Tornado di Sumedang
Cerita Warga Histeris Saat Angin Puting Beliung Menimpa Warungnya, Alami Rugi Ratusan Juta
Cerita salah satu warga, Iding Sadili yang panik angin puting beliung menyapu warungnya, Rabu (21/4/2024) sore.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
"Jangan beranggapan bahwa kemarin sudah terjadi dan hari ini cerah akan aman, tidak seperti itu," katanya.
Selama ini, kata dia, masyarakat umum hanya memahami angin puting beliung itu hanya dari satu sistem awam cumolonimbus.
"Itu saja sudah teori umumnya, padahal sekarang sudah tidak seperti itu perilakunya. Awan-awan itu gabung jadi klaster, kalau klaster awan gabung energinya berlipat-lipat terjadilah sistem badai," ucapnya.
Saat ini, kata dia, bisa saja cuaca cerah karena energi besarnya sudah reda dan untuk membentuk lagi butuh waktu.
"Kalau yang kemarin energinya sudah luruh, dan cuaca sudah cerah semua, kita bisa pastikan bahwa ini sudah reda. Tapi jangan lupa setelah reda itu akan ada lagi pembentukan baru. Nah, pembentukan baru itu belum tentu akan setara kemarin," katanya.
Masuk kategori tornado
Erma Yulihastin mengatakan, peristiwa di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang itu sebagai tornado, bukan angin puting beliung.
Erma mengatakan bencana tornado yang merusak ratusan bangunan itu merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
"Ini sudah first time. Dari analisis visual saja, kita bisa pastikan ini beda nih. Ini bukan puting beliung yang biasanya terjadi di wilayah kita, yang sulit dideteksi karena mikro. Ini bukan mikro lagi, ini meso. Tornado itu meso," kata Erna melalui sambungan telepon, Kamis (22/2/2024).
Erma mengatakan, setidaknya ada empat faktor pembeda puting beliung dengan tornado.
Faktor pertama adalah skala kecepatan anginnya. Menurut dia, tornado mempunyai kecepatan angin mencapai angka 65 hingga 67 kilometer per jam.
"Selama ini kan kita hanya mengatakan angin puyuh atau puting beliung karena tidak pernah bisa mencapai ambang batas kecepatan angin yang bisa kita katakan tornado level awal atau paling rendah," kata Erma.
Faktor kedua, katanya, terkait dengan skala radius dampaknya.
Erma menyebut bencana tornado mempunyai skala radius hingga mencapai dua kilometer.
Apabila skala radiusnya masih berada di bawah angka dua kilometer, maka hal itu masih dikategorikan mikro dan belum termasuk meso seperti tornado.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.