Berita Palembang

Wanda Lesmana Launching Mini Album Daerah Palembang, Ada Versi Karaoke

Seniman Palembang Wanda Lesmana  melaunching Mini Album Daerah Palembang (Lagu-Lagu Abadi Seniman Palembang)

TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA TRISNAWATI
Seniman Palembang Wanda Lesmana melaunching Mini Album Daerah Palembang di Auditorium Opi Mal Palembang, Sabtu malam (25/11/2023) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Seniman Palembang Wanda Lesmana  melaunching Mini Album Daerah Palembang (Lagu-Lagu Abadi Seniman Palembang) yang berisi lima lagu daerah nan popular dan lima lagu daerah versi karaoke.

Wanda Lesmana menjelaskan dalam Mini Album Daerah Palembang yang  dirilis ini ada lagu hasil ciptaan Seniman Palembang lain dan dua diantaranya merupakan hasil karangannya sendiri. 

"Kita melakukan aransemen hingga musik yang kita bawakan dengan gaya kita sendiri. Butuh dua bulan untuk bisa merilis Mini Album Daerah Palembang ini," kata Wanda, Minggu (26/11/2023).

Baca juga: Kakak Beradik Nyaris Bacok Polisi di PALI Karena Tak Terima Adiknya Ditangkap, Berujung Ikut Diciduk

 Wanda berharap melalui mini album daerah Palembang ini dapat meningkatkan kecintaan masyarakat Palembang dengan lagu-lagu asli Palembang, khususnya ciptaan dari Seniman Palembang

Sementara itu Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengucapkan selamat dan mengapresiasi kepada Wanda Lesmana yang telah merilis Mini Album Daerah Palembang. 

"Kita menilai hal ini sangat penting, kalau tidak dilakukan pelestarian, budaya kita akan tinggal sejarah saja nantinya. Mudah-mudahan akan ada Wanda Lesmana lainnya yang peduli dengan budaya di Sumsel," kata SMB IV

Kelima lagu yang ada di dalam Mini Album Daerah Palembang antara lain:


1. Melati Karangan

Melati Karangan merupakan salah satu lagu daerah yang berasal dari Sumatera Selatan (Sumsel).

Lagu Melati Karangan termasuk ke dalam salah satu lagu tradisional Palembang.

Lagu ini merupakan tanda atau identitas Palembang yang selalu menghormati sosok seorang wanita.

Pertunjukan dengan musik Melayu pada lagu Melati Karangan biasanya disajikan dalam upacara adat pernikahan.

2. Cuk Mak Ilang

Cuk Mak Ilang merupakan lagu wajib daerah yang berasal dari Palembang, Sumsel.

Uniknya, masyarakat Melayu zaman dahulu, sering menggunakan pantun untuk mengungkapkan perasaan kepada orang yang disukai. 

Lagu Cuk Mak Ilang yang liriknya terbuat dari susunan pantun ini bermakna menyatakan perasaan kepada orang yang disukai.

3. Rudat Sultan

Lagu satu ini menceritakan mengenai sejarah Kesultanan Palembang Darussalam hingga perkembangannya di Kota Palembang. 

Bahkan lagu ini merupakan cerita Fakta yang sesungguhnya terhadap Kesultanan Palembang Darussalam. 

4. Ya Salam

Lagu Ya Salam merupakan ciptaan dari seniman kota Palembang, almarhum Iir Stoned dengan nama asli Masagus Ahmad Helmi. 

Ilir Stoned sendiri adalah seniman yang produktif menciptakan lagu-lagu khas berbahasa Palembang semasa hidupnya, dan lagu yang paling terkenal itu, lagu Ya Saman. 

5. Rayuan Tan Bun An

Lagu Rayuan Tan Bun An merupakan lagu menceritakan tentang legenda Pulau Kemaro. Lagu ini menceritakan legenda cinta seorang saudagar Tiongkok dan putri asli Palembang.

Sang saudagar Tiongkok bernama Tan Bun An jatuh cinta kepada Siti Fatimah.

Setelah merestui pernikahan sang anak, orang tua Tan Bun An lalu memberikan hadiah berupa tujuh guci besar kepada sang anak dan menantu.

Tan Bun An dan Siti Fatimah lalu berlayar pulang ke Palembang dengan membawa guci-guci pemberian orang tuanya. 

Saat masih berada di tengah Sungai Musi, Tan Bun An penasaran dengan isi guci-guci itu lalu membukanya. 

Maka terkejutlah Tan Bun An melihat guci berisi sawi-sawi asin. 

Hal tersebut membuat Tan Bun An marah dan melemparkan guci-guci itu ke Sungai Musi. Ketika hendak melempar guci ketujuh, tanpa sengaja guci tersebut jatuh dan pecah di perahu. 

Ternyata guci pecah itu berisi harta benda yang permukaannya ditutupi sawi-sawi asin. Tan Bun An yang sudah membuang 6 guci lantas menyesali perbuatannya. 

Tanpa pikir panjang, Tan Bun An segera melompat ke air untuk mengambil kembali guci-gucinya.

Melihat hal tersebut, sang pengawal pun ikut terjun untuk membantu majikannya. 

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. 

Tan Bun An dan pengawalnya tak kunjung muncul ke permukaan sungai sehingga membuat Siti Fatimah panik, hingga akhirnya Siti Fatimah memutuskan untuk lompat ke air dan mengalami nasib yang sama dengan Tan Bun An serta pengawalnya.
 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved