Breaking News

Berita Viral

Viral Kisah Pilu Penjual Nasi Bungkus Tertipu, Anak Sakit Dibuat Konten Donasi, Rp 40 Juta Tak Cair

Kisah seorang wanita penjual nasi bungkus di Alun-akun Bogor tengah viral dimedia sosial.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
TikTok@uni_mamaomer
Viral Kisah Penjual Nasi Bungkus Tertipu, Anak Sakit Dijadikan Konten Donasi, Rp 40 Juta Tak Cair 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kisah seorang wanita penjual nasi bungkus di Alun-akun Bogor tengah viral dimedia sosial.

Bagaimana tidak, penjual nasi bungkus bernama Uni ini mengaku anaknya dijadikan konten donasi oleh akun TikTok hingga uang terkumpul Rp 40 juta.

Berharap dapat bantuan uang pengobatan untuk sang anak, namun sayangnya ia hanya menerima Rp1,5 juta.

Ia merasa dibohongi oleh akun TikTok yang meminta donasi untuknya.

Uni itu pun mencoba memviralkan kejadian yang dialaminya tersebut.

Uni diketahui berjualan nasi bungkus demi mengobati anaknya, Omer, yang mengalami kelumpuhan.

Anak Uni yang usianya hampir tujuh tahun tersebut otaknya masih setara dengan anak usia dua tahun karena pernah sakit Cerebral Palsy (CP).

Omer bahkan sudah menjalani operasi tiga kali agar bisa berjalan.

Sebelumnya ia mengalami lumpuh selama lima tahun.

Kisah seorang wanita penjual nasi bungkus di Alun-akun Bogor tengah viral dimedia sosial.
Kisah seorang wanita penjual nasi bungkus di Alun-akun Bogor tengah viral dimedia sosial. (TikTok@uni_mamaomer)

Diketahui donasi yang dilakukan sejak Juli 2023 tersebut telah terkumpul Rp40.878.799.

Akan tetapi, menurutnya, hingga kini ia hanya menerima uang Rp1,5 juta saja.

Padahal kata Uni, anaknya kini membutuhkan biaya untuk pengobatan.

Uni pun merasa dibohongi dan hanya dijadikan konten semata untuk kepentingan pribadi.

Ia lantas meminta donasi untuk anaknya agar ditutup.

"Kitabisa.com tolong tutup donasi atas nama anak saya. Karena percuma donasi terkumpul sudah 5 bln tapi uangnya gak sampai ke anak saya. Sementara anak saya butuh pengobatan," tulisnya di akun TikTok @uni_mamaomer.

Baca juga: Kisah Pilu Anak Penjual Nasi Bungkus Cuma Jadi Konten Donasi, Dibohongi Tak Dapat Uang Pengobatan

Baca juga: Salurkan Donasi dari Karyawan Telkomsel, Majelis Telkomsel Takwa Gelar Khitanan Gratis

Adapun awal nya, diceritakan Uni pada Juli 2023 lalu, ada seseorang dari galang donasi akun bernama Cerita Haru yang menghubungi dirinya.

"25 Juli tim Cerita Haru Hari ini datang ke tempat jualan saya di alun2 Bogor, mereka lalu memvideo saya dan anak saya yang sedang jualan saat itu," tulisnya.

Video itu pun disebut di-posting di akun @ceritaharuhariini.

Uni menyebut, tim yang datang pada saat itu menjanjikan uang donasi yang terkumpul akan diberikan kepada anaknya untuk biaya pengobatan.

Akan tetapi, kata dia, saat anaknya akan dioperasi, Uni meminta diisikan saldo Gojek saja tidak diberikan oleh penggalang donasi.

"Saya terpaksa memohon ke dokter agar anak saya jangan dirujuk ke RSCM karena saya ga ada biaya untuk ke sana. Padahal donasi sudah terkumpul 40.000.000," kata Uni.

Setelah berulang kali menanyakan soal uang tersebut, Uni pun akhirnya dikirimi uang.

"Sebulan kemudian datang bantuan 1.500.000 yang uangnya langsung saya pakai untuk menebus obat untuk otak," jelasnya.

"Saya bingung, untuk siapa uang donasi? Gendang telinga anak saya yg pecah tidak bisa saya obati, tiap bulan kontrol di RSUD habis duit 350.000," tulisnya lagi.

Uni pun akhirnya meminta agar donasi untuk anaknya ditutup saja.

"Saya gak mau RIBUT. Saya hanya minta TOLONG agar DONASI ini di TUTUP," tulisnya.

Terbaru, ia pun mengabarkan kalau donasinya sudah ditutup. Namun uang Rp40 juta yang didapat dari donasi belum ia terima.

Klarifikasi Penjual Nasi

Setelah meminta penggalangan dana ditutup, Uni dan Omer pun akhirnya menerima uang donasi tersebut.

"Alhamdulillah masalah udah clear, semua cuma miss komunikasi aja," tulis akun @uni_mamaomer.

Setelah bertemu dengan tim Kitabisa.com, Uni pun mengaku mendapat penjelsan bahwa donasi yang terkumpul merupakan haknya, dan bisa dicairkan sesuai kebutuhan.

"Beberapa waktu ini ada kesulitan komunikasi di sisi saya tapi udah dijelaskan kembali," kata Uni, dikutip TribunJatim.com dari TribunCirebon.

Ia lalu memposting fotonya bersama Omer sambil memegang kertas betuliskan 'Penyaluran bantuan hasil galang dana Rp 21.359.750'.

Netizen pun penasaran kenapa uang yang diterima hanya setengahnya.

Padahal di laman Kitabisa.com, donasi yang terkumpul Rp 40.878.799.

Menurut Uni, uang tersebut sudah dipotong biaya operasional.

"Dipotong biaya iklan dan operasional kata kitabisa kak. dipotong biaya iklan dan operasional kata kitabisa kak," tulis Uni.

"Banyak bener ya potongan nya," tulis akun Z.

Sementara itu, di laman Kitabisa.com, dijelaskan bahwa masih ada uang sisa Rp Rp 7.949.824 yang akan disalurkan untuk kebutuhan pengobatan di bulan berikutnya.

Berikut rinciannya :

Donasi terkumpul : Rp 40.981.508

Donasi operasional yayasan Kitabisa 5 persen : Rp 2.035.994

Donasi promosi iklan : 6.246.622

Biaya transaksi teknologi : Rp 1.107.130

Total dana yang telah dicairkan untuk penerima manfaat : Rp 23.562.950

Sisa dana : Rp 7.949.824

Sementara itu akun Kita Bisa di Twitter pun memberikan tanggapan soal kasus tersebut.

"Hi kak, terima kasih laporannya.

Tim kami juga sudah terima laporannya di Tiktok, dan saat ini tim terkait sedang menindaklanjuti laporan langsung ke penerima manfaat yg melaporkan.

Akan kami update kembali jika sudah jelas situasinya ya," tulis akun Twitter @kitabisacom.

Kisah seorang wanita penjual nasi bungkus di Alun-akun Bogor
Kisah seorang wanita penjual nasi bungkus di Alun-akun Bogor (TikTok@uni_mamaomer)

Di hari yang sama, Kita Bisa pun memberikan kabar terbaru soal kasus tersebut.

Pihaknya mengatakan telah menemui langsung ibu penjual nasi bungkus tersebut.

Kita Bisa menyampaikan beberapa poin soal informasi galang dana untuk anak penjual nasi bungkus di Bogor tersebut.

Berikut update-nya, dikutip dari akun Twitter @kitabisa.com, Selasa (26/12/2023).

1. Posisi Kitabisa sebagai platform galang dana yang mengatur galang dana, penyaluran, dan pelaporan ke donatur

2. ⁠Donasi yang tersedia di halaman galang dana merupakan hak penerima manfaat, sebagaimana tertulis secara transparan di halaman galang dana

3. Menurut penggalang dana, hak penerima manfaat selama ini selalu siap disalurkan sesuai dengan permintaan penerima manfaat atau disalurkan secara rutin setiap bulannya

4. Sempat terjadi miskomunikasi antara penggalang dana dan penerima manfaat, sehingga penerima manfaat berasumsi donasi tidak bisa dicairkan. Faktanya, sisa dana belum dicairkan dari halaman galang dana karena belum ada permintaan kepada tim penggalang dana

5. ⁠Setelah dijelaskan kembali, kedua belah pihak sepakat donasi dicairkan sepenuhnya dan penggalangan dana diakhiri sesuai dengan permintaan penerima manfaat.

 

 

 

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved