Anak Aniaya Orangtua Gegara Debat Capres

Polisi Bantah Anak di Palembang Aniaya Orangtua Gegara Debat Capres 2024, Terungkap Fakta Sebenarnya

Polisi membantah adanya kabar terkait seorang anak di Palembang yang dilaporkan menganiaya kedua orangtuanya karena debat capres 2024

Penulis: andyka wijaya | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Sripoku/Andyka Wijaya
Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AkBP Haris Dinzah bantah adanya laporan anak aniaya orangtua gegara debat Capres, ungkap fakta sebenarnya 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Polisi membantah adanya kabar terkait seorang anak di Palembang yang dilaporkan menganiaya kedua orangtuanya karena berbeda pendapat saat menonton debat Capres 2024 beberapa waktu lalu. 

Sebelumnya, ramai diberitakan pemuda berinisial AD (28) warga Jalan KH Azhari Kecamatan SU I, Palembang nekat menganiaya orangtuanya Marsup (49) dan Nurmala Dewi (45) karena dipicu berbeda pendapat saat debat sama-sama menonton debat Capres.

Kapolrestabes, Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono melalui Kasat Reskrim AkBP Haris Dinzah mengatakan, tindak penganiayaan itu dilakukan oleh AD bukan dipicu saat mereka nonton debat Capres, melainkan karena rasa tersinggung pemuda itu terhadap perkataan orangtuanya. 

"Bukan masalah perdebatan pemilihan paslon Capres dan Cawapres menurut keterangan orangtuanya. Namun 
ini lantaran tersinggung perkataan, menyebabkan anaknya  emosi dan melakukan penganiayaan tersebut, " kata Haris. Rabu (8/2/2024). 

Baca juga: Kekasih Tamara Tyasmara Diduga Hilangkan Jejak Usai Dante Tewas, Rekaman CCTV di Kolam Renang Dikuak

 

 

Lanjut Haris, peristiwa ini terjadi pada, Minggu, (4/2/2024), sekitar pukul 22.00.

Berawal bapak dan anaknya sedang menonton televisi di dalam rumah. Lalu sang bapak menyuruh anaknya untuk tidur guna beristirahat karena besok akan mengantar cucunya sekolah dikhawatirkan nanti terlambat bangun, tetapi anaknya tidak mau tidur.

"Ya gara-gara disuruh tidur, takut besok bangun kesiangan. Karena besok hendak mengantar cucunya," ungkap Haris seperti keterangan korban. 

Lalu, sambung Haris, tidak lama kemudian ibunya mematikan televisi dan lampu di rumah .

"Nah saat itu si anak marah dengan mengatakan tidak bisa apa tunggu sebentar lagi, sengsara sekali jadi orang miskin, enaknya jadi orang kaya itulah," kata Haris kembali seperti keterangan korban saat diambil keterangan oleh penyidik. 

Lalu, sambil berjalan anaknya mengumpat kembali kepada bapaknya

"Katanya bapak sakit parah tapi gak mati-mati. Lalu dijawab oleh bapaknya pergilah kamu dari rumah ini," ujarnya.

mendengar jawab itu, sang anak emosi langsung menganiaya bapaknya.

"Korban dipukuli di bagian pipi sebelah kiri 1 kali dan di bagian dahi 2 kali sedangkan ibunya yang melerai juga terkena pukulan bagian hidung dekat dahi sebanyak 1 kali," bebernya. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved