Berita Viral

Pernyataan Keluarga Junaedi Pelaku Pembunuhan Sadis Satu Keluarga di PPU Usai Rumah Dirobohkan

Keluarga dari Junaedi pelaku pembunuhan satu keluarga di Penajam Paser Utara (PPU) angkat bicara.Terkait rumah mereka yang berada di Desa Babulu Lau

Editor: Moch Krisna
Instagram @InfoPenajam
begini pernyataan keluarga Junaedi pelaku pembunuhan sadis di Babulu, PPU. Pembongkaran rumah dilaksanakan Sabtu (10/2/2024) atas persetujuan keluarga pelaku. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Keluarga dari Junaedi pelaku pembunuhan satu keluarga di Penajam Paser Utara (PPU) angkat bicara.

Terkait rumah mereka yang berada di Desa Babulu Laut kini dirobohkan imbas tindakan Junaedi.

Melansir dari Tribunkaltim, Sabtu (10/2/2023) Aliudin perwakilan keluarga Juanedi sempat memberikan beberapa poin pernyataan.

Terutama mengenai pihak keluarga menerima soal pembongkaran rumah dan tempat usaha bengkel.

"Yang bertanda tangan di bawah ini Aliudin tempat tanggal lahir balikpapan 21 oktober 1987, agama Islam alamat Babulu Laut RT 18, Kecamatan Babulu Laut Kabupaten Penajam Paser Utara, mewakili keluarga saya dengan ini pernyataan dengan sesungguhnya, bahwa, Saya dan keluarga saya bersedia untuk tidak bertempat tinggal lagi di RT 18 Desa Babulu Laut Kecamatan Babulu ataupun di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara,"ujarnya.

Adapun Aliudin mengatakan pihaknya rela rumah dihancurkan dan rata dengan tanah demi mengurangi rasa trauma masyarakat.

Rumah Keluarga Pelaku Junaedi Bunuh Satu Keluarga di PPU Akhirnya Dirobohkan
Rumah Keluarga Pelaku Junaedi Bunuh Satu Keluarga di PPU Akhirnya Dirobohkan (Instagram/Info Penajam)

"Saya dan keluarga saya bersedia di rumah kami di RT 18 Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, dirobohkan untuk mengurangi rasa trauma di masyarakat setelah barang-barang kami dikeluarkan dari rumah kami,"ujarnya

Sementara itu, tiga bangunan yang terdiri dari dua rumah dan satu bengkel milik keluarga Junaedi dihancurkan dengan menggunakan alat berat jenis ekskavator.

Melalui rekaman video yang beredar, rumah pembunuh di Babulu dibongkar terlihat jelas.

Satu unit ekskavator merobohkan setiap bangunan yang tersisa, hingga akhirnya semuanya rata dengan tanah.

Tindakan perobohan ini menjadi langkah untuk menghilangkan trauma terhadap keluarga dan warga sekitar atas kasus pembunuhan yang terjadi.

Penggunaan ekskavator sebagai alat untuk meratakan bangunan milik keluarga Junaedi telah dilakukan oleh pihak terkait.

Aksi ini dapat dianggap sebagai keputusan untuk menghilangkan bekas kejahatan dan tragedi yang terjadi di tempat tersebut.

Dengan dibongkarnya tiga bangunan yang terdiri dari dua rumah dan satu bengkel, diharapkan bisa menghilangkan rasa trauma keluarga dan warga sekitar.

Bukan Dendam, Ini Motif Junaedi Habisi Nyawa Satu Keluarga

Terkuak pengakuan JND siswa SMK di Babulu Laut, Babulu, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) bunuh 5 orang dalam satu keluarga karena butuh uang untuk bayar service hp.

JND mengaku bingung lantaran harus membayar tagihan servis ponsel hingga melakukan pembunuhan tersebut bukan karena dendam.

Kapolres Penajam Paser Utara (PPU) AKBP Supriyanto mengungkap bahwa motif sebenarnya JND membunuh 5 orang dalam satu keluarga itu merupakan pencurian.

JND mengaku memiliki tanggungan untuk memperbaiki handphone.

Sehingga JND melakukan aksi tak kejinya ketika mabuk dengan temannya tak jauh dari rumah korban.

"Saat mabuk ada pembicaraan pelaku ini punya tanggungan untuk menebus HP yang sedang diservis," katanya dilansir dari TribunnewsWiki.

Demi mencukupi uang itu, pelaku kemudian mendatangi rumah korban.

Tabiat Junaedi, siswa SMK sebelum menghabisi nyawa satu keluarga di Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur ternyata mabuk-mabukan.
Tabiat Junaedi, siswa SMK sebelum menghabisi nyawa satu keluarga di Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur ternyata mabuk-mabukan. (TribunKaltim.com)

"Pelaku mau mencukupi kebutuhan itu menyatroni rumah korban," katanya.

Setelah membunuh satu keluarga, JND juga mengambil tiga unit handphone dan uang Rp 363 ribu.

"Selesai pembunuhan dia mengambil HP kemudian dirusak, dibuang ke sungai. Masih kami lacak," katanya.

Namun sebelum pergi, JND sempat menyetubuhi RJS yang anak pertama korban dalam keadaan sudah meninggal dunia.

Selain RJS, Junaedi juga menyetubuhi jasad Sri.

Selain itu Supriyanto menekankan Junaedi juga tidak mengakui memiliki hubungan dengan korban.

"Pelaku masalah asmaranya dari pihak pelaku tidak mengakui," katanya.

(*)

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com.

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved