Arti Sirotol Mustaqim, Disebut dalam Alquran, Jalan yang Lurus yang Bagaimana? Begini Penjelasannya

Sirotol mustaqim dalam Surat Al An am ayat 153:

Al-An'am · Ayat 153

وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُۚ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۝١٥٣

Arab latin:
wa anna hâdzâ shirâthî mustaqîman fattabi‘ûh, wa lâ tattabi‘us-subula fa tafarraqa bikum ‘an sabîlih, dzâlikum washshâkum bihî la‘allakum tattaqûn

Artinya:

"dan bahwa (Al-Quran ini) adalah JALAN-ku YANG LURUS, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu MENCERAI-BERAIKAN kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (6:153)

Ayat tersebut mengatakan jadikan Alquran sebagai petunjuk jalan yang lurus.
Ayat tersebut juga melarang mengikuti jalan yang lain (selain Alquran) karena jalan lain itu membuat terpecah belah, tercerai berai.  Mengikuti jalan yang lurus adalah agar kamu bertakwa.

Sirotim mustaqim dalam Surat Hud ayat 56:

Surat Hud ayat 56

إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Arab-Latin:

Innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīm

Artinya:
Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus".