Muara Enim untuk Rakyat

Tekan Angka Stunting, Pemkab Muara Enim Gencar Sosialisasi Program KB

Menurut Rizali, bahwa pada zaman dahulu para orang tua banyak yang memiliki anak bisa 10 orang lebih dari seorang ibu.

Editor: Sri Hidayatun
ARDANI/SRIPOKU.COM
Pj Bupati Muara Enim didampingi Kepala DPPKB H Rinaldo SSTP MSi dan owner RSIA Karunia Indah Medika meninjau pelayanan KB. 

TRIBUNSUMSEL.COM,MUARAENIM- Pemerintah Kabupaten Muara Enim terus gencar melakukan berbagai upaya terus melakukan pencegahan stunting.

Salah satu upayanya yakni dengan melaksakan program Keluarga Berencana (KB) untuk menekan angka stunting khususnya di Kabupaten Muara Enim. 

"Kalau ber-KB, tentu jarak kehamilan bisa diatur guna memberi jarak usia anak sehingga bisa mendapatkan hak sebagai anak bukan hanya dari asupan tapi juga pola asuh, sekolah dan lain lain," jelas Pj Bupati Muara Enim H Ahmad Rizali MA didampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Muara Enim H Rinaldo SSTP MSi, saat meninjau pelayanan KB di RSIA Karunia Indah Medika Muara Enim dalam rangka Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK, Kamis (23/11/2023).

Menurut Rizali, bahwa pada zaman dahulu para orang tua banyak yang memiliki anak bisa 10 orang lebih dari seorang ibu.

Hal ini tidak terlepas dari pepatah orang tua banyak anak banyak rezeki.

Apalagi kalau menikahnya di usia muda yang sangat produktif seperti umur 20 tahun, itu bisa saja setiap tahun memiliki anak satu sehingga kadang-kadang anak kurang terurus sebab orangtua sibuk mengurusi rumah tangga untuk mencari nafkah.

Hal tersebut terjadi karena saat itu belum memiliki program KB dengan berbagai jenis sehingga jarak antar anak sangat dekat. 

"Efeknya karena usia terlalu dekat perhatian terhadap anak tentu akan terbagi yang seharusnya masih mendapat perhatian orangtua ternyata sudah punya adik tentunya haknya sebagai anak berkurang. Dan sang kakak terbebani karena harus ikut bertanggungjawab mengurusi adiknya sehingga waktu bermainnya hilang akibat harus mengurusi adik-adiknya," bebernya. 

Sebenarnya, lanjut Rizali, usia anak hingga umur 12 tahun itu lebih suka bermain dibanding belajar jadi hak anak itu juga harusnya bisa dipenuhi.

Makanya, dengan adamya program KB maka jarak kelahiran bisa diatur sedemikian rupa sesuai keinginan.

Dan hal tersebut bukannya ingin membatasi hak seseorang untuk memiliki anak lebih dari dua tapi harus dipikirkan juga hak anak, apabila banyak tentu kebutuhannya banyak mulai dari hal pendidikan, sandang, pangan, papan, terutama kasih sayang dari kedua orang tua.

"Sebab kita ingin, pada saat bonus demografi generasi Indonesia adalah generasi yang berkualitas keperluan. Sekolahnya harus terjamin, makanannua juga, dan terutama kasih sayangnya, tentu kita semua ini anak anak generasi kita itu berkualitas dan berakhlak yang baik," ujarnya.

Ditambahkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Muara Enim H Rinaldo SSTP MSi,  bahwa KB merupakan salah satu upaya dalam menekan angka stunting di Kabupaten Muara Enim.

Sebab dengan kualitas anak yang baik tentu akan mendongkrak masa depan anak begitupun sebaliknya, apalagi sampai  kebutuhannya tidak tercukupi sehingga menjadi stunting.

Oleh karena itu, maka perlunya penggalakan gerakan KB sehingga bisa memberi jarak kelahiran setiap anak sehingga pola asuh dan  perhatian terhadap anak juga tercukupi. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved