajaran para pendidik anak banga.
Berikut 5 Pengajaran ideal Ki Hajar Dewantara yang dapat menjadi contoh para guru di Indonesia.
- Ki Hajar Dewantara sosok guru yang bijaksana
3 Semboyan dalam mendidik anak bang. Semboyan ini memiliki arti bahwa setiap diri kita harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi insan yang berkarakter.
Semboyan Ki Hajar Dewantara yang sangat bengitu melekat di benak kita masing-masing adalah “Ing ngarsa sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani”
Artinya adalah di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan.
Ing ngarso sung tolodi:
Apabila guru memberikan teladan yang baik dan benar, maka perilaku siswa akan menjadi baik juga, bahkan mereka bisa jadi lebih baik dari pada kita. Dengan kata lain, seorang guru merupakan public figure yang akan dijadikan panutan siswanya, maka guru harus memiliki akhlak yang luhur.
Ing Madyo Mangun Karso:
Ketika di tengah memberikan semangat. Hakikat dari semboyan yang kedua ini mengajak kepada para guru, bahwa para guru haruslah berada di antara siswanya, dengan kata lain guru juga sebagai teman bagi siswanya. Dengan demikian, para guru dengan leluasa membimbing dan memberikan inspirasi kepada anak didiknya. Sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan nyaman bagi mereka.
Tut Wuri Handayani:
ketika di belakang memberikan daya kekuatan. Hakikat dari semboyan yang ketiga ini mengajak kepada para guru untuk selalu memberikan arahan yang baik dan benar dalam kemajuan belajar siswanya. Oleh karena itu para guru dapat memotivasi anak didiknya untuk lebih giat dalam belajar. Dengan demikian, mereka merasa selalu diperhatikan dan selalu mendapat pikiran-pikiran positif dari diri gurunya. Sehingga mereka selalu memandang ke depan dan tidak terpaku pada kondisinya saat ini.
2. Ki Hajar Dewantara Berani Melakukan Perubahan
Ki Hadjar Dewantara dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Ayahnya seorang pangeran yang bernama Pangeran Suryaningrat yang merupakan putra Paku Alam ke-4 dari Yogyakarta.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/20-Quotes-Epik-Ki-Hajar-Dewantara-untuk-Peringatan-Hari-Guru-Nasional-2024.jpg)