Anggota KPPS di OKU Timur Meninggal

Anggota KPPS di Desa Banuayu OKU Timur Meninggal, Dirawat di RS Setelah Pencoblosan 14 Februari

Anggota KPPS di Desa Banyuayu OKU Timur bernama Kalam bin Yusuf meninggal dunia menghembuskan napas terakhir pada Senin malam.

Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/CHOIRUL RAHMAN/DOKUMENTASI PRIBADI
Kalam bin Yusuf, anggota KPPS Desa Banuayu OKU Timur meninggal setelah dirawat di RS Pasca pencoblosan 14 Februari. Foto semasa hidup. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Kabar duka kembali menyelimuti para pejuang demokrasi di Bumi Sebiduk Sehaluan pasca pencoblosan Pemilu 2024.

Pada Minggu 18 Februari 2024 sekitar pukul 17.00 WIB, Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Banuayu, Suryadi (47) meninggal dunia.

Kemudian, Senin 19 Februari 2024 sekitar pukul 22.00 WIB.

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 01 Desa Banuayu OKU Timur meninggal dunia.

Anggota KPPS di Desa Banyuayu OKU Timur bernama Kalam bin Yusuf meninggal dunia menghembuskan napas terakhir pada Senin malam.

Kalam bin Yusuf dirawat setelah hari pencoblosan, Rabu (14/2/2024). 

Belum diketahui secara pasti kronologis maupun penyebab meninggalnya Kalam.

Baca juga: Hasil Hitung Suara Sementara Caleg DPRD Muratara Dapil 4, Daftar 7 Besar Partai dan Caleg Unggul

Namun, kabar meninggalnya Kalam dibernarkan Komisioner KPU OKU Timur Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, Aldi Adriansyah.

"Benar nian. Kalam bin Yusuf (yang meninggal). Ini saya semalam saya berada di rumah duka," ujar Aldi singkat Selasa (20/02/2024).

Diberitakan sebelumnya, Ketua PPS Desa Banu Ayu, Suryadi (40) warga Desa Banu Ayu, Kecamatan BP Peliung, Kabupaten OKU Timur meninggal dunia.

Suryadi meninggal setelah sejak 14 Februari 2024 lalu dìrawat di RSUD Martapura.

Almarhum Suryadi sebelumnya ngedrop saat di Tempat Pemungutan Suara (TPS), pada 14 Februari 2024 lalu. Kemudian dibawa ke rumah sakit.

Suryadi Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Banuayu, Kecamatan BP Peliung, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, meninggal dunia diduga akibat kelelahan saat menjalankan tugasnya mengawal kelancaran Pemilu 2024.

Sebelum meninggal dunia, Suryadi sempat dirawat di RSUD Martapura sejak 14 Februari 2024.

Terungkap, nyatanya Suryadi tetap menunjukkan rasa tanggung jawabnya meski sedang menjalani perawatan medis karena kondisi kesehatannya menurun.

Suryadi masih tetap memantau dan menjalin komunikasi dengan anggota dan staf PPS Banuayu untuk memastikan kelancaran jalannya Pemilu di daerahnya.

Sekretaris PPS Desa Banu Ayu, Dwi Utomo, bahwa almarhum Suryadi selama bertugas di PPS Banu Ayu orangnya baik.

"Keseharian, selama bekerja dengan kami orangnya enak, humble, loyal kalau soal pekerjaan," katanya, Senin (19/02/2024).

Lanjut kata Dwi Utomo, sebelum hari kejadian Suryadi mual di TPS, namun malamnya dia selalu berkomunikasi.

"Malamnya kami selalu by phone. Diskusi soal perkembangan dan persiapan pemilu, di setiap TPS di bawah PPS Banu Ayu," ujarnya.

Begitu juga saat Suryadi di rumah sakit, kata Dwi Utomo, Suryadi juga rutin telepon menanyakan soal pasca pemungutan suara di Desa Banuayu.

"Sering telpon, nanya bagaimana kondisi pemilu di Desa Banu Ayu. Kami kebetulan belum sempat menjenguk ke rumah sakit, karena kesibukan. Kami tidak menyangka beliau meninggal hari ini," bebernya.

Sementara, staf sekretriat PPS Banuayu Susanto menceritakan kronologis kejadian.

Dimana kejadian ini bermula pada hari H Pencoblosan 14 Februari 2024 lalu, Suryadi sekitar pukul 09.00 WIB ke TPS 03 di Banuayu.

Kebetulan Suryadi hendak menyalurkan hak pilihnya di TPS tersebut. Sekalian dia memantau pelaksanaan Pencoblosan di TPS 03 tersebut.

Tidak lama kemudian, Suryadi mengalami mual dan muntah. Sehingga Suryadi dibawa ke rumah. Karena kondisinya lemah oleh keluarga dibawa ke RSUD Martapura.

"Jadi hari Rabu 14 Februari dirawat. Tadi jam 5 sore meninggal," ujarnya.

Diceritakannya, selama bekerja sebagain penyelenggara di PPS, Suryadi aktif di seluruh tahapan pemilu di tingkat PPS.

"Kami tidak menyangka, karena selama bekerja dia terlihat biasa saja, tidak ada keluhan ataupun terlihat lesu," katanya.

Dia juga menceritakan, selama di rumah sakit, Suryadi sempat membuat vidio dan mengirimkan ke anak buahnya di PPS Banu Ayu.

"Dalam vidio itu beliau menanyakan perkembangan-perkembangan pencoblosan dan perhitungan suara," katanya.

Selain itu, lanjut Susanto, melalui vidio yang diterimanya pada Sabtu 17 Februari 2024 malam itu.

Suryadi juga menyampaikan pesan agar gaji Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) segera disalurkan.

"Dia berkominikasi dengan kami, menyampaikan agar honor KPPS segara dibayarkan jika uangnya sudah ada. Intinya dia masih kontrol kerjaan kami bawahan," ujarnya.

Dia mengatakan, melihat vidio yang dikirim oleh Suryadi, rekan kerja merasa senang, karena tampak dalam rekaman vidio itu Suryadi terlihat sehat.

"Kami senang juga saat melihat vidio, kami merasa beliau sudah sehat," pungkasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved